Teks -- 1 Timotius 6:4 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> 1Tim 6:4
Jerusalem: 1Tim 6:4 - mencari-cari soal Dipertentangkan satu sama lain: mencari Allah hal mana dalam Perjanjian Lama menyimpulkan sikap kaum beriman terhadap Allah, Ula 4:29; Maz 27:8; Yer 2...
Dipertentangkan satu sama lain: mencari Allah hal mana dalam Perjanjian Lama menyimpulkan sikap kaum beriman terhadap Allah, Ula 4:29; Maz 27:8; Yer 29:13-14, dll dan oleh Perjanjian Baru terus dijunjung tinggi, Mat 6:33; 7:7-8; Kis 17:27, dll, dan mencari-cari soal-soal halus dengan kurang pantas dan dengan tidak ada habis-habisnya. Ini merupakan suatu "penyakit" bagi "ajaran sehat", 1Ti 6:3; 1:10+, dan keinginan tahu yang seolah-olah mau melampaui rahasia iman, bdk 2Yo 9. Bdk 1Ti 1:4; 2Ti 2:16,23; Tit 3:9.
Ref. Silang FULL -> 1Tim 6:4
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Tim 6:1-5
Matthew Henry: 1Tim 6:1-5 - Kewajiban Para Hamba
I. Paulus membicarakan mengenai kewajiban para hamba (ay. 1-2).
II. Mengenai guru-guru palsu (ay. 3-5).
III. Mengenai ibadah dan kese...
- I. Paulus membicarakan mengenai kewajiban para hamba (ay. 1-2).
- II. Mengenai guru-guru palsu (ay. 3-5).
- III. Mengenai ibadah dan keserakahan (ay. 6-10).
- IV. Apa yang harus dijauhi Timotius, dan apa yang harus dikejarnya (ay. 11-12).
- V. Sebuah perintah yang sungguh-sungguh (ay. 13-16).
- VI. Perintah bagi orang-orang yang kaya (ay. 17-19). Dan terakhir, perintah bagi Timotius (ay. 20-21).
Kewajiban Para Hamba (6:1-5)
- I. Inilah kewajiban para hamba. Rasul Paulus sebelumnya sudah membicarakan mengenai berbagai hubungan dalam jemaat, dan kini dia berbicara mengenai hubungan-hubungan dalam keluarga. Di sini dikatakan bahwa para hamba menanggung beban perbudakan, yang menunjukkan sikap tunduk maupun kerja keras. Mereka dibebani dengan pekerjaan dan tidak boleh berleha-leha. Jika Kekristenan mendapati para hamba menanggung beban, maka ia menghendaki mereka perlu terus menanggung beban itu, sebab Injil tidaklah membatalkan kewajiban yang diemban siapa pun, baik karena hukum alam maupun karena kesepakatan dua pihak tertentu. Mereka harus menghormati tuan mereka, menganggap mereka layak mendapat segala penghormatan (sebab mereka adalah tuan), layak akan segala hormat, ketaatan, sikap penurut, dan kepatuhan, yang pantas diharapkan dari para hamba terhadap tuan mereka. Bukan berarti tuan-tuan mereka itu kekurangan dalam hal-hal ini, tetapi karena mereka itu tuan, maka para hamba harus menganggap tuan mereka layak mendapat segala penghormatan yang memang patut mereka terima, agar nama Allah jangan dihujat orang. Jika para hamba yang memeluk agama Kristen menjadi kurang ajar dan membangkang terhadap tuan mereka, maka ajaran Kristus akan dihina gara-gara mereka, seolah-olah ajaran itu sudah membuat mereka menjadi orang yang lebih buruk daripada sebelum mereka menerima Injil. Perhatikanlah, jika pemeluk agama Kristen berperilaku tidak benar, nama Allah dan ajaran-Nya terancam dihujat orang-orang yang mencari kesempatan untuk menghujat nama yang mulia itu, yang melaluinya kita telah dipanggil. Inilah alasan tepat mengapa kita semua harus berlaku baik, supaya kita mencegah terbukanya kesempatan yang dicari-cari banyak orang yang selalu siap untuk menjelek-jelekkan agama kita. Atau misalnya sang tuan adalah seorang Kristen yang percaya, dan hambanya juga orang percaya, apakah ini berarti hamba itu dibebaskan, sebab dalam Kristus tidak ada hamba atau orang merdeka? Tidak, sama sekali tidak begitu, sebab Yesus Kristus tidak datang untuk menghapuskan ikatan hubungan dalam masyarakat, tetapi justru untuk mengeratkannya: Jika tuan mereka seorang percaya, janganlah ia kurang disegani karena bersaudara dalam Kristus. Sebab, persaudaraan demikian hanya terkait dengan hak-hak istimewa rohani, bukannya dengan martabat atau keuntungan lahiriah apa pun (bila orang memakai agama Kristen sebagai alasan untuk menolak tugas-tugas yang harus mereka jalankan dalam hubungan mereka dengan orang lain, maka orang tersebut sudah salah memahami dan sudah menyalahgunakan agama mereka). Malah sebaliknya, hendaklah ia dilayani mereka dengan lebih baik lagi, sebab mereka saudara yang percaya dan yang kekasih. Justru para hamba itu harus menganggap diri mereka sendiri lebih terikat untuk melayani tuan mereka oleh karena iman dan kasih yang mewajibkan orang-orang Kristen untuk berbuat baik. Dan memang itulah inti dari pelayanan mereka. Perhatikanlah, jika kita memiliki alasan untuk menganggap mereka sebagai saudara yang percaya dan yang kekasih, dan juga yang menerima berkat pelayanan kita, yaitu berkat Kekristenan, maka hal itu merupakan dorongan yang besar bagi kita untuk melaksanakan tugas kita terhadap orang lain yang ada hubungan dengan kita. Sekali lagi, tuan dan hamba yang sama-sama percaya adalah saudara, sebab di dalam Kristus Yesus tidak ada hamba atau orang merdeka, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus (Gal. 3:28). Timotius ditunjuk untuk mengajarkan dan menasihatkan semuanya ini. Para hamba Tuhan bukan saja harus mengabarkan kewajiban-kewajiban umum semua orang, tetapi juga kewajiban-kewajiban dalam hubungan-hubungan khusus.
- II. Di sini Paulus memperingatkan Timotius supaya menarik diri dari orang-orang yang mencemari ajaran Kristus dan menjadikannya sumber perpecahan, pertengkaran, dan perdebatan: Jika seorang mengajarkan ajaran lain (ay. 3-5), tidak berkhotbah sesuai dengan apa yang seharusnya, tidak mengajar dan menasihatkan hal-hal yang menggalakkan ibadah yang sungguh-sungguh, yaitu jika dia tidak menuruti perkataan sehat, perkataan yang memiliki kecenderungan langsung untuk memulihkan jiwa, dan juga, jika dia tidak menuruti perkataan Tuhan kita Yesus Kristus. Perhatikanlah, kita tidak diwajibkan untuk menuruti perkataan apa pun sebagai pekataan yang sehat kecuali perkataan Tuhan kita Yesus Kristus. Kepada perkataan Kristus itulah kita harus menurut dan taat dengan sungguh-sungguh, dan juga kepada ajaran yang sesuai dengan ibadah kita. Perhatikan, pengajaran Tuhan kita Yesus adalah pengajaran yang sesuai dengan ibadah. Pengajaran itu memiliki kecenderungan langsung untuk membuat orang menjadi saleh. Tetapi orang yang tidak menurut pada perkataan Kristus ialah seorang yang berlagak tahu (ay. 4) dan suka bertengkar, dungu, serta melakukan banyak kekacauan terhadap jemaat, tanpa tahu apa-apa. Perhatikan, biasanya orang yang paling congkak itu justru yang paling sedikit tahu, sebab dengan segala pengetahuan mereka, mereka justru tidak mengenali diri mereka sendiri. Penyakitnya ialah mencari-cari soal. Orang-orang yang melenceng dari pengajaran Kekristenan yang jelas dan sederhana akan terjebak dalam percekcokan yang menggerogoti kehidupan dan kuasa agama. Mereka sibuk mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan banyak kekacauan dalam jemaat dan membuka peluang untuk mendatangkan dengki, cidera, fitnah, curiga. Saat manusia tidak puas dengan perkataan Tuhan Yesus Kristus dan pengajaran yang sesuai dengan ibadah, ia akan merangkai pemikiran-pemikirannya sendiri dan memaksakannya pada orang lain. Ia memakai perkataan sendiri yang diajarkan oleh hikmat manusia, dan bukannya perkataan yang diajarkan Roh Kudus (1Kor. 2:13-14). Dengan cara demikian, mereka menebar benih-benih kejahatan dalam jemaat. Itulah sumber percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat (ay. 5), percekcokan yang pelik dan tidak ada gunanya. Perhatikanlah, orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat adalah mereka yang sudah kehilangan kebenaran. Alasan mengapa pikiran manusia tidak lagi sehat adalah karena mereka tidak berpegang teguh pada yang ada di dalam Yesus dan mereka mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan, memperalat agama demi kepentingan duniawi mereka. Dari orang-orang seperti itulah Timotius diperingatkan untuk menarik diri. Bisa kita perhatikan,
- 1. Perkataan Tuhan kita Yesus Kristus adalah perkataan yang sehat, yang paling manjur untuk mencegah atau menyembuhkan luka-luka jemaat, serta memulihkan hati nurani yang terluka. Sebab, Kristus memiliki lidah seorang cerdik pandai, untuk memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu (Yes. 50:4). Perkataan Kristus adalah yang terbaik untuk mencegah perpecahan dalam jemaat. Sebab, tidak seorang pun yang mengakui iman di dalam Dia akan melawan kelayakan atau wewenang perkataan Tuhan dan Guru mereka. Selain itu, semenjak manusia menyatakan perkataan mereka setara dengan perkataan-Nya, bahkan terkadang mengaku lebih tinggi, jemaat tidak pernah lagi berlaku benar.
- 2. Siapa pun yang mengajar sebaliknya dan tidak menurut pada perkataan yang sehat ini, maka dia adalah seorang yang berlagak tahu, padahal tidak tahu apa-apa. Sebab biasanya kecongkakan dan kedunguan berjalan beriringan.
- 3. Paulus mengecam orang-orang yang tidak menurut pada perkataan Tuhan kita Yesus Kristus dan ajaran yang sesuai dengan ibadah. Mereka berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa: tidak tahu perkataan lain yang lebih sehat.
- 4. Kita belajar mengenai dampak menyedihkan karena mencari-cari soal dan bersilat kata. Sikap mencari-cari soal itu menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, dan percekcokan. Saat manusia meninggalkan perkataan sehat Tuhan kita Yesus Kristus, mereka tidak akan pernah lagi sepakat dalam perkataan lain, baik itu perkataan mereka sendiri maupun yang direka-reka oleh orang lain, melainkan akan terus-menerus bertengkar dan berselisih mengenainya. Hal ini akan menyebabkan dengki, ketika mereka melihat bahwa perkataan orang lain lebih disukai daripada perkataan yang sudah mereka agungagungkan sendiri. Ini juga akan mengakibatkan kecemburuan atau prasangka satu dengan yang lainnya, yang di sini disebut curiga, yang kemudian akan berlanjut menjadi percekcokan.
- 5. Orang-orang yang terlibat dalam percekcokan itu menampakkan diri sebagai orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, terutama yang bersikap demikian hanya untuk memperoleh keuntungan, yang mereka jadikan sebagai ibadah karena mereka mendewa-dewakan keuntungan itu. Ini terbalik dengan pendapat Rasul Paulus yang menganggap ibadah sebagai keuntungan besar.
- 6. Para hamba Tuhan dan orang-orang Kristen yang baik akan menarik diri dari orang-orang seperti tadi. “Menjauhlah dari mereka, umat-Ku, dan pisahkan diri kalian,” sabda Tuhan: Menjauhlah dari orang-orang seperti itu.
SH: 1Tim 6:1-10 - Akar segala kejahatan (Rabu, 6 Desember 2006) Akar segala kejahatan
Pengaruh ajaran sesat menyebabkan kesaksian jemaat ke masyarakat luar
menjadi buruk sehingga "nama Allah dan ajaran Kriste...
Akar segala kejahatan
Pengaruh ajaran sesat menyebabkan kesaksian jemaat ke masyarakat luar
menjadi buruk sehingga "nama Allah dan ajaran Kristen dihujat"
(1; bdk. 5:14b). Maka penting bagi jemaat memperlihatkan sikap
"menghormati" saudara seiman, terutama para janda, penatua, dan
hamba terhadap tuannya. Dengan "menghormati" tuannya, baik yang
tidak seiman (6:1) dan terlebih lagi yang seiman (2), serta
"melayani mereka dengan baik," para hamba mengikuti teladan
Kristus, yang menjadi hamba dalam ketaatan-Nya kepada Allah (
Pola hidup dan perilaku yang mencerminkan ibadah yang benar juga terlihat melalui sikap terhadap materi. Ajaran sesat di Efesus bukan hanya menyimpang dari ajaran Kristus serta ibadah yang benar, tetapi juga memecah-belah jemaat dan dimotivasi oleh keinginan menggaet keuntungan materi (1Tim. 6:3-5). Tidak jarang di dalam gereja Tuhan muncul orang-orang atau pemimpin seperti Simon si penyihir (Kis. 8:9-24), yang berusaha mengkomersialkan agama. Paulus menegaskan bahwa ia tidak pernah "mencari keuntungan dari firman Allah" (2Kor. 2:17; Kis. 20:33) atau "mempunyai maksud loba yang tersembunyi" (1Tes. 2:5).
Ibadah memang memberi keuntungan besar, yakni keuntungan rohani (bdk.
1Tim. 4:8), jika disertai rasa cukup (5:6). Yang dianjurkan bukan
hidup melarat, melainkan rasa puas karena terpenuhinya kebutuhan
pokok kita (8; bdk. Mat. 6:33). Yang harus kita waspadai ialah
keserakahan, karena "cinta uang" itu seperti minum air laut makin
banyak makin haus. Waspadai dosa Akhan (Yos. 7) dan Yudas (
Renungkan: Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada (Mat. 6:21)!
SH: 1Tim 6:2-10 - Ciri ajaran sesat dari sisi uang (Rabu, 19 Juni 2002) Ciri ajaran sesat dari sisi uang
Kembali Paulus mengingatkan Timotius untuk berhati-hati terhadap orang yang membawa ajaran yang "lain" (ayat 3). Di ...
Ciri ajaran sesat dari sisi uang
Kembali Paulus mengingatkan Timotius untuk berhati-hati terhadap orang yang membawa ajaran yang "lain" (ayat 3). Di sini Paulus menggarisbawahi karakter lainnya dari para pengajar sesat ini. Selain ajaran mereka yang bertentangan dengan perkataan Tuhan Yesus (ayat 3), mereka juga sok tahu, senang dengan "mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, ... (ayat 4) serta percekcokan (ayat 5). Mereka "tidak lagi berpikiran sehat dan … kehilangan kebenaran" (ayat 5). Terakhir, mereka mempunyai motivasi yang sangat materialistis (ayat 5b-10). Mereka menganggap ibadah sebagai sumber keuntungan (ayat 5b).
Sebagai kontras, Paulus memberikan gambaran tentang arti ibadah yang benar. Ibadah, yang artinya lebih menunjuk pada cara hidup Kristen yang berdasarkan perkataan Tuhan Yesus dan ajaran yang benar (ayat 3), memberi keuntungan yang besar bila disertai dengan rasa cukup, "Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah" (ayat 8). Keuntungan ini sempat disinggung Paulus pada 4:7-8. Tidak seperti mereka yang terpengaruh oleh ajaran sesat itu sehingga menjadi sangat bersemangat dalam mencari kekayaan sehingga terjatuh ke dalam pencobaan dan "berbagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan" (ayat 9). Tidak hanya kebinasaan dalam kekekalan yang menjadi akibatnya, tetapi pada kehidupan kini dan di sini. Orang-orang yang cinta uang telah "menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka" (ayat 10b). Hal yang paling menyedihkan adalah bila para pengajar seperti ini telah membuat anggota jemaat menyeleweng dan menyimpang dari iman dan ibad ah yang sejati (bdk. 10c). Semuanya karena "cinta uang adalah akar dari segala kejahatan" (ayat 10a).
Renungkan: Banyak agama dan kepercayaan di dunia ini mengajarkan bahwa manusia beribadah agar Tuhan melimpahinya dengan berbagai berkat materi. Bahkan, kekayaan adalah balasan yang wajib diberikan oleh Tuhan kepada mereka yang beribadah. Pemahaman seperti ini tidaklah alkitabiah. Kristen memandang kekayaan sebagai berkat Allah yang mencukupkan kita (lih. 6:17b), tidak lebih, dan bukan tujuan utama hidup.
SH: 1Tim 6:2-10 - Belajar Mencukupkan Diri (Kamis, 23 Juni 2016) Belajar Mencukupkan Diri
Paulus memperingatkan Timotius tentang orang-orang yang menyesatkan di tengah umat, yaitu orang yang mengajarkan ajaran atau...
Belajar Mencukupkan Diri
Paulus memperingatkan Timotius tentang orang-orang yang menyesatkan di tengah umat, yaitu orang yang mengajarkan ajaran atau doktrin yang berbeda dengan kebenaran firman Tuhan (3). Isi pengajarannya bukan hanya tidak setuju dengan kebenaran yang disampaikan langsung oleh TUHAN, khususnya tentang materi (Mat. 6:19-34). Mereka memecah-belah persatuan di tengah jemaat (4-5) dan mencari keuntungan dalam ibadah (5b, 9-10). Orang-orang seperti ini menyusup secara perlahan ke tengah komunitas umat Allah dan menimbulkan perpecahan dari dalam dengan saling memfitnah, mencari-cari kesalahan orang lain, mencurigai, dan berlagak tahu segalanya. Mereka menipu dan mencari keuntungan di tengah perpecahan.
Tuhan memberkati orang-orang yang beribadah dengan sungguh dalam kesalehan, namun Tuhan tidak ingin kita beribadah karena motivasi demi meraih keuntungan atau demi kekayaan. Sebab, cinta uang adalah akar kejahatan dan dapat membuat seseorang menyimpang dari iman (10). Oleh karena itu, Paulus mengingatkan Timotius dan jemaat Efesus agar mereka setia dalam pengajaran firman (2b) dan mencukupkan diri di dalam segala perkara (6, 8). Karena, kita lahir dan mati tanpa membawa apa-apa (7). Ungkapan "asal ada makanan dan pakaian" merupakan ukuran kebutuhan mendasar yang ada dalam literatur kuno dan pengajaran firman TUHAN (Mat. 6:25). Dengan kesetiaan dalam firman dan rasa cukup dalam segala keadaan, maka umat Allah akan terhindar dari penyimpangan dan kedukaan (10), serta tetap teguh di dalam iman kepada Tuhan.
Banyak orang menjadi Kristen bukan karena sungguh-sungguh ingin ikut Tuhan, melainkan karena ingin menjadi kaya dan sukses. Ketika mereka tidak mengalami seperti yang mereka inginkan (menjadi kaya), dengan mudah mereka meninggalkan kekristenan. Apakah kekristenan kita seperti demikian? Semoga tidak. Marilah kita sama-sama belajar untuk mencukupkan diri di dalam segala keadaan dan tetap setia dalam pengajaran firman Tuhan. [MFS]
SH: 1Tim 6:2-10 - Dampak Mengikut Yesus (Minggu, 21 November 2021) Dampak Mengikut Yesus
Apa dampaknya ketika seseorang mengikut Yesus? Pertanyaan semacam ini boleh dikatakan berkembang di sepanjang masa, tidak hanya...
Dampak Mengikut Yesus
Apa dampaknya ketika seseorang mengikut Yesus? Pertanyaan semacam ini boleh dikatakan berkembang di sepanjang masa, tidak hanya di masa ini, tetapi juga di masa jemaat yang dilayani Timotius. Berangkat dari pertanyaan semacam itu, muncul ajaran yang menyatakan bahwa ketika orang mengikut Yesus, berkat materi yang berlimpah akan menyertainya.
Bagi Paulus, ajaran yang demikian adalah "ajaran lain" yang tidak sesuai dengan firman Tuhan (3). Ajaran semacam itu hanya menghasilkan perilaku yang merusak, seperti penyakit dalam kehidupan persekutuan. Karena ajaran ini, orang-orang mencari-cari kesalahan serta membuahkan dengki, kekerasan, dan fitnah (4).
Pengikut ajaran ini mencari keuntungan materi belaka. Kalaupun mereka beribadah, yang dicari bukan kemuliaan Allah, melainkan keuntungan diri sendiri (5). Mereka beriman pada berkat, bukan pada Sang Pemberi berkat, padahal berkat dalam bentuk materi tidak akan dibawa sesudah kematian (7).
Itulah sebabnya, Paulus kemudian mengingatkan dan memberi penekanan betapa pentingnya rasa cukup (6). Rasa cukup akan membawa kepada sikap syukur, karena apa yang telah mereka terima dari Tuhan cukup adanya (8). Rasa syukur membuat hidup ini indah untuk dijalani. Inilah yang disebut sebagai keuntungan besar dalam mengikut Yesus.
Lawan dari rasa cukup adalah keserakahan. Orang yang serakah dijerat dan dikuasai oleh hawa nafsu (9). Apa pun yang diberikan Tuhan tidak pernah cukup. Dampak penyimpangan iman dan dukacita dimulai dari kecintaan akan uang (10).
Keserakahan adalah cara hidup yang makin menguasai manusia di dunia ini. Sebagai seorang pengikut Tuhan Yesus, mari kita tinggalkan keserakahan. Kini kita melihat betapa pentingnya rasa cukup bagi hidup kita, karena apa yang Tuhan berikan memang lebih dari cukup. Ingatlah selalu Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus: "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya" (Mat. 6:11).
Tiada hari tanpa mengucap syukur karena Tuhan senantiasa memberikan yang terbaik bagi kita. Inilah dampak mengikut Yesus yang begitu menguntungkan. [ASP]
Utley -> 1Tim 6:3-10
Utley: 1Tim 6:3-10 - --NASKAH TERJEMAHAN BARU: 1Tim 6:3-103 Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat — yakni perkataan Tuhan kita Yesus Krist...
NASKAH TERJEMAHAN BARU: 1Tim 6:3-10
3 Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat — yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus — dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita, 4 ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, 5 percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan. 6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. 7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. 8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. 9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. 10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
1Tim 6:3 "Jika" Ini adalah suatu KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL (yang dianggap benar) yang melanjutkan konteks sastra dari 1Tim 6:3 sampai 1Tim 6:5. Ada guru-guru palsu yang menolak ajaran Paulus (lih. 1Tim 1:3-7; 4:1-3).
□ "mengajarkan ajaran lain" Ini adalah istilah Yunani heteros, yang berarti "yang lain dari jenis yang berbeda." Ajaran yang salah ini adalah kombinasi antara legalisme Yahudi dan filsafat Yunani yang serupa dengan yang ditemukan di Kolose dan Efesus.
□ "dan tidak menurut perkataan sehat" Lihat catatan di 1Tim 1:10.
□ yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus" Paulus menegaskan bahwa asal dari "perkataan yang sehat" tersebut adalah ajaran Kristus yang diberikan kepada Paulus. Guru-guru palsu ini menolak baik ajaran Kristus maupun para Rasul-Nya.
□ "tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita," Lihat catatan di 1Tim 2:2. Ajaran Kristus selalu memiliki kesalehan sebagai tujuannya (lih. 1Tim 3:16). Guru-guru palsu ini mencoba memisahkan kebenaran dari kehidupan, pembenaran dari pengudusan, INDICATIVE (kebenaran Injil) dari IMPERATIVE (Injil kesalehan, lihat Topik Khusus pada 1Tim 4:7) nya. Lihat TOPIK KHUSUS: \=
Lihat topik khusus KEKUDUSAN /PENYUCIAN PERJANJIAN BARU
\+ di 2Tim 2:21.
6: 4
- NASB NRSV "dia sombong"
- NKJV, NJB "dia bangga"
- TEV "menggembung dengan kebanggaan"
TB "berlagak tahu"
Ini adalah sebuah PERFECT PASSIVE INDICATIVE. Istilah ini secara harfiah adalah " dibutakan-asap" dengan melalui kebanggaan (lih. 1Tim 3:6; 6:4; 2Tim 3:4). Lihat TOPIK KHUSUS: \=
Lihat topik khusus BAIK DAN BURUK
\+ di PB pada 1Tim 1:9.
□ "Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata," Telah ada penekanan terus-menerus pada Timotius agar tidak terlibat dalam diskusi sia-sia tentang para guru palsu ini (lih. 1Tim 1:3,4; 4:7; 2Tim 2:14; 4:4; Tit 1:14). Saya bertanya-tanya bagaimana ini akan berlaku hari ini?
Kata "penyakit" secara harfiah berarti "sakit." Ini digunakan secara metaforis untuk keinginan yang penuh nafsu akan sesuatu. Guru-guru palsu ini tidak mencari kesalehan, namun menginginkan pengetahuan esoteris tentang bidang yang tidak terungkap atau area di sekitar dari kebenaran. Mereka ingin memperdebatkan masalah doktrinal yang miring yang hanya menimbulkan argumen dan perpecahan atas dasar kesombongan.
Semakin menjadi saya semakin tahu bahwa aku tidak tahu dan semakin bahagianya aku dengan sedikit pengertian! Kebenaran utama Kekristenan jelas dan berulang! Namun, entah bagaimana, kita berusaha untuk mengetahui "semua" rincian dan implikasi dan menenun jaring teologis yang berisi semua kesimpulan tentang bagian-bagian yang sulit, miring, apokaliptik dan nubuatan. Kita bermegah dalam sistem rinci kita, bukan dalam hubungan kita dengan Kristus. Mungkin lebih sulit bagi seorang teolog yang dogmatis dan sistematis untuk melewati mata jarum daripada seorang yang kaya !!
Khotbahkanlah kebenaran yang jelas! Diskusikan hal-hal di sekitarnya dalam kasih! Bersyukurlah untuk semuanya! Kedewasaan akan membuat kita kurang menghakimi dan lebih seperti Kristus.
1Tim 6:5 "orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat" Entah (1) keseluruhan konteksnya merujuk pada guru-guru palsu atau (2) beberapa ayat pertama merujuk pada mereka dan sisanya merujuk pada konsekuensi yang diakibatkan oleh gereja-gereja rumah lokal berdasarkan ajaran mereka (lih. Karya Arichea dan Hatton, Buku Pegangan tentang Surat Paulus kepada Timotius dan Titus, UBS). Saya pikir para janda muda, dan juga beberapa budak (lih. 1Tim 6:1-2) tersebut, adalah para pembicara pengganti bagi guru-guru palsu (lih. Gordon Fee I dan II Timotius dan Titus dalam Penjelasan Alkitab Internasional Baru Vol. 13).
□ "dirampas dari kebenaran" Kedua frasa terakhir ini berbentuk PERFECT PASSIVE PARTICIPLE, menyiratkan suatu keadaan tetap dari pikiran dan hati yang telah diselesaikan oleh agen luar, kemungkinan si jahat (lihat Topik Khusus pada 1Tim 3:6). Dia adalah bapa bukan hanya dari segala dusta, tapi juga dari spekulasi religius dan elitisme teologis. Lihat TOPIK KHUSUS: \=
\\See id_TOPIKUTLEY 00115\\ KEBENARAN
\+ di 1Tim 2:4.
- NASB "yang menganggap bahwa ibadah itu adalah suatu sarana mendapatkan keuntungan"
- NKJV "yang menganggap bahwa ibadah itu adalah suatu sarana mendapatkan keuntungan"
- NRSV "membayangkan bahwa ibadah itu adalah sarana untuk mendapatkan keuntungan"
- TEV "Mereka berpikir bahwa agama adalah suatu cara untuk menjadi kaya"
- NKJV "membayangkan bahwa agama adalah cara menghasilkan keuntungan"
TB "yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan."
Hal ini tampaknya melibatkan satu dari dua hal: (1) guru-guru palsu yang mengajarkan sebuah teologi tentang kesuksesan dan harta benda atau (2) mereka minta bayaran untuk pengajaran mereka (lih. Tit 1:11; 2Pet 2:3). Nomor 2 mungkin lebih mungkin.
Versi King James menambahkan sebuah frasa di akhir 1Tim 6:5, "jauhkan dirimu dari hal-hal seperti itu," tapi ini hanya muncul di Korektor naskah kuno berhuruf besar Yunani abad kelima D. Itu tidak terdapat dalam manuskrip yang lebih kuno, א, A, D*, F, atau G. UBS4 Memberikan teks yang lebih pendek sebuah peringkat "A" (pasti).
Untuk "kesalehan" lihat Topik Khusus pada 1Tim 4:7.
1Tim 6:6 "kalau disertai rasa cukup," Kata ini pada dasarnya tidak melibatkan swasembada yang penuh kebanggaan, namun kecukupan yang didukung Roh Kudus yang datang bukan dari keadaan atau sumber daya pribadi, namun ketergantungan kepada Tuhan di dalam Kristus (lih. Fili 4:11-13).
1Tim 6:7 "Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia" Ini mungkin merupakan singgungan kepada beberapa ayat PL (lih. Ayub 1:21; Mazm 49:17; Pengkh 5:15). Ini memberikan dasar pemikiran untuk pernyataan dalam 1Tim 6:6. Ayat 1Tim 6:6,8 serupa dengan pernyataan yang ditemukan dalam filsuf-filsuf Stoa Yunani. Paul sangat kenal dengan paramoralis ini. Banyak dari daftar dosa dan kebajikannya juga serupa dengan para penulis Yunani ini. Lihat TOPIK KHUSUS: PENGGUNAAN PAULUS AKAN KOSMOS di 1Tim 1:15.
KJV menambahkan "dan sudah pasti" karena "sebab." Penambahan ini muncul di MSS א2 dan D2, serta beberapa versi bahasa Latin Kuno, Vulgata, dan Syria. MS D dan beberapa versi bahasa Latin Kuno, Vulgata, dan Syria memiliki kata "sungguh" sebelum "karena". UBS4 memberi teks yang lebih pendek sebuah nilai "A" (pasti)
1Tim 6:8 Orang-orang percaya harus puas dengan penyediaan Allah atas kebutuhan sehari-hari (lihat Ams 30:8; Mat 6:11). Penggunaan kata "keuntungan" oleh Paulus dalam 1Tim 6:5 menyebabkan dia untuk menguraikan keserakahan para guru palsu (lih. 1Tim 6:6-10,17-19)
Lihat topik khusus KEMAKMURAN
1Tim 6:9 "Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan," Orang-orang percaya membawa banyak hal pada diri mereka sendiri karena keserakahan akan hal-hal duniawi, kekuatan, dan popularitas (lih. Ams 23:4; 28:20; Mat 6:19-34).
"Pencobaan" ini adalah istilah Yunani peirasmos.
Lihat topik khusus ISTILAH-ISTILAH YUNANI UNTUK UJIAN DAN KONNOTASI-KONOTASINYA
□ "ke dalam jerat" Ada tiga varian.
- 1. Perangkap - MSS א, A, D2, H
- 2. Perngkap-perangkap – naskah huruf kecil 33, 1175, dan Peshitta dan versi Koptik
- 3. Jerat iblis - MSS D*, F, G, dan versi Latin Kuno UBS4 memberikan opsi # 1 sebuah peringkat "A" (pasti) .
□ "kehancuran dan kehancuran" Konsep ini digunakan beberapa kali dalam PB (lih. Mat 7:13; Rom 9:22; Fili 1:28; 3:19; 2Tes 2:3; 2Pet 2:1; 3:7; Wahy 17:8-11). Ini metafora untuk penghentian kehidupan fisik secara kejam. Istilah ini tidak berhubungan dengan konsep teologis pemusnahan (lihat Edward Fudge, Api Yang Membakar untuk suatu argumen yang meyakinkan untuk penghancuran), yang menegaskan bahwa orang-orang yang hilang secara rohani tidak mengalami perpisahan permanen, namun pada suatu saat kehilangan eksistensi. Para pengikut konsep pemusnahan akan menafsirkan ini secara harfiah. Ini menegaskan bahwa akan lebih "manusiawi" yang dari pada Tuhan daripada neraka abadi. Namun demikian, istilah yang sama (aiōnion) yang menggambarkan surga abadi ini di Mat 25:46, menjelaskan neraka abadi.
1Tim 6:10 "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang." Ini mungkin sebuah peribahasa yang terkenal. Uang bukanlah masalahnya; cinta uang itulah masalahnya! Orang Yunani tidak memiliki DEFINITE ARTICLE dengan "akar" yang berarti itu adalah salah satu dari banyak masalah (lih. 2Tim 2:25-26; 3:2-5,7-9). Uang adalah alat, bukan tujuan. Ini bisa menjadi ilah (mammon, lih. Mat 6:24; Luk 16:9-13).
Terjemahan NASB, seperti juga NKJV dan NRSV, mencoba untuk melunakkan hipérbola bahasa Yunani ini (har. "sebab akar dari semua kejahatan") dengan menambahkan "berbagai" (NKJV, NRSV, "jenis"). Uang bukan satu-satunya godaan (lih. Kol 3:5), tapi merupakan salah satu yang penting (lih. 1Tim 3:3).
□ "oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman" Apakah "iman" di sini berbicara tentang keselamatan atau kehidupan yang saleh? Dalam konteks ini, guru-guru palsu telah meninggalkan iman dan mencoba untuk mempengaruhi orang lain (lihat Mr 13:22). Keserakahan dan eksploitasi finansial (bersamaan dengan eksploitasi seksual, serta mengklaim pengetahuan atau wawasan khusus) adalah karakteristik berulang dari guru-guru palsu. Jika uang menjadi yang terutama, maka akan menjadi ilah. "Mammon" di Mat 6:24 yang dikapitalisasi di NASB karena diasumsikan mencerminkan gelar dewa uang dari Syria. Cinta uang bisa menjadi penyembahan berhala. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya bencana dalam kehidupan ini dan di hari berikutnya (lih. 1Tim 4:1; 5:8; 2Tim 2:25-26; Tit 1:16).
Sulitlah untuk membedakan antara seorng guru palsu yang terhilang dan orang percaya yang tertipu.
Seringkali mereka terlihat, berpikir, dan bertindak serupa. Hanya Tuhan yang tahu hati mereka. Dialah yang akan membuat keputusan akhirnya. Kata-kata Yesus dalam Mat 7 ("dari buahnya kamu akan mengenal mereka") Mat 13 (perumpamaan tentang tanah) sangat mengganggu teologi sistematis kita yang disayangi. Lihat TOPIK KHUSUS: \=
Lihat topik khusus APOSTASY (APHISTĒMI)
\+ pada 1Tim 4:1).
Galilah -> 1Tim 6:3-10
Galilah: 1Tim 6:3-10 - Tegurlah Pengajar Sesat yang Tamak
Garis Besar
1Timotius 6:3-21 Tanggung Jawab Timotius Kepada para Pengajar Sesat
1Timotius 6:3-10 Tegurlah pengajar sesat yang t...
Garis Besar
- 1Timotius 6:3-21 Tanggung Jawab Timotius Kepada para Pengajar Sesat
- 1Timotius 6:3-10 Tegurlah pengajar sesat yang tamak
- 1Timotius 6:11-16 Tunaikan pelayananmu
- 1Timotius 6:17-19 Terus-teranglah dengan orang kaya di jemaat
- 1Timotius 6:20-21 Tantangan terakhir
1Timotius 6:3-21 Tema: Tanggung Jawab Timotius Kepada Para Pengajar Sesat
1Timotius 6:3-10 Sub Tema: Tegurlah Pengajar Sesat yang Tamak
Kalau seseorang mengajarkan ajaran yang lain dan tidak setuju dengan kata-kata sehat tentang Tuhan kita Yesus Kristus dan ajaran yang menghasilkan kesalehan,Dia sombong dan tidak mengerti apa-apa, sebaliknya dia terobsesi dengan perdebatan dan perselisihan mengenai kata-kata, yang menghasilkan dengki, pertengkaran, fitnah, kecurigaan yang jahat, dan gangguan-gangguan dari orang-orang yang bobrok mentalnya dan kebenaran sudah dirampas daripadanya, yang menganggap bahwa agama adalah suatu sumber kemakmuran. Nah, kesalehan yang disertai kepuasan adalah suatu sumber keuntungan besar, karena kita tidak membawa apa-apa ke dalam dunia ini dan kita tidak bisa membawa apa-apa ke luar daripadanya, tetapi kalau kita mempunyai makanan dan pakaian, dengan hal-hal ini kita seharusnya puas.
Tetapi mereka yang ingin menjadi kaya jatuh ke dalam godaan dan jerat dan banyak kerinduan yang bodoh dan berbahaya, yang menenggelamkan orang-orang ituke dalam kehancuran dan kebinasaan.Karena cinta akan uang adalah suatu sumber dari segala macam kejahatan, cita-cita inilah yang menyebabkan beberapa orang disesatkan sehingga menghindari iman dan mereka menikam diri dengan banyak macam duka.
ay. 3 Kalau seseorang mengajarkan ajaran yang lain – Ingat bahwa tadi kita melihat bahwa ay. 2b berfungsi sebagai semacam jembatan di antara bagian sebelumnya, yang harus diajarkan, dan dengan bagian ini di mana Paulus menggambarkan orang yang tidak mau diajarkan, bahkan mengajar doktrin yang salah. Hal itulah yang kita lihat di klausa pertama ini. Kata buatan heterodidaskaleo dibuat dari dua kata, heteros (lain/berbeda) dan didasko (mengajar) dan tentu berkaitan dengan orang-orang yang sering disebut Paulus di surat ini. Lihat 1:3-7, 19-20, 4:1-5, 6:3-10, 20-21. Kita lihat kata umum tis (seseorang) lagi di sini.
Dan tidak setuju dengan kata-kata sehat tentang Tuhan kita Yesus Kristus – Kata proserkhomai secara harfiah berarti kunjungi/dekati, tetapi kalau berkaitan dengan suatu hal, berarti setuju, atau menuruti. Jadi orang-orang ini tentu mengaku percaya, tetapi ajaran mereka lain, disebabkan karena mereka sebenarnya tidak setuju/tidak menuruti apa yang dikatakan mengenai Kristus. Sifat kepemilikan yang mengikat kata-kata kepada Tuhan kita Yesus Kristus boleh diterjemahkan kata-kata dari tuhan…, atau kata-kata mengenai Tuhan… Walaupun kita sudah memperhatikan bahwa Paulus mengutip dari injil Lukas (5:18), kemungkinan besar jemaat dan pengajar-pengajar ini hanya mendengar mengenai Kristus, melalui Paulus dan Timotius.419 Kata hygiaino (sehat) adalah kata sumber untuk kata higienis dan di sini membawa arti sehat/utuh/tidak hancur.420 Apa yang diajarkan kepada gereja di Efesus mengenai Kristus adalah utuh dan benar, tidak diputarbalikkan, sehingga itu aman/sehat diterima. Jadi orang yang tidak menerima apa yang sehat dan mengajar apa yang tidak sehat, menunjukkan masalah hati.
Dan ajaran yang menghasilkan kesalehan – Di atas penolakannya terhadap pengajaran mengenai Kristus, pengajar sesat ini juga tidak setuju/menuruti pengajaran Kristen mengenai kesalehan. Secara harfiah frase kat’ eusebeian didaskalia berarti pengajaran berkaitan dengan kesalehan, tetapi maknanya adalah pengajaran yang menghasilkan kesalehan.421 Tentu orang yang berani menolak Kristus dan memutarbalikkan kebenaran-Nya, akan terganggu dengan pengajaran mengenai kesalehan, karena itu mengganggu hati nuraninya. Lihat ulang 1:19-20. Kata eusebia (kesalehan) di sini, menggambarkan orang yang makin lama, makin dikikis menjadi serupa dengan Kristus. Pengajaran Firman Tuhan seharusnya selalu menuju kesalehan (Yoh 17:17) atau waspada terhadap pengkhotbah. Kata eusebia ini juga dilihat di 1 Tim 2:2, 10, 3:16, 4:7, 8, 5:4, 6:3, 5, 6, 11, jadi merupakan satu tekanan khusus dalam 1 Timotius.
ay. 4 Dia sombong dan tidak mengerti apa-apa – Paulus tegas di sini. Di ayat tadi dia berbicara mengenai pengajaran dan kepercayaan mereka, tetapi sekarang dia mulai meneliti karakter mereka. Kata tyfoo boleh berarti bodoh, buta, atau juga sombong. Lihat penjelasan di 3:6, dan juga perhatikan 4,422 1 Kor 8:1. Di sini mungkin kesombongan yang dimaksudkan,423 karena klausa berikut berkaitan dengan kebodohan. Kedua unsur ini sulit dipisahkan, karena orang ini begitu sombong sehingga dia berani mengajar dan tidak mau diarahkan, tetapi bodoh juga mungkin, karena dia tidak memahami materinya (1 Tim 1:7).424 Sifat yang menunjukkan keadaan sombong ini sudah berakar di dalamnya dan tetap mempengaruhi terus hidupnya.425 Penjelasan berikut tajam juga, dia tidak mengerti apa-apa! Kata epistamai, kalau berkaitan dengan sebuah informasi berarti mengerti/memahami.426 Seorang pengajar sesat sering kali tahu banyak dari Firman Tuhan, tetapi pengertiannya yang kurang. Demikian juga dengan orang-orang ini, karena walaupun mereka bermegah mempunyai ‘pengetahuan’ (1 Tim 6:20), sebenarnya mereka memutarbalikkan injil yang benar, sehingga dapat dikatakan mereka sudah menyimpang dari iman (1 Tim 6:21).
Sebaliknya dia terobsesi dengan perdebatan dan perselisihan mengenai kata-kata – Kata alla (sebaliknya) di sini membuat kontras dengan kata mengerti. Jadi disimpulkan bahwa mereka menolak pengertian yang benar dan menjadi terobsesi dengan membahas hal-hal yang tidak benar dan tidak membangun. Lihat penjelasan di 1 Tim 1:4. Kata noseo (terobsesi) perlu diperhatikan karena artinya secara harfiah adalah sakit, tetapi secara kiasan menggambarkan orang yang berlebihan merindukan sesuatu, seolah-olah menjadi kurang waras – terlalu rindu.427 Yang dia rindukan adalah perdebatan (zetesis). Kata ini boleh berkaitan dengan penyelidikan,428 tetapi dalam Surat-Surat Pastoral, selalu negatif, berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak menolong orang, melainkan hanya menghasilkan perdebatan yang kosong. Lihat 1 Tim 1:4, 2 Tim 2:23, Tit 3:9. Hal yang kedua yang dirindukannya adalah perselisihan mengenai kata-kata. Kata logomakhia boleh berarti perselisihan mengenai kata-kata,429 atau juga perselisihan menggunakan kata-kata/bertengkar mulut.430 Di sini lebih baik kita mengerti bahwa orang-orang ini, yang suka spekulasi dan perdebatan yang membuang waktu, juga suka berargumentasi panjang lebar mengenai kata-kata. Bukan supaya Injil dan doktrin dimengerti dengan benar (yang sehat), melainkan untuk mengesankan orang dengan ‘pengetahuan’ mereka. Perdebatan dan perselisihan ini berbentuk jamak, menunjukkan bahwa hal-hal ini muncul terus.
Yang menghasilkan – Kata hos (yang) berbentuk jamak, jadi boleh berkaitan denganperdebatan dan perselisihan tadi, dan juga obsesinya dalam selalu mencari masalah. Kata ginomai (menghasilkan) berarti jadi/terjadi, tetapi sifat terus menerus secara pribadi,431 menggambarkan sesuatu yang muncul terus dari masalah-masalah tersebut. Jadi artinya mencakup menghasilkan atau terus menghasilkan.
Dengki – Kata fthonos menggambarkan orang yang rindu apa yang ada pada orang lain. Bukan hanya barangnya, tetapi dalam konteks ini mungkin hormat yang ada pada orang lain, di mana seorang pengajar sesat mau bersaing, supaya dihormati, sama seperti Paulus dan Timotius dihormati.432
Pertengkaran – Kata epis (pertengkaran, atau perselisihan) sering digunakan bersama dengki/cemburu dalam tulisan Paulus.433 Lihat Rom 13:13, 1 Kor 3:3, 2 Kor 12:20, Gal 5:20, dll. Jadi mungkin dalam konteks ini kita perlu melihat kaitan kedua kata ini, di mana orang rasa iri hati satu sama lain, sehingga mereka mulai saling meremehkan dan bertengkar mulut. Sangat mirip dengan situasi yang digambarkan di Yakobus 3:13-16.
Fitnah – Kata blasfemia (fitnah) adalah bentuk kata benda dari kata yang diperhatikan di 1 Tim 6:1. Kata ini boleh berarti hujat, tetapi kalau berkaitan dengan manusia, artinya fitnah. Kalau melihat situasi yang muncul dari kesalahan pengajar sesat, kita tidak heran melihat bahwa orang yang bersaing dan berselisih mulai saling memfitnah. Kata ini bersifat jamak, menggambarkan banyak fitnah.
Kecurigaan yang jahat – Satu hasil dari fitnah adalah orang mulai saling mencurigai, sehingga mulai bertanya-tanya mengenai karakter orang lain. Karena dasarnya adalah fitnah, hal ini menjelekkan nama orang secara jahat, karena dasar tuduhan-tuduhan tersebut tidak benar. Orang percaya harus sangat berhati-hati ketika membicarakan orang lain, karena kalau informasi tidak akurat, kita melakukan kejahatan. Kata kecurigaan ini bersifat jamak, berarti banyak kecurigaan yang jahat. Lihat 1 Tim 5:19-25.
ay. 5 Dan gangguan-gangguan – Kata diaparatribe secara harfiah berarti gesekan, tetapi ketika dikaitkan untuk menggambarkan manusia, kata ini berarti terus saling mengganggu/terus berselisih.434 Pertanyaan yang muncul di teks adalah apakah gangguan ini di antara orang ini atau datang dari orang ini? Mungkin lebih baik kita simpulkan bahwa masalah ini datang dari orang-orang yang bobrok mentalnya. Oleh karenanya, kita harus perhatikan bahwa pengaruh orang-orang ini tidak hanya berdampak pada hidup mereka, melainkan bisa mempengaruhi dan merusak jemaat juga.
Dari orang-orang yang bobrok mentalnya – Ada tiga macam sifat yang dimiliki oleh orang-orang ini. Yang pertama berkaitan dengan mental mereka. Kata diaftheiro adalah kata buatan yang tegas, berarti busuk/hancur/musnah, tetapi secara moral berarti bobrok/rusak moralnya.435 Bersama kata nous (mental/akal budi), orang yang digambarkan sudah hancur kemampuannya untuk berpikir lurus dalam hal rohani/moral. Hal ini terjadi apabila orang menolak hati nurani yang murni (1 Tim 1:19). Sifat perfek436 menggambarkan keadaan yang tuntas. Sifat pasif menunjukkan bahwa hal ini terjadi kepada mereka. Jadi kehancuran ini mulai terjadi pada waktu mereka mendengarkan ajaran sesat dan mulai menolak ajaran yang sehat.
Dan kebenaran sudah dirampas daripadanya – Penjelasan yang kedua berkaitan dengan keadaannya, yaitu tertipu betul. Kata apostereo berarti mencuri/menggelapkan, tetapi kalau pasif, seperti di ayat ini,437 kata ini berarti mengijinkan supaya sesuatu dicuri/dirampas/diambil melalui tipuan.438 Jadi orang ini dulunya memiliki kebenaran di depannya, tetapi dengan mendengarkan ajaran sesat, dia memberi diri ditipu sehingga kebenaran dirampas tanpa dia sadar.439 Lihat Mat 13:18-23. Sifat perfek lagi, menunjukkan keadaan tuntas, yaitu orang ini tidak mengenal injil dan tidak mampu mengajarkannya kepada orang lain.
Yang menganggap bahwa agama adalah suatu sumber kemakmuran – Penjelasan ketiga tentang orang-orang ini berkaitan dengan dorongan/motivasi di hatiNya, yaitu dia mencintai uang. Kata nomizo (menganggap) ada hubungan dengan kata nomos (hukum/kebiasaan/budaya), jadi menyatakan bahwa orang menganggap sesuatu biasa/lazim dilakukan.440 Jadi orang ini menganggap lazim kalau dia melayani dengan tujuan mencari uang. Kata eusebia (agama) dipakai lagi di sini. Kata ini biasanya berarti kesalehan, tetapi mungkin lebih baik diterjemahkan agama pada klausa ini, sama seperti maksudnya di 2 Tim 3:5 (ibadah TB), karena tidak berkaitan dengan kesalehan diri, melainkan keterlibatan dalam agama, supaya mendapatkan uang.441
Kata porismos berarti cara mencari uang/sumber keuntungan, tetapi juga ada arti kiasan, yaitu keuntungan yang tidak berkaitan dengan uang, atau barang.442 Paulus memakai kiasan di sini, karena dalam ayat ini dimaksudkan secara harfiah (cari uang), sedangkan di ay. 6 berkaitan dengan keuntungan abadi. Kata adalah (eimi) bersifat terus menerus,443 menerangkan bahwa bagi orang ini, agama terus ada sebagai sumber uang baginya. Sudah jelas Paulus mendukung kalau seorang penatua diberi honor/gaji (lihat penjelasan di 5:17), tetapi satu ciri khas dari pengajar sesat adalah dia mencintai uang, sehingga dorongannya untuk melayani adalah mencari uang melaluinya (Tit 1:11). Lihat juga penjelasan di 3 dan 3:8, di mana penatua dan diaken tidak boleh mencintai uang.444
ay. 6 Nah, kesalehan yang disertai kepuasan adalah suatu sumber keuntungan besar – Kita lihat di sini bahwa Paulus sedikit beralih, mulai memberi pandangan seimbang mengenai uang. Kata de (nah) sering kali diterjemahkan tetapi, namun sering juga menjadi kata penghubung serba guna. Di sini diterjemahkan nah, karena mengikat, tetapi tidak memberi kontras, melainkan menunjukkan bahwa Paulus mau menjelaskan sesuatu. Kata eusebia diterjemahkan kesalehan, tetapi mungkin boleh agama juga, asal berarti agama yang benar. Kata-kata lain di ayat ini persis sama dengan klausa tadi dengan dua pengecualian, yang pertama adalah frase disertai kepuasan.
Kata autarkeia berarti rasa cukup, atau puas.445 Jadi hal inilah yang membedakan antara orang yang mencintai uang, dan yang hanya perlu uang untuk hidup. Orang benar hidup puas dengan apa yang ada padanya dan tidak mencari uang dengan cara yang tidak baik. Perbedaan yang kedua adalah kata megas (besar), berkaitan dengan keuntungan rohani. Kita sangat beruntung secara rohani, kalau mengikut Yesus dan rasa puas dengan apa yang Dia sediakan, tetapi tidak ada jaminan bahwa kita akan mendapatkan banyak uang. Lihat Filipi 4:11-13, lihat juga 1 Tim 4:8 berkaitan dengan keuntungan kalau orang mengikuti Kristus.
ay. 7 Karena kita tidak membawa apa-apa ke dalam dunia ini – Dalam ayat ini Paulus menyatakan dasar bagi kepuasan yang seharusnya ada pada orang percaya, yaitu kesadaran bahwa percuma orang mengumpulkan harta di dunia ini. Kata gar (karena) menandai ayat ini sebagai dasar dari kepuasan tadi. Kata kerja yang digunakan di ayat ini menarik, karena membawa ke dalam dan membawa ke luar menggunakan kata dasar yang sama, yaitu fero (membawa), lalu memakai awalan eis (ke dalam) lalu ek (ke luar). Jadi ayat ini merupakan semacam pepatah, atau permainan kata. Di klausa pertama, sifat masa lampau secara sederhana446 dipakai, berbicara tentang kelahiran kita.
Dan kita tidak bisa membawa apa-apa ke luar daripadanya – Kata dynamai (bisa) berkaitan dengan daya/kekuatan, jadi kita memang tidak berdaya membawa harta duniawi ke surga. Kata tis (apa-apa) sering digunakan mengenai orang di 1 Timotius (seseorang), tetapi kalau berkaitan dengan barang, berarti sesuatu,447 jadi secara literal, kita tidak berdaya membawa sesuatu ke luar dari dunia ini. Kata hoti, yang biasanya diterjemahkan supaya, harus diterjemahkan menjadi dan di antara kedua klausa ini. Kata tersebut bisa berarti dan, tetapi agak langka, namun jika tidak diartikan dan, maksudnya menjadi kurang masuk akal.448
ay. 8 Tetapi kalau kita mempunyai makanan dan pakaian – Mungkin orang yang membaca ay. 7 bisa menyimpulkan bahwa kita tidak perlu apa-apa di dunia ini, jadi di sini Paulus mengimbangi sedikit. Kata ekho (mempunyai) bersifat terus menerus,449 berkaitan dengan kebiasaan, yaitu biasanya mempunyai. Kata makanan (diatrofe) dan pakaian (skepasma) tidak ada di tempat lain di PB dan bersifat sangat umum, yaitu makanan secara umum, dll. Kata skepasma menarik, karena secara harfiah berarti tutupan dan biasanya berarti pakaian, tetapi sering juga artinya tempat tinggal. Kalau dimengerti secara umum saja, mungkin yang dimaksudkan di sini adalah keduanya: makanan dan tumpangan.450 Jadi yang penting bagi manusia adalah makanan secukupnya, pakaian dan tempat tinggal. Lihat Mat 6:25-34 (menarik melihat konteksnya di Mat 6:24).
Dengan hal-hal ini kita seharusnya puas – Hal-hal ini (toutois) tentu berkaitan dengan makanan dan pakaian/tumpangan tadi. Kata arkeo (puas) bersifat masa depan,451 jadi secara harfiah berbunyi kita akan puas, tetapi sifat masa depan sering digunakan dalam budaya Ibrani sebagai semacam perintah. Jadi di sini, lebih baik kita mengertinya sebagai perintah, yaitu kita seharusnya puas.452 Penafsiran tersebut lebih cocok dengan bagian ini yang memperingatkan mengenai bahaya sikap cinta akan uang. Hal ini tidak berarti kita tidak boleh menikmati hasil pekerjaan kita, atau berkat-berkat yang lebih dari makanan dan ‘tutupan’ (1 Tim 6:17, Filipi 4:12).453 Masalahnya, kita harus hidup puas dan tidak menjadi frustrasi kalau tidak mencapai gaya hidup yang lebih.
ay. 9 Tetapi mereka yang ingin menjadi kaya – Kata boulomai (ingin) juga ada unsur merencanakan,454 sehingga kata ini agak lebih kuat daripada ingin, atau mau saja. Sikap hati orang ini adalah ingin menjadi kaya/bercita-cita menjadi kaya.455 Kata ini bersifat terus menerus,456 jadi terus bercita-cita menjadi kaya.
Jatuh ke dalam godaan dan jerat – Jadi mereka ini, yang bercita-cita menjadi kaya jatuh ke dalam tiga macam siksaan, yaitu godaan, jerat dan kerinduan yang tidak baik. Kata empipto (jatuh) dipakai juga 2 kali di 3:6-7. Kata ini selalu negatif kalau dipakai secara kiasan, yakni menggambarkan orang yang kalah dan memberi diri kepada sesuatu yang kurang baik.457 Sifat terus menerus458 membawa arti sering/terus jatuh. Kata peirasmos boleh berarti pencobaan atau godaan, tetapi di sini lebih mengena diartikan godaan, karena berkaitan dengan kejahatan. Kemungkinan besar penggunaan kata ini merupakan semacam kiasan dengan kata porismos (sumber keuntungan) di ay. 5. Maksudnya mereka mencari porismos (sumber keuntungan) tetapi yang mereka dapat adalah peirasmos (godaan). Kata ini berbentuk tunggal, berkaitan dengan satu macam godaan, bukan godaan biasa. Jadi berkaitan dengan godaan-godaan yang secara khusus dialami oleh orang yang mengejar kekayaan.459 Dalam Surat-Surat Pastoral, kata jerat (pagis) biasanya dijelaskan sebagai karya iblis, jadi kemungkinan besar, itu yang di maksudkan di sini. Lihat 3:7, 26. Kalau Iblis bisa mengalihkan perhatian orang kepada uang terus, orang itu akan memilih ‘tuan’ lain! Lihat Mat 6:24
Dan banyak kerinduan yang bodoh dan berbahaya – Sasaran yang ketiga dari kejatuhan mereka adalah hati mereka dikuasai oleh kerinduan-kerinduan yang kurang baik. Kata epithymia boleh bicara secara positif, mengenai kerinduan yang baik, tetapi di sini tentu tidak. Artinya nafsu/kerinduan yang kuat.460 Kata banyak (polus) cukup jelas artinya. Hati mereka menimbulkan banyak macam kerinduan tidak baik. Kerinduan/nafsu tersebut mempunyaidua sifat. Bodoh (anoetos) berarti bodoh/percuma secara moral/rohani461 dan kata berbahaya (blabepos) berarti bahaya/melukai dll.462
Yang menenggelamkan orang-orang itu ke dalam kehancuran dan kebinasaan – Kerinduan tersebut juga mempunyaidua akibat, yaitu kehancuran dan kebinasaan. Kata bythizo secara harfiah berarti tenggelam, dan secara kiasan menggambarkan orang menerima akibat serius dari kelakuannya.463 Jadi gambarannya adalah orang-orang ini mengejar uang, tetapi jatuh ke dalam ‘air’ dan mulai tenggelam dalam kehancuran dan kebinasaan.464 Kehancuran (olethros) dan kebinasaan (apoleia) sangat mirip artinya. Mungkin kehancuran berkaitan dengan akibat fatal di dunia ini, sedangkan kebinasaan menyatakan nasib rohani mereka.465 Lihat penjelasan di 1 Tim 1:19-20 dan juga 2 Raja-Raja 5:1-27, Mat 16:14-16, Kis 5:1-11, 1 Kor 5:5, 11:29-32. Orang-orang itu tentu berkaitan dengan orang-orang yang rindu menjadi kaya, karena bicara orang-orang tertentu, bukan orang secara umum.466
ay. 10 Karena cinta akan uang adalah suatu sumber dari segala macam kejahatan – Kalimat ini merupakan semacam pepatah, atau ungkapan yang cukup biasa pada waktu itu, yang disesuaikan menurut keperluan. Ada pepatah dari satu penulis Yunani yang berbunyi “cinta akan uang adalah ibu kota dari segala macam kejahatan”.467 Ada beberapa hal yang harus diperhatikan di kalimat ini. Yang pertama, bukan uang yang jahat. Uang adalah netral. Masalahnya adalah sikap orang terhadapnya. Kata filargyria adalah kata buatan dari fileo (kasih/cinta) dan argyrion (perak), menggambarkan sikap terhadap uang, yang berlebihan dalam mencarinya. Perlu ada kata suatu di depan sumber/akar karena tidak ada artikel,468 sehingga jelas tidak dimaksudkan bahwa hanya cinta akan uang yang menjadi sumber kejahatan. Ada banyak sumber dari kejahatan, tetapi cinta akan uang merupakan satu sumber yang sangat dalam.469
Kata rhiza, secara harfiah berarti akar, tetapi secara kiasan bicara penyebab/sumber.470 Sering kali kalau Paulus menggunakan kata pas (segala), yang dimaksudkan adalah segala macam, berkaitan dengan keanekaragaman. Begitu juga di sini, karena dia tidak mau berkata bahwa setiap kejahatan yang terjadi di dunia ini bersumber dari cinta akan uang. Yang Paulus ingin katakan adalah, sikap ini melahirkan banyak macam dosa/kejahatan.471
Cita-cita inilah yang menyebabkan beberapa orang disesatkan – Kata orego (cita-cita) digunakan di 3:1, menggambarkan orang yang mengulurkan dirinya untuk mengambil sesuatu. Jadi berarti bercita-cita/rindu/berjuang.472 Frase hes tines, secara literal, berarti yang olehnya beberapa orang, tetapi maknanya adalah yang menyebabkan beberapa orang. Kata apoplanao berarti menyesatkan. Sifatnya pasif, jadi berarti ada yang sudah mempengaruhi mereka, entah Iblis, atau pengajar sesat yang lain. Bentuk pasif ini tidak berarti mereka korban penyesatan, karena jelas bahwa mereka aktif menolak yang baik (1:19) dan mengejar yang tidak baik (4:2-3, 6:4-5, 21). Kita lihat di 2:14 bahwa Hawa ditipu, tetapi tidak berarti dia tidak bertanggungjawab, karena dia menolak apa yang dia sudah tahu, sehingga menjadi orang berdosa. Sifat masa lampau, berarti hal ini sudah terjadi.473
Sehingga menghindari iman – Klausa ini agak kaku, maaf! Sebenarnya secara harfiah berbunyi dari iman, tetapi perlu dimengerti dengan baik. Kata preposisi apo yang dipakai di sini berarti dari, tetapi harus dibedakan dengan preposisi ek yang berarti dari dalam. Maknanya boleh dijelaskan menggunakan gambar di bawah:
Jadi jelas bahwa orang-orang ini tidak diambil/disesatkan dari dalam iman, mereka dihindarkan dari iman melalui penyesatan. Kata pistos berarti iman, tetapi karena mempunyai artikel,474 menunjukkan iman tertentu, yaitu iman/kepercayaan Kekristenan.475
Dan mereka menikam diri dengan banyak macam duka – Kata peripeipo berarti menikam secara dalam/menyula.476 Sama seperti disesatkan tadi, kata ini bermasa lampau,477 jadi mungkin sudah kelihatan akibat dari dosa ini, pada para pengajar sesat. Kata ini menggambarkan sesuatu yang sangat sulit dan bersifat melukai. Kata odyne (duka) boleh bicara jasmani (bilur), emosional (duka), atau rohani (rasa sangat bersalah). Oleh karena hati nurani mereka sudah hangus (lihat penjelasan di 4:2), mungkin lebih baik diterjemahkan duka, atau penderitaan.478 Jadi runtut dari atas, orang-orang ini mengejar mimpi menjadi kaya, sehingga mereka memberi diri digodai, terjerat oleh Iblis dan hati mereka mulai rindu pada hal-hal yang bersifat bodoh dan berbahaya, dan hanya membawa akibat kehancuran dan kebinasaan. Cinta akan uang ini menarik hati mereka sehingga mereka lebih memilih harta sebagai tuan daripada iman yang benar, lalu mereka mendatangkan disiplin/hukuman atas diri mereka. Kesimpulannya, jangan bercita-cita menjadi kaya! Bagi orang percaya yang tertarik menjadi kaya, dia tentu didisiplin oleh Allah, supaya dia bertobat (1 Kor 11:32, Ib 12:5-13). Tetapi kalau diterapkan pada orang yang belum secara pribadi percaya Kristus (walaupun mungkin anggota jemaat), cinta akan uang ini menghindarkan dia dari Kristus (Mat 13:22, 19:22-24), dan kalau dia tidak sadar, dia tentu kena hukuman kekal (Mat 27:1-5).
- Apakah saudara suka mengajar menurut kemauan Anda saja, atau tidak suka masukan dan teguran? Kalau tidak suka diarahkan, baca ulang 1 Tim 6:3-5. Itulah Anda.
- Apakah ada pengajar di dalam gereja yang seperti itu? Mereka perlu ditegur.
- Apakah saudara rasa damai dan puas dengan makanan, pakaian dan tumpangan yang ada padamu, atau selalu rasa harus ada lebih banyak?
- Periksalah dirimu, apakah segenap hatimu, jiwamu, akal budimu dan kekuatanmu (Mar 12:30) dicurahkan untuk Kristus, atau untuk gaya hidupmu. Tuanmu siapa?
- Apakah saudara sedang mengalami disiplin dari Allah, karena mulai tertarik pada tuan lain, yaitu mencintai uang?
TFTWMS -> 1Tim 6:3-5; 1Tim 6:3-5
TFTWMS: 1Tim 6:3-5 - Pelajaran 18: Guru Palsu Digambarkan PELAJARAN 18: GURU PALSU DIGAMBARKAN (1 Timotius 6:3-5)
Dalam 6:3-5 Paulus menggambarkan guru palsu kepada Timotius. Guru palsu adalah orang yang &q...
PELAJARAN 18: GURU PALSU DIGAMBARKAN (1 Timotius 6:3-5)
Dalam 6:3-5 Paulus menggambarkan guru palsu kepada Timotius. Guru palsu adalah orang yang "mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat1—yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus—dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah [kesalehan] 2kita" (6:3).
CIRI-CIRINYA (AY. 4A)
Pengacau yang berpotensi ini memiliki tiga ciri-ciri: "Ia adalah seorang yang berlagak tahu."3Kita tidak perlu terkejut jika orang ini bersikap kurang ajar, dungu, dan bodoh. Ia tidak merasa bahwa ia berlagak tahu! Contoh yang baik tentang hal ini terdapat dalam Kisah 12:21-23:
Dan pada suatu hari yang ditentukan, Herodes mengenakan pakaian kerajaan, lalu duduk di atas takhta dan berpidato kepada mereka. Dan rakyatnya bersorak membalasnya: "Ini suara allah dan bukan suara manusia!" Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing.
Ia "tidak tahu apa-apa." Paulus menggabungkan kata "pengertian," atau "tahu," dengan "tidak apa-apa." Betapa suatu penggambaran yang jelas sekali tentang jiwa yang terpedaya yang tidak mau berserah kepada kebenaran! Orang ini tidak mau memperbaiki pikirannya terhadap persoalan di depan mata atau memperhatikan penalaran yang baik yang mungkin bisa menolong dia bertumbuh dalam pengertian. Sebagai tambahan terhadap pemikiran yang menyimpang ini, ia sering kali penuh semangat, bicara blak-blakan, dan berani—seolah-olah ia merupakan sumber kebenaran dan pengetahuan itu sendiri. Orang-orang seperti itu digambarkan dalam 1Timotius 1:7 sebagai "hendak menjadi pengajar hukum Taurat tanpa mengerti perkataan mereka sendiri dan pokok-pokok yang secara mutlak mereka kemukakan." Tentang orang-orang seperti itu Paulus berkata, "Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan. Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar" (Roma 10:1, 2).
Guru palsu adalah orang yang "penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat." Orang bisa saja maju pesat dalam kontroversi sebab ia adalah orang yang "tidak waras." 4Pikirannya yang sakit merindukan "pertanya-an dan perselisihan" (KJV). Sayangnya, upayanya itu dibuang-buang untuk "bersilat kata."5 Diskusi seperti itu tidak akan mengarah kemana-mana sehingga tidak bisa diikuti oleh pencari kebenaran. Guru palsu akan menekankan suatu permasalahan atau memancing suatu kajian, ia hampir selalu menuntut pengakuan atas kehadirannya di dalam kelas atau dalam pembahasan apa saja.
Paulus menugaskan Timotius untuk memperingatkan orang Kristen agar tidak ambil bagian dalam kontroversi seperti itu: "Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya" (2Timotius 2:14). Paulus menasihati Titus tentang bagaimana ia harus menyikapi orang-orang yang bersikeras di dalam kelakuan seperti itu: "Tetapi hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka. Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi" (Titus 3:9, 10).
BUAH-BUAHNYA (AY. 4B, 5)
Buah yang berasal dari cara hidup guru palsu adalah jelek semuanya!
- 1. Guru palsu memiliki perasaan "dengki." Ia mengalami "ketidakpuasan terhadap keunggulan atau keberhasilan orang lain."6Seorang pengacau tidak akan tahan terhadap prinsip Paulus dalam 1Korintus 12:26, yang berkata bahwa ketika "satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita."
- 2. Ia menghasut "perselisihan." 7Orang lain bisa mengantisipasi adanya suasana tegang di sekeliling guru palsu, dan penghasutan itu cenderung semakin hebat jika keinginannya tidak tercapai.
- 3. Ia mengucapkan "bahasa yang kasar."8Ia bisa saja bicara buruk tentang orang lain atau menyebabkan orang non-Kristen menghujat Allah atau gereja. Simaklah kecenderungan yang meningkat di dalam daftar Paulus itu. Pertama, seseorang iri hati terhadap keberhasilan orang lain. Hal itu membawa kepada percekcokan atau adu mulut. Dari tingkatan adu mulut, percekcokan itu naik menjadi umpatan (atau bahasa yang kasar) mengenai karakter orang lain. Tahapan ini akan membuat guru palsu itu memiliki pelbagai angan-angan yang jahat (kecurigaan yang jahat—topik Paulus selanjutnya). Pengacauannya itu setiap saat menghasilkan reaksi negatif yang lebih banyak!
- 4. Ia lalu mencapai tahapan "kecurigaan yang jahat."9 Orang ini punya angan-angan yang jahat. Seperti yang dikatakan oleh Alexander Pope, "Semuanya terlihat kuning bagi mata yang penuh prasangka." Hendriksen menulis, "Pikiran orang yang iri hati dihantui oleh kecurigaan dan kegelisahan. Ia mulai mencurigai setiap tindakan lawannya, … Ia membayangkan bahwa ada 'alasan yang tidak terlihat di belakang setiap gerakan orang yang ia anggap musuhnya.'"10
- 5. Akhirnya ia terlibat di dalam "perselisihan yang terus-menerus." Seorang pengacau akan hidup dalam kejengkelan yang kronis. Hendriksen menggambarkan orang seperti itu dengan cara ini:
Ia adalah orang yang hatinya terbakar oleh dendam, yang kejang-kejang oleh hasutan, yang haus akan "darah." Dua orang itu "saling menggosok ke arah yang salah" (simaklah gagasan dasar dalam bahasa aslinya). Diskusi "keagamaan" mereka sering berubah menjadi kecaman-kecaman yang pedas, dalam pengertian buruk istilah itu … Percekcokan seperti itu penuh dengan makian yang tak senonoh, cercaan yang menyakitkan hati, dan caci-maki yang memanas, atau kalau tidak sindiran terselubung, sindiran jahat, dan penghinaan terselubung yang samar-samar.11
Tahapan kelima ini bisa mencerminkan pembalasan Allah ketika jiwa yang sakit ini mulai menuai apa yang ia telah taburkan (lihat Galatia 6:7, 8; Roma 12:17-19). Orang ini, yang sekarang terlibat di dalam perselisihan yang berkelanjutan, dulunya begitu menyukai kontroversi sehingga Allah mungkin memberi dia lebih banyak kontroversi daripada yang ia inginkan!
Memang menyedihkan bahwa orang ini, untuk alasan yang beragam, menjadi "tidak lagi berpikiran sehat12." Segala pengaruh itu benar-benar bertentangan dengan perkataan Allah yang benar, sehat (lihat Matius 4:5; 23:1-3, 15; 24:24-26).
Orang-orang itu benar-benar telah "kehilangan 13 kebenaran." Vincent mengamati bahwa oleh karena 1Timotius 1:19 dan Titus 1:14 menggambarkan pelbagai kasus dimana manusia menjauhkan kebenaran dari diri mereka, "[maka] di sini diketengahkan ketika [kebenaran itu] diambil dari mereka."14Yeremia 7:28 berkata, "… ketulusan [kebenaran] mereka sudah lenyap, sudah hapus dari mulut mereka."
Guru-guru palsu itu sangat kacau-balau sehingga meskipun firman hidup kekal telah dijauhkan dari mereka (2Tesalonika 2:10-12), mereka tetap saja sibuk melakukan apa yang buruk di tengah-tengah saudara-saudara, sebab mereka mengira "kesalehan/ibadah merupakan sarana untuk memperoleh keuntungan." Sikap itu membuat buah-buah mereka berbahaya dua kali lipat, membahayakan jiwa mereka sendiri dan jiwa-jiwa saudara mana saja yang terpengaruh oleh mereka!
Betapa menyedihkan bahwa orang-orang ini melihat kesalehan sebagai cara untuk memperoleh keuntungan, dan melalui pendekatan seperti itu mereka mengalami kerugian sepenuhnya (lihat Matius 26:24; Yohanes 12:6)! 15
TFTWMS: 1Tim 6:3-5 - Kata-kata Terakhir Tentang Guru-guru Palsu KATA-KATA TERAKHIR TENTANG GURU-GURU PALSU (1 Timotius 6:3-5a)
3 Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat—yakni perka...
KATA-KATA TERAKHIR TENTANG GURU-GURU PALSU (1 Timotius 6:3-5a)
3 Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat—yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus—dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita, 4 ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, 5 percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.
Pertama Timotius dimulai dengan pemaparan tentang guru-guru palsu di Efesus (1:1-11). Paulus kembali kepada pokok pembicaraan itu di jantung surat itu (4:1-7a). Sekarang, dalam pasal penutup, rasul itu sekali lagi menuding bahwa pesan dari guru-guru palsu itu adalah salah; tapi ia menambahkan bahwa motif mereka juga tidak benar. Di sini, kita memiliki kata-kata terakhir Paulus tentang para penyebar kesalahan ini— yaitu, kata-kata terakhir dalam surat ini.19
Perintah kepada para budak Kristen berakhir dengan peringatan ini kepada Timotius: "Ajarkanlah dan beritakanlah prinsip-prinsip ini." Ini kembali kepada apa yang Paulus telah tulis sebelumnya, tapi itu juga memberikan ruang untuk diskusi yang mengikuti. Dalam banyak terjemahan, kata-kata itu muncul sebagai kalimat pertama dalam paragraf tentang guru-guru palsu.20Dalam ayat-ayat setelah nasihat itu, Paulus menekankan bahwa ajaran guru-guru palsu itu bertentangan dengan Firman Allah (6:3-5).
Ayat 3. Ia memulai dengan definisi guru palsu: Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat—yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus— dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita. Kata "jika" yang membuka kalimat itu dapat diterjemahkan "karena." Paulus tidak mengajukan "kasus yang diduga semata, tapi [kasus yang] benar-benar ada."21Yang ada di dalam pikirannya bukan apa yang akan terjadi atau dapat terjadi, tapi apa yang sudah terjadi.
Guru palsu "mengajarkan ajaran lain"—yang berbeda, yaitu, dari apa yang Paulus sudah ajarkan di Efesus. Paulus menggunakan istilah yang sama di sini dengan yang ia gunakan dalam 1:3: eJterodidaskale÷w (heterodidaskaleō). Sekali lagi, rasul itu menunjukkan adanya sebuah standar kepercayaan Kristen. Dari norma ini, guru palsu itu telah berpaling.22Guru palsu itu tidak "menurut perkataan sehat." Kata majemuk yang diterjemahkan "menurut [NASB: sejalan dengan]" (prose÷rcomai, proserchomai) bukan hanya masalah menganggukkan kepala tanda setuju. Kata yang kuat ini, yang menggabungkan "datang" (e¡rcomai, erchomai) dan "dekat" (pro÷ß, pros),23di sini berarti "merangkul" atau "menerima." Terjemahan lain untuk kata itu termasuk "memegang" (NAB), "menjaga" (NJB), dan "mencurahkan" (REB). Guru palsu tidak mau memeluk "perkataan sehat."
Menjadi "sehat" (uJgiai÷nw, hugiainō) adalah harus "sehat, bugar." Karena doktrin yang berbeda tidak "sejalan dengan" kata-kata yang "bugar" "sehat," oleh karena itu doktrin itu tidak bugar dan tidak sehat—berpenyakit Bagaimanakah kita dapat tahu apakah ajaran agama itu sehat atau tidak? Tes apakah yang harus kita terapkan? Pertama, ajaran itu harus "sejalan dengan" perkataan Tuhan kita Yesus Kristus. Frasa ini dapat mengacu kepada kata-kata yang diucapkan oleh Yesus sendiri, meski nampaknya tidak perlu dibatasi. Itu dapat mencakup kata-kata tentang Yesus seperti yang ditemukan dalam empat Catatan Injil (lihat Kisah 1:1). Kita sudah catat sebelumnya bahwa Paulus mungkin mengutip dari catatan Lukas. Kemungkinan besar, istilah itu mencakup semua yang dikatakan dan ditulis oleh para wakil terilham Kristus (lihat Yoh. 16:13). Ketika Yesus mengutus murid-murid-Nya dalam amanat terbatas, Ia memberitahu mereka, "Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku" (Luk. 10:16). Jika siapa saja mengajarkan sesuatu yang tidak sejalan dengan apa yang diungkapkan di dalam Perjanjian Baru, ajarannya itu berpenyakit.
Tes lainnya adalah bahwa ajaran itu harus "menurut" "ajaran yang sesuai dengan24kesalehan" (NASB). "Kesalehan" adalah "sikap hormat luar biasa yang diberikan kepada Allah,"25yang menghasilkan "kehidupan yang baik dan kudus."26Ajaran yang tidak membawa para pendengar lebih dekat kepada Allah dan tidak mempromosikan hidup yang saleh adalah ajaran yang berpenyakit.
Ayat 4a. Paulus selanjutnya mengkspos hati guru palsu itu: Ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata. Tudingannya yang pertama adalah bahwa guru sesat itu "berlagak tahu" (tufo÷w, tuphoō).27J. W. Roberts menulis, "Adalah suatu egotisme yang luar biasa bagi seorang guru Kristen untuk menentang dan menolak untuk menyetujui ajaran Kristus dan rasul-rasul-Nya."28
Guru sesat yang egois di Efesus mengaku memahami segala sesuatu, memiliki pengetahuan yang tidak dimiliki orang lain, unggul secara intelektual; tetapi Paulus berkata, "Ia … tidak mengerti apa-apa " (lihat 1:7; NASB). Alkitab NEB mencap dia "orang yang sombong," sementara terjemahan Phillips menyebut dia "orang idiot yang sombong."
Paulus selanjutnya menuding bahwa guru palsu itu "penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata." Orang dapat saja memahami pernyataan ini di luar konteks dan menyimpulkan bahwa seorang pengikut Kristus harus menghindari semua bentuk kontroversi. Namun begitu, Yesus sendiri sering terlibat dalam kontroversi, dan Paulus adalah salah satu tokoh paling kontroversial pada zamannya. Beberapa ayat kemudian, Paulus menasihati Timotius untuk "bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar" (6:12). Ia belakangan mendorong Timotius untuk mengoreksi mereka yang menentang kebenaran, untuk "menegur" dan "menasihati" mereka (2 Tim. 2:25; 4:2). Lalu, hal apakah yang harus dihindari?
Pertama, Timotius harus menghindari "ketertarikan yang tidak sehat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang kontroversial" (NASB). "Memiliki ketertarikan yang tidak sehat" adalah terjemahan dari nose÷w (noseō, "sakit, gering"). Kata benda yang terkait, no÷soß (nosos), secara harfiah adalah "masalah, penyakit, gangguan fisik" dan secara kiasan "masalah, penyakit moral."29Kata yang diterjemahkan "pertanyaan-pertanyaan kontroversial" (zh÷thsiß, zētēsis) mengacu kepada "keterlibatan dalam diskusi kontroversial."30Kata itu terkait dengan kata yang diterjemahkan "persoalan" dalam 1:4. Alkitab NIV menunjukkan bahwa guru-guru palsu itu memiliki "minat yang tidak sehat dalam hal-hal yang kontroversial." Alkitab NKJV mengemukakan bahwa orang-orang seperti itu "terobsesi dengan perbantahan."
Hal kedua yang harus dihindari adalah "bersilat kata." Ungkapan itu berasal dari kata deskriptif (logomaci÷a, logomachia) yang secara harfiah berarti "pertempuran kata" (lihat CJB). Itu merupakan kombinasi dari logoß (logos, "kata") dan ma÷ch (machē, "pertengkaran" atau "perbantahan").31Kata kerja yang terkait ditemukan dalam 2 Timotius 2:14, di mana Paulus memberi tahu Timotius untuk mengajar para anggota di gereja Efesus "agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya." Ini bukan berarti bahwa kata-kata tidak penting.32Kita berkomunikasi dengan kata-kata; kata-kata itu harus setepat yang dapat kita buat. Logomachia tidak sama dengan membahas definisi dan arti kata-kata Alkitab. Sebaliknya, hal itu berkaitan dengan keributan atas masalah sepele dan menggunakan kata-kata sebagai amunisi. Guru-guru palsu di Efesus senang memperdebatkan teori mereka yang berbelit-belit dengan siapa saja yang mau mendengarkan mereka.
Ayat 4b, 5a. Seraya Paulus melanjutkan, ia mencantumkan beberapa buah busuk dari "mencari-cari soal" dan "bersilat kata": Yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran.
Pertama dalam daftar itu adalah "dengki" (fqo÷noß, phthonos), salah satu "perbuatan daging" (Gal. 5:19, 21; KJV). Dengki atau iri hati sering menimbulkan "cidera (er¡iß, eris),33yang umumnya mencakup "fitnah." Kata yang diterjemahkan "fitnah" (blasfhmi÷a, blasphēmia) sering merendahkan Allah dan hal-hal tentang Allah;34tapi di sini, gagasannya adalah "perkataan jahat" (NIV) yang saling dilontarkan antara para saudara.
Cidera atau perselisihan diperhebat oleh "kecurigaan [yang jahat]35." "Kecurigaan" (uJpo÷noia, huponoia) adalah "dugaan berdasarkan sedikit bukti."36Ketika orang-orang tidak dapat akur, mereka sering melabelkan motif terburuk yang memungkinkan kepada para lawan mereka.37Hasil akhirnya adalah "percekcokan [yang terus-menerus]" (diaparatribh÷, diaparatribē), "ditandai dengan argumentasi yang terus-menerus."38 Ketika orang-orang berpihak-pihakan, kedamaian dan keharmonisan hancur, dan terkadang jemaat secara tragis terbelah.
Tes utama bagi ajaran agama apa saja adalah apakah ajaran itu sejalan atau tidak dengan Firman yang terilham. Namun begitu, tes lain yang harus diterapkan adalah memeriksa buah yang ajaran itu hasilkan (Mat. 7:15-20). Jika ajaran Firman Allah itu menghasilkan "cidera" dan "percekcokan," maka ada sesuatu yang salah—baik melalui cara kebenaran itu disajikan atau melalui penyaji kebenaran itu sendiri.
"Percekcokan" yang Paulus lihat adalah "antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat39dan yang kehilangan kebenaran"—dengan kata lain, antara guru-guru palsu dan orang-orang yang mengikuti mereka. Seringkali, guru-guru palsu itu saling berbeda di antara mereka sendiri sebagaimana juga di antara guru-guru kebenaran.
"Tidak berpikiran sehat" adalah terjemahan dari bentuk participle kata kerja diafqei÷rw (diaphtheirō). Kata majemuk ini terdiri dari fqei÷rw (phtheirō, "hancur karena rusak") diintensifkan oleh dia (dia, "melalui"). Di sini, dalam bentuk pasif, kata itu setara dengan sesuatu yang menjadi benar-benar rusak, sepenuhnya.40
"Kehilangan" adalah dari ajpostere÷w (apostereō, secara harfiah, "merampok").41 Alkitab NIV menerjemahkan kata kerja itu dalam konteks ini, yang juga dalam bentuk pasif, sebagai "dirampok." Ini menunjukkan bahwa individu-individu ini pernah mengetahui "kebenaran" (ajlh÷qeia, alētheia42), namun sikap mereka yang mengejar kesesatan telah merampas kebenaran itu (lihat 2 Tim. 4:4). Sungguh sulit untuk membayangkan tragedi yang lebih besar. Hanya kebenaran yang dapat "memerdekakan kamu" (Yoh. 8:32). Allah ingin semua orang "memperoleh pengetahuan akan kebenaran" (1 Tim. 2:4), yang membutuhkan ketekunan dalam mempelajari Firman-Nya.
Kita harus memastikan bahwa kita tidak mengajarkan kesesatan, tapi kita juga harus berhati-hati untuk tidak terlalu berfokus dalam melawan kesesatan sehingga mengabaikan tugas untuk mengajarkan kebenaran. Tidak mudah untuk menemukan keseimbangan yang tepat dalam pemberitaan dan pengajaran kita.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Doktrin yang Benar dan Kesalehan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 65 M
Latar Belakang
Surat 1 dan 2 Ti...
Penulis : Paulus
Tema : Doktrin yang Benar dan Kesalehan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 65 M
Latar Belakang
Surat 1 dan 2 Timotius dan Titus -- biasanya disebut sebagai "Surat-Surat Penggembalaan", adalah surat-surat dari Paulus (1Tim 1:1; 2Tim 1:1; Tit 1:1) kepada Timotius (di Efesus) dan Titus (di Kreta) mengenai pelayanan pastoral di gereja. Beberapa pengeritik telah mempersoalkan kepenulisan Paulus atas surat ini, namun gereja mula-mula dengan tegas menempatkannya sebagai surat-surat Paulus yang asli. Walaupun ada perbedaan gaya penulisan dan kosakata dalam Surat-Surat Penggembalaan dibanding dengan surat kiriman lain dari Paulus, usia lanjut dan perhatian pribadi Paulus terhadap pelayanan Timotius dan Titus dapat menerangkan perbedaan ini dengan cukup menyakinkan.
Paulus menulis surat 1 Timotius sesudah peristiwa-peristiwa yang tercantum dalam pasal terakhir Kisah Para Rasul. Hukuman penjara yang pertama kali dialami Paulus di Roma (Kis 28:1-30) rupanya berakhir dengan kebebasan (2Tim 4:16-17). Setelah itu, menurut keterangan Klemens dari Roma (sekitar tahun 96 M) dan Kanon Muratoria (sekitar tahun 170 M), Paulus meninggalkan Roma menuju ke arah barat ke Spanyol dan di sana melaksanakan pelayanan yang sudah lama dicita-citakannya (bd. Rom 15:23-24,28). Berdasarkan data dalam Surat-Surat Penggembalaan ini, Paulus kemudian kembali ke daerah Laut Aegea (khususnya Kreta, Makedonia, dan Yunani) untuk pelayanan selanjutnya. Sementara waktu ini (sekitar tahun 64-65 M), Paulus menugaskan Timotius sebagai wakil rasuli untuk melayani di Efesus, dan Titus di Kreta. Dari Makedonia, Paulus menulis surat yang pertama kepada Timotius, dan beberapa waktu kemudian dia menulis kepada Titus. Setelah itu, Paulus kembali ditawan di Roma, ketika dia menulis surat yang kedua kepada Timotius, tidak lama sebelum dia mati syahid pada tahun 67\68 M (lihat 2Tim 4:6-8; juga Lihat "PENDAHULUAN SURAT 2TIMOTIUS" 08221).
Tujuan
Paulus mempunyai tiga maksud ketika menulis surat ini:
- (1) menasihati Timotius sendiri mengenai kehidupan pribadi dan pelayanannya;
- (2) mendorong Timotius untuk mempertahankan kemurnian Injil dan standarnya yang kudus dari pencemaran oleh guru palsu; dan
- (3) memberikan pengarahan kepada Timotius mengenai berbagai urusan dan persoalan gereja di Efesus.
Survai
Salah satu hal utama yang disampaikan Paulus kepada pembantu mudanya ialah supaya Timotius tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang sejati dan membuktikan kesalahan ajaran palsu yang melemahkan kuasa Injil yang menyelamatkan (1Tim 1:3-7; 1Tim 4:1-8; 1Tim 6:3-5,20-21). Paulus juga menginstruksikan Timotius mengenai syarat-syarat kerohanian dan sifat bagi para pemimpin gereja dan memberikan gambaran tersusun dari macam orang yang diizinkan menjadi pemimpin rohani gereja (lih. daftar syarat terperinci di garis besar).
Antara lain, Paulus menasihatkan Timotius bagaimana bergaul dengan berbagai kelompok dalam jemaat, seperti perempuan (1Tim 2:9-15; 1Tim 5:2), janda-janda (1Tim 5:3-16), orang laki-laki tua dan muda (1Tim 5:1), para penatua (1Tim 5:17-25), budak (1Tim 6:1-2), guru palsu (1Tim 6:3-10) dan orang kaya (1Tim 6:17-19). Paulus memberikan lima instruksi jelas kepada Timotius yang harus dilaksanakannya (1Tim 1:18-20; 1Tim 3:14-16; 1Tim 4:11-16; 1Tim 5:21-25; 1Tim 6:20-21). Di dalam surat ini Paulus menyatakan kasih sayangnya kepada Timotius sebagai anak rohaninya dalam iman dan mengajukan suatu standar kesalehan yang tinggi untuk kehidupannya dan untuk gereja.
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini yang dialamatkan langsung kepada Timotius sebagai wakil Paulus di jemaat Efesus, sangat pribadi dan ditulis dengan emosi dan perasaan yang mendalam.
- (2) Bersama dengan surat 2 Timotius, maka lebih dari surat PB lainnya surat ini menekankan tanggung jawab pendeta untuk memelihara Injil agar tetap murni dan bebas dari ajaran palsu yang akan melemahkan kuasanya untuk menyelamatkan.
- (3) Surat ini menekankan nilai unggul dari Injil, pengaruh setan di belakang semua pencemaran, panggilan gereja yang kudus dan syarat tinggi yang ditetapkan Allah bagi para pemimpinnya.
- (4) Surat ini memberikan pedoman yang paling lengkap dalam PB mengenai bagaimana seorang gembala harus berhubungan secara patut dengan pria dan wanita serta dengan semua kelompok usia dan sosial dalam gereja.
Full Life: 1 Timotius (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(1Tim 1:1-20)
I. Pengarahan Tentang Pelayanan Gereja
(1Tim 2:1-4:5)
A. Pentingnya Doa
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(1Tim 1:1-20) - I. Pengarahan Tentang Pelayanan Gereja
(1Tim 2:1-4:5) - A. Pentingnya Doa
(1Tim 2:1-8) - B. Perilaku Wanita yang Sopan
(1Tim 2:9-15) - C. Syarat-Syarat bagi Penilik Jemaat
(1Tim 3:1-7) - 1. Pribadi
- a. Tak Bercacat
(1Tim 3:2) - b. Dapat Menahan Diri
(1Tim 3:2) - c. Bijaksana
(1Tim 3:2) - d. Sopan
(1Tim 3:2) - e. Suka Memberi Tumpangan
(1Tim 3:2) - f. Cakap Mengajar
(1Tim 3:2) - g. Bukan Peminum
(1Tim 3:3) - h. Bukan Pemarah
(1Tim 3:3) - i. Peramah
(1Tim 3:3) - j. Pendamai
(1Tim 3:3) - k. Bukan Hamba Uang
(1Tim 3:3) - m. Mempunyai Nama Baik
(1Tim 3:7) - l. Jangan Orang Baru Bertobat
(1Tim 3:6) - 2. Keluarga
- a. Suami dari Satu Istri
(1Tim 3:2) - b. Kepala Keluarga yang Baik
(1Tim 3:4-5) - c. Disegani dan Dihormati oleh Anak-Anaknya
(1Tim 3:4) - D. Syarat-syarat bagi Diaken
(1Tim 3:8-12) - 1. Pribadi
- a. Orang Terhormat
(1Tim 3:8) - b. Jangan Bercabang Lidah
(1Tim 3:8) - c. Jangan Penggemar Anggur
(1Tim 3:8) - d. Jangan Serakah
(1Tim 3:8) - e. Orang yang Memelihara Rahasia Iman Dalam Hati Nurani
yang Suci
(1Tim 3:9) - f. Diuji dan Tak Bercacat
(1Tim 3:10) - 2. Keluarga
- E. Alasan Gereja Memerlukan Syarat Tinggi bagi Pemimpin
(1Tim 3:13-4:5) - II. Pengarahan Tentang Pelayanan Timotius
(1Tim 4:6-6:19) - A. Kehidupan Pribadinya
(1Tim 4:6-16) - B. Hubungan dengan Orang Dalam Gereja
(1Tim 5:1-6:19) - 1. Orang yang Tua dan Orang Muda
(1Tim 5:1) - 2. Perempuan Tua dan Perempuan Muda
(1Tim 5:2) - 3. Janda-Janda
(1Tim 5:3-16) - 4. Penatua dan Calon Penatua
(1Tim 5:17-25) - 5. Budak-Budak
(1Tim 6:1-2) - 6. Guru-Guru Palsu
(1Tim 6:3-10)
Sisipan: Nasihat kepada Timotius Sendiri
(1Tim 6:11-16) - 7. Orang-Orang Kaya
(1Tim 6:17-19) - Penutup
(1Tim 6:20-21)
Matthew Henry: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Sejauh ini surat-surat kerasulan Paulus selalu ditujukan kepada jemaat-jemaat, tetapi sekarang menyusul beberapa surat yang diperuntukkan kepada...
- Sejauh ini surat-surat kerasulan Paulus selalu ditujukan kepada jemaat-jemaat, tetapi sekarang menyusul beberapa surat yang diperuntukkan kepada orang-orang tertentu. Dua pucuk surat kepada Timotius, satu untuk Titus, dan satu lagi untuk Filemon, dan ketiganya adalah pelayan-pelayan Tuhan. Timotius dan Titus adalah pemberita Injil, suatu jabatan yang lebih rendah dibandingkan dengan jabatan rasul, sebagaimana tertulis di dalam surat Efesus 4:11, baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala. Tugas dan pekerjaan mereka banyak samanya dengan para rasul, yaitu untuk menanam bakal-bakal jemaat, dan mengairi jemaat-jemaat yang sudah ditanam itu, dan sesuai dengan tugas-tugas itu, mereka selalu melakukan perjalanan keliling, seperti yang dilakukan oleh Timotius. Timotius pertama kali dipertobatkan oleh Rasul Paulus, dan itulah sebabnya ia menyapa Timotius sebagai anaknya yang sah di dalam iman. Kita membaca mengenai pertobatannya di dalam Kisah Para Rasul 16:3. Tujuan dari kedua surat kepada Timotius adalah untuk mengarahkan dia bagaimana melaksanakan tugasnya sebagai seorang pemberita Injil di Efesus, tempat ia berada pada saat itu. Paulus menyuruh dia ke sana supaya tinggal di situ untuk beberapa waktu guna menyempurnakan pekerjaan baik yang telah dimulai Paulus di sana. Adapun tugas penggembalaan jemaat sehari-hari, telah dipercayakan Paulus dengan sangat khidmat kepada para penilik jemaat, seperti tampak dalam Kisah Para Rasul 20:28, di mana ia memerintahkan para penilik, jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
Galilah: 1 Timotius (Garis Besar)
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang mau menangani...
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang mau menangani Firman Tuhan dengan sebaik-baiknya. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Sangat disarankan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.571 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense berkaitan dengan waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi.
Contoh: “Kemarin dia belajar.”
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Misalnya “Kemarin, sementara dia sedang belajar…”
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga berkaitan dengan apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Misalnya “Dia sudah belajar (memiliki kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)”
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Misalnya “Dia sedang belajar.”
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Misalnya “Dia akan/mau belajar.”
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Misalnya “Saya mengasihi Yesus.”
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Misalnya Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku.
Contohnya:Saya yang selalu cuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Misalnya “Saya akan makan.”
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Misalnya “Makan!”
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina (supaya) menyatakan tujuan. Misalnya “Saya memasak supaya kamu bisa makan.”
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Misalnya “Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.”
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Misalnya “Makan, itu baik.”
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti tertentu (perjamuan kudus) sedangkan di ayat 46, tanpa artikel, berbicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Contoh: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Contoh: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Contoh: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Contoh: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif (Berkaitan dengan harapan)
Contoh: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat.
Aorist Aktif Indikatif
Contoh: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Contoh: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Contoh: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Contoh: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Contoh: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Contoh: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Contoh: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 Lihat pembahasan di Guthrie, D. Pastoral Epistles: An Introduction and Commentary. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1990. Jil. 14, hal. 19-68)
2 Ray Van Neste, 1 Timothy, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton. 2008.Hal. 2324.
3 Van Neste, Hal. 2321.
4 Guthrie, Hal. 50 & Mounce, W. D. Pastoral Epistles. Dallas: Word, Incorporated. 2000. Jil. 46, Hal. Lviii.
5 https://en.wikipedia.org/wiki/Saint_Timothy
6 Lea, T. D., & Griffin, H. P. 1, 2 Timothy, Titus. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1992. Jil. 34, Hal. 52. Lihat juga Mounce, Hal. Lviii.
7 J. B. Polhill, Acts, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Illinois, 2008. Hal. 2125.
8 Menurut naskah-naskah Kisah Para Rasul yang terlestari di wilayah Barat dari dunia kuno itu, Paulus mengajar dari jam sebelas siang sampai jam empat sore, yaitu jam tidur siang di Efesus. Walaupun tidak ada bukti lain dari sejarah bahwa hal ini terjadi, ada cukup banyak ahli alkitab dari kalangan injili yang percaya bahwa itu benar. Hal ini cukup masuk akal karena tentu si Tiranus menggunakan rumah kuliahnya sendiri pada jam kerja dan kalau Paulus melayani jam istirahat, dia juga ada waktu pagi untuk bekerja. (Kis 20:34)
9 Wayne Grudem, Systematic Theology, IVP, Leicester, 1994. Hal 91.
10 J. B. Polhill, Acts. Broadman & Holman Publishers. Nashville, 1992. Jilid. 26, hal. 401.
11 Yohanes melayani di sana, sesudah Timotius.
12 Knight, G. W. The Pastoral Epistles: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI; Carlisle, England: W.B. Eerdmans; Paternoster Press. 1992. Hal. 57.
13 Lea, T. D., & Griffin, Hal. 62.
14 Knight, Hal. 57.
15 Mounce, Hal. 5. Hanya 4 surat di mana dia tidak menggunakan sebutan Rasul – Filipi, 1&2 Tesalonika dan Filemon.
16 Knight, Hal. 61.
17 Arichea, D. C., & Hatton, H. A handbook on Paul’s letters to Timothy and to Titus. New York: United Bible Societies. 1995. Hal. 9.
18 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Jil. 4, Hal. 145.
19 Knight, Hal. 62.
20 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata gnesios.
21 Knight, Hal. 63.
22 Lea & Griffin, Hal. 64. Knight, Hal. 66.
23 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Penjelasan pada 1 Tim 1:3
24 Knight, Hal. 66.
25 Knight, Hal. 68.
26 Aoris
27 Mounce, Hal. 17.
28 Aoris Aktif Infinitif
29 Kebanyakan versi bahasa Inggris menerjemahkannya begitu, termasuk: ESV, NASV, NIV & NKJV.
30 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paranggello.
31 Knight, Hal. 72.
32 Stott, J. R. W. Guard the truth: the message of 1 Timothy & Titus. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1996. p. 42.
33 Present Aktif Infinitif
34 Terikat pada kata datif.
35 TB di ayat 6 menerjemahkannya menerima dan di ayat 10 dan ayat 11 mengikutinya, artinya seharusnya mendengarkan, dalam arti asyik mendengar. Jadi boleh berarti mereka mengejar dia, tetapi supaya menerima ajarannya. Lihat Friberg, Friberg & Miller, kata prosekho.
36 Present Aktif Infinitif
37 Contoh: Buku Yobel-Yobel (The Book of Jubilees), yang ditulis dalam abad pertama sebelum masehi, dan Sejarah Alktab Filo (The Biblical Antiquities of Philo), yang ditulis 70 Masehi.
38 Stott, Hal. 43.
39 Lihat Stott, Hal. 45, Knight, Hal 74, Lea & Griffin, Hal 67, dll.
40 Arichea & Hatton, Hal. 17.
41 ESV, NASV.
42 Friberg, Friberg & Miller, kata agape.
43 Knight, Hal. 77.
44 Lihat penjelasan lebih mendetil di 4:2.
45 Aoris Aktif Partisip
46 Arichea & Hatton, Hal. 19.
47 Kadang-kadang kata kerja Aoris Pasif menjadi cara halus untuk mengkomunikasikan suara Medium, yaitu bahwa mereka sendiri menyimpang. Lihat Knight, Hal 79.
48 Mounce, Hal. 46.
49 Arichea & Hatton, Hal. 19.
50 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata noeo.
51 Perfek Aktif Indikatif
52 Knight, Hal. 80.
53 Present Medium Subjunktif
54 Perfek Aktif Partisip
55 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata keimai.
56 Arichea & Hatton, Hal. 23.
57 Ibid, Hal. 23.
58 Ibid, Hal. 23.
59 Mounce, Hal. 37.
60 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anosios.
61 Mounce, Hal. 37.
62 Ibid, Hal. 46.
63 Memukul didukung oleh Mounce, Hal. 46. Membunuh didukung oleh Arichea & Hatton, Hal. 24.
64 Knight, Hal. 85.
65 Ibid, Hal. 85.
66 Arichea & Hatton, Hal. 25.
67 Mounce, Hal. 40.
68 Ibid, Hal. 40.
69 Knight, Hal. 88.
70 Guthrie, Hal. 76.
71 Present Aktif Indikatif
72 Sifat Aoris
73 Aoris Medium Indikatif (Menganggap) dan Aoris Medium Partisip (Mengangkat).
74 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tithemi.
75 Present Aktif Partisip
76 Ibid, lihat kata blasfemos.
77 Arichea & Hatton, Hal. 30.
78 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hybristes.
79 Arichea & Hatton, Hal. 30.
80 Van Neste, Hal. 2326.
81 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata meta.
82 Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933. 1 Ti 1:15.
83 Lea & Griffin, Hal. 75.
84 Robertson, 1 Ti 1:15.
85 Present Aktif Indikatif
86 “Aku telah ada” (TB) kurang akurat dan sebenarnya mengikuti alkitab Saksi Yehova. Ego Eimi (Akulah Aku) di sana Kristus tentu menyebut diriNya Yahweh. Itu sebabnya para pendengar langsung mau membunuh Dia (Yoh 8:59).
87 UBS dan NA27
88 Lihat Knight, Hal. 105. Lea dan Griffin Hal. 77. Mounce, Hal. 60. Dll.
89 Lea dan Griffin Hal. 77.
90 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata doxa.
91 Ibid, lihat kata amen.
92 Stott, Hal. 56.
93 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paratithemi.
94 Present Medium Indikatif
95 https://en.wikipedia.org/wiki/Chapters_and_verses_of_the_Bible
96 Guthrie, Hal. 81.
97 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apotheo.
98 Aoris Medium Partisip
99 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paideuo.
100 Present Pasif Infinitif
101 Arichea & Hatton, Hal. 45.
102 Ibid, Hal. 45.
103 MacArthur, Hal. 1862.
104 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hyperokhe.
105 Mounce, Hal. 83. Lihat juga MacArthur, Hal. 1862.
106 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata thelo.
107 Ibid, lihat kata erkhomai.
108 Knight, Hal. 120.
109 Lea dan Griffin Hal. 89.
110 Ada yang menganggap bahwa bagian ini bicara mengenai Israel saja, tetapi jelas dari ayat Rom 9:24 bahwa orang percaya non-Yahudi, secara individu, dimaksudkan juga.
111 Mounce, Hal. 87.
112 Arichea & Hatton, Hal. 50.
113 Aorist Aktif Partisip.
114 Knight, Hal. 121-122.
115 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tithemi.
116 Mounce, Hal. 92.
117 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Lihat penjelasan di 1 Tim 2:7.
118 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:7.
119 Arichea & Hatton, Hal. 54.
120 Mounce, Hal. 106.
121 Lock, Hal. 30.
122 Present Aktif Partisip
123 Present Aktif Infinitif
124 Mounce, Hal. 113.
125 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 96.
126 Mounce, Hal. 115.
127 Ibid, Hal. 114.
128 Present Aktif Indikatif.
129 Knight, Hal. 136.
130 Present Medium Partisip.
131 Knight, Hal. 136.
132 Daftaran referensi ini diambil dari Mounce, Hal. 115.
133 Wallace, Hal. 253-254
134 Present Aktif Imperatif
135 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hesykhia.
136 Ceslas Spicq, The Theological Lexicon of the New Testament, Hendrickson, Massachusetts, 1994. Jil 2, Hal. 179
137 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 98.
138 A. T. Robertson. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930. Lihat komentar di 2:12.
139 Mounce, Hal. 121.
140 Daftaran ini terdapat di Mounce, Hal. 121. Ada yang jauh lebih janjang di sana berkaitan dengan semua surat Paulus.
141 Present Aktif Indikatif
142 Kata orang di ayat 2 Tim 3:14 bersifat jamak, jadi berkaitan dengan ibunya dan neneknya, bukan Paulus.
143 Ada beberapa tafsiran akhir-akhir ini yang berusaha mengubahkan makna dari ayat ini dengan menegaskan bahwa ada situasi di Efesus, di mana beberapa perempuan mengajar ajaran sesat, sehingga Paulus bicara secara khusus pada mereka. Akan tetapi tidak ada bukti dari sejarah yang mendukung teori mereka, ataupun informasi dari surat ini. Jadi kita terpaksa menerima saja ajaran ini, karena sangat jelas isinya.
144 Ada diskusi yang sangat teliti di Mounce, Hal. 120-130. William Mounce adalah ahli Bahasa Yunani yang mungkin paling terkenal bagi generasi sekarang, dan penelitiannya sangat jelas.
145 Kata plasso dipakai di versi PL Bahasa Yunani, LXX. Lihat Knight, Hal. 143.
146 Thomas R, Schreiner, Romans, ESV Study Bible, CrossWay Bibles, Illinois, 2008. Hal. 2166.
147 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata exapatao.
148 Knight, Hal. 144.
149 Arichea & Hatton, Hal. 62.
150 Ayat ini tidak bermaksud mengajar bahwa orang harus meraih keselamatannya, melainkan bahwa dia hidup sesuai dengan kenyataan bahwa dia sudah diselamatkan. Rasa takutnya bukanlah ketakutan karena mungkin dia ditolak, melainkan bahwa dia takut akan kuasa Allah, yang sedang bekerja di dalam dirinya. Lihat Melick, R. R. Philippians, Colossians, Philemon. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1991. Jil. 32, Hal. 110.
151 Van Neste, Hal. 2328
152 Mounce, Hal. 145.
153 Ibid, Hal. 147.
154 Arichea & Hatton, Hal. 64.
155 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata pistos.
156 Present Medium Indikatif
157 Di sana , kata rasul, nabi, pemberita injil dan gembala mempunyai artikel, tetapi pengajar tidak. Itu sebabnya disimpulkan bahwa gembala/pengajar menggambarkan satu jabatan.
158 Informasi ini terdapat di kamus: en.wikipedia.org/wiki/Pandita
159 Mounce, Hal. 33.
160 Present Aktif Indikatif
161 Present Aktif Infinitif
162 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 109.
163 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata sofron.
164 Ibid, lihat kata kosmios.
165 Arichea & Hatton, Hal. 67.
166 Mounce, Hal. 175
167 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paroinos.
168 Arichea & Hatton, Hal. 67-68.
169 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata plektes.
170 Ibid, lihat kata epieikes.
171 Mounce, Hal. 176.
172 Kutipan terdapat di Mounce, Hal. 177.
173 Mounce, Hal. 178.
174 Present Medium Partisip
175 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 112.
176 Knight, Hal. 161.
177 Ibid, Hal. 162.
178 Mounce, Hal. 180.
179 Lihat: Shade, W. Robert III and Nicholls, Bruce. J. Acts, Asia Bible Commentary Series, Asia Theological Association, Singapore. 2007. Hal. 298.
180 Knight, Hal. 163.
181 Present Aktif Infinitif
182 Knight, Hal. 165.
183 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata oneidismos.
184 Kita lihat dari ayat 1 Kor 9:23 ke atas bahwa bagian ini berkaitan dengan pelayanannya, sehingga ditolak, yang secara harfiah berarti diskwalifikasi berkaitan dengan upahnya, bukan jiwanya. Lihat juga 1 Kor 3:10-15 yang sangat jelas dalam hal itu.
185 Spicq, Hal. 244.
186 MacArthur, Hal. 1865.
187 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katharos.
188 Present Aktif Imperatif
189 Mounce, Hal. 201.
190 Knight, Hal. 170.
191 Present Aktif Partisip
192 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anegkletos.
193 Van Neste, Hal. 2330
194 Knight, Hal. 172.
195 Aoris Aktif Partisip
196 Present Medium Indikatif
197 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata bathmos.
198 Mounce, Hal. 205.
199 Tidak mempunyai artikel.
200 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 119.
201 Mounce, Hal. 206.
202 MacArthur, Hal. 1865.
203 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata bradyno.
204 Mounce, Hal. 219.
205 Knight, Hal. 178.
206 Mounce, Hal. 219.
207 Disebut refleksif, yaitu bicara bagaimana orang mengatur diri (berlaku) dalam suatu konteks.
208 Knight, Hal. 179.
209 Mounce, Hal. 220.
210 Silva, lihat kata ekklesia.
211 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ekklesia.
212 Daftaran ayat ini dipinjam dari Mounce, Hal. 222.
213 Mounce, Hal. 222.
214 LXX adalah terjemahan PL dalam Bahasa Yunani.
215 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hedraioma.
216 Kedua kata tersebut tidak mempunyai artikel, jadi harus ada suatu/sebuah.
217 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata eusebeia.
218 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata homologoumenos.
219 Aoris Pasif Indikatif
220 Daftaran ayat dipinjam dari Mounce, Hal. 227.
221 Silva, kata sarks.
222 Biasanya Paulus menggunakannya dalam arti dibuat benar di hadapan Allah.
223 Daftaran ayat dipinjam dari Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 185.
224 Walaupun bukan kutipan langsung, bagian ini mengikut dengan cukup dekat Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 185.
225 Mounce, Hal. 229.
226 Kalau membandingkan dengan versi lain, dari Bahasa Inggris ESV, NASB, NIV, NLT, KJV dan HCSB semua menerjemahkannya seen (dilihat). BIS juga menggunakan dilihat.
227 Lock, Hal. 46.
228 Mempunyai artikel. Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi cukup mirip dengan arti ini/itu.
229 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata rhetos.
230 Present Aktif Indikatif
231 Mounce, Hal. 234.
232 Tidak ada artikel dalam Bahasa Indonesia, tetapi dalam konteks ini mungkin kataini memadai.
233 Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang. Buku 1. Hal. 385-386.
234 Pembahasan ini dipinjam dari tafsiran Galilah: Surat Galatia, penjelasan di Gal 5:4.
235 Arichea & Hatton, Hal. 89.
236 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata prosekho. Tata bahasa: Partisip terikat pada datif dari roh-roh dan juga datif pada ajaran.
237 Gundry, Hal. 106.
238 Mounce, Hal. 237.
239 Knight, Hal. 189.
240 Penggunaan ini disebut instrumental (memperalat). Lihat J.W. Wenham, Elements of New Testament Greek. University Press, Cambridge. 1996. Hal. 45-46.
241 Silva, Hal. 561-563.
242 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 129. Lihat juga Robertson, penjelasan di 1 Tim 4:2.
243 Perfek Pasif Partisip
244 Knight, Hal. 189.
245 Robertson, penjelasan di 4:3.
246 Keragu-raguannya dengan pernikahan di 1 Kor 7 berkaitan dengan “waktu darurat” (7:26) yang mereka hadapi. Masa penganiayaan sangat sulit untuk orang berkeluarga.
247 Perfek Aktif Partisip
248 Present Pasif Partisip
249 Present Medium Partisip
250 Future Medium Indikatif
251 Present Pasif Partisip
252 Mounce, Hal. 249.
253 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata parakoloutheo.
254 Perfek Aktif Indikatif
255 D. Edmond Hiebert, First Timothy, Moody, Chicago. 1957. Hal. 81
256 Present Medium Imperatif
257 Mounce, Hal. 250.
258 Mounce, Hal. 250.
259 Present Aktif Imperatif.
260 Knight, Hal. 198.
261 Mounce, Hal. 252.
262 Present Aktif Indikatif
263 Present Aktif Partisip
264 Pengecualian satu-satunya terdapat di Kis 23:21 (bersumpah).
265 Mounce, Hal. 254.
266 TB berbunyi hidup yang saleh, tetapi Bahasa asli berbunyi zoe (kehidupan) kai (dan) eusebia (pengabdian), berkaitan dengan hidup kita, baik jasmani, maupun rohani.
267 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kopiao.
268 Ibid, lihat kata agonizomai.
269 Perfek Aktif Indikatif
270 Mounce, Hal. 256.
271 Present Aktif Imperatif
272 Present Aktif Imperatif
273 Knight, Hal. 205.
274 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katafroneo.
275 Present Medium Imperatif
276 Mounce, Hal. 259.
277 Mounce, Hal. 259.
278 Knight, Hal. 206.
279 Arichea & Hatton, Hal. 104.
280 Present Aktif Imperatif
281 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 138.
282 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anagnosis.
283 Mounce, Hal. 261.
284 BIS lebih akurat di 2 Tim 2:15. “Hendaklah engkau berusaha sungguh-sungguhsupaya diakui oleh Allah sebagai orang yang layak bekerja bagi-Nya. Berusahalah supaya engkau tidak malu mengenai pekerjaanmu, melainkan mengajarkan dengan tepatajaran-ajaran benar dari Allah.”
285 Present Aktif Imperatif
286 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ameleo.
287 Mounce, Hal. 261.
288 Knight, Hal. 210.
289 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epekho.
290 Present Aktif Imperatif
291 Future Aktif Indikatif
292 Mounce, Hal. 265.
293 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 145.
294 Aoris Aktif Subjunktif
295 Robertson, 1 Tim 5:1.
296 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata parakaleo.
297 MacArthur, Hal.1868.
298 Mounce, Hal. 270.
299 Mounce, Hal. 278.
300 Ibid, Hal. 280.
301 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata protos.
302 Present Aktif Imperatif
303 Mounce, Hal. 280.
304 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apodidomi.
305 Present Aktif Infinitif
306 Present Aktif Indikatif
307 Knight, Hal. 218.
308 Perfek Pasif Partisip
309 Perfek Aktif Indikatif
310 Robertson, 1 Tim 5:5.
311 Present Aktif Indikatif
312 Arichea & Hatton, Hal. 45.
313 Mounce, Hal. 282.
314 Ibid, Hal. 282.
315 Knight, Hal. 219.
316 Perfek Aktif Indikatif
317 Ibid, Hal. 219.
318 Ibid, Hal. 219.
319 Present Aktif Imperatif
320 Kata eimi dalam bentuk Present Aktif Subjunktif
321 Mounce, Hal. 284.
322 Present Aktif Subjunktif
323 Mounce, Hal. 286.
324 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata pronoeo.
325 Ibid, lihat kata malista.
326 Perfek Medium Indikatif
327 Present Aktif Indikatif
328 Present Aktif Imperatif
329 Mounce, Hal. 286.
330 Knight, Hal. 223.
331 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 150.
332 Aoris Aktif Indikatif
333 Arichea & Hatton, Hal. 118.
334 Present Pasif Partisip
335 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata eparkeo.
336 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epakoloutheo.
337 Ibid, lihat kata paraiteomai.
338 Mounce, Hal. 289.
339 Ibid, Hal. 289.
340 Knight, Hal. 226.
341 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katastreniao.
342 Van Neste, Hal. 2332.
343 Knight, Hal. 226.
344 Present Medium Partisip
345 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata flyaros.
346 Ibid, lihat kata periergos.
347 Present Aktif Partisip
348 Mounce, Hal. 294.
349 Ibid, Hal. 295.
350 Present Medium Indikatif
351 Knight, Hal. 229.
352 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ektrepo.
353 Mounce, Hal. 297.
354 LAI sedunia.
355 Bruce Metzger. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal. 574.
356 Mounce, Hal. 298.
357 Present Aktif Imperatif
358 Present Pasif Imperatif
359 Di Kis 20:28 kata kerja menggembalakan dipakai sebagai tujuan mengapa seseorang dijadikan penilik.
360 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata prohistemi.
361 Van Neste, Hal. 2333.
362 Perfek Aktif Partisip
363 Knight, Hal. 232.
364 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kalos.
365 Present Pasif Imperatif
366 Mounce, Hal. 309.
367 ESV, NASV, NIV, NLT, HCSB, KJV, lalu TB, BIS, TSI.
368 Mounce, Hal. 310.
369 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata logos.
370 Knight, Hal. 233.
371 Ibid, Hal. 233.
372 Present Aktif Indikatif
373 Mounce, Hal. 310.
374 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paradekhomai.
375 Present Medium Imperatif
376 Ibid, lihat kata martys.
377 Mounce, Hal. 313.
378 Present Aktif Imperatif
379 Knight, Hal. 237.
380 Present Aktif Subjunktif
381 Present Medium Indikatif
382 Arichea & Hatton, Hal. 130.
383 Knight, Hal. 237.
384 Frase malaikat-malaikat pilihan hanya ada di sini saja.
385 Robertson, 1 Tim 5:21.
386 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata fylasso.
387 Ibid, lihat kata prokrima.
388 Ibid, lihat kata prosklisis.
389 Present Aktif Imperatif
390 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata koinoneo.
391 Present Aktif Imperatif
392 Present Aktif Imperatif
393 Mounce, Hal. 319.
394 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata khraomai.
395 Present Medium Imperatif
396 MacArthur, Hal. 1870.
397 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 158.
398 Present Aktif Indikatif
399 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata krisis.
400 Knight, Hal. 241.
401 Ibid, Hal. 240-241.
402 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata dunamai.
403 Bruce Shelley, Church History in Plain Language, Thomas Nelson, Nashville, 1995. Hal. 33.
404 Kebanyakan informasi mengenai budak ini terdapat di: Judge, E. A. Dalam New Bible Dictionary 3rd ed. Leicester, England; Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1996. Hal. 1113
405 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata zygos.
406 https://en.wikipedia.org/wiki/Gettysburg_Address
407 Present Medium Imperatif
408 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hegeomai.
409 Knight, Hal. 246.
410 Ibid, Hal. 246.
411 Present Pasif Subjunktif
412 Present Aktif Imperatif
413 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata mallon.
414 Knight, Hal. 246.
415 Present Aktif Imperatif
416 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata antilambano.
417 Mounce, Hal. 329.
418 Knight, Hal. 247.
419 Mounce, Hal. 337.
420 Arichea & Hatton, Hal. 142.
421 Knight, Hal. 250.
422 Berlagak tahu (TB), tetapi BIS/BMK menerjemahkannya angkuh dan TSI sombong.
423 Knight, Hal. 251.
424 Lock, Hal. 39.
425 Perfek Pasif Indikatif
426 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epistamai.
427 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata noseo.
428 Ibid, lihat kata zetesis.
429 Mounce, Hal. 338.
430 Lock, Hal. 68.
431 Present Medium Indikatif
432 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 166.
433 Mounce, Hal. 339.
434 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata diaparatribe.
435 Ibid, lihat kata diaftheiro.
436 Perfek Pasif Partisip
437 Perfek Pasif Partisip
438 Ibid, lihat kata apostereo.
439 Knight, Hal. 252.
440 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata nomizo.
441 Knight, Hal. 252.
442 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata porismos.
443 Present Aktif Infinitif
444 Mounce, Hal. 340.
445 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata autarkeia.
446 Aoris Aktif Indikatif
447 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tis.
448 Mounce, Hal. 343.
449 Present Aktif Partisip
450 Knight, Hal. 254-255
451 Future Pasif Indikatif
452 Mounce, Hal. 343.
453 Knight, Hal. 255.
454 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata boulomai.
455 MacArthur, Hal. 1871.
456 Present Medium Partisip
457 Arichea & Hatton, Hal. 149.
458 Present Aktif Indikatif
459 Mounce, Hal. 344-45.
460 Mounce, Hal. 345.
461 Knight, Hal. 256.
462 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata blabepos.
463 Ibid, lihat kata bythizo.
464 Mounce, Hal. 345.
465 Knight, Hal. 256.
466 Kata itu dipakai karena artikel digunakan dalam bs Yunani, menandai orang tertentu. Tidak ada artikel dalam bs Indonesia, tetapi kata ini/itu adalah paling dekat. Lihat Knight, Hal. 256.
467 Knight, Hal. 257.
468 Lihat catatan kaki 468 mengenai artikel. Kalau artikel tidak ada, harus ada suatu, sebuah, yaitu tidak bicara secara tentu.
469 Mounce, Hal. 346.
470 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata rhiza.
471 Knight, Hal. 258.
472 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata orego.
473 Aorist Pasif Indikatif
474 Lihat catatan kaki 468 & 469. Artikel agak mirip dengan ini/itu sehingga menunjukkan iman yang tertentu, bukan iman secara umum.
475 Knight, Hal. 258.
476 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata peripeipo.
477 Aoris Aktif Indikatif.
478 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata odyne.
479 Mounce, Hal. 351.
480 Knight, Hal. 260.
481 Ibid, Hal. 260.
482 MacArthur, Hal. 1871.
483 Van Neste, Hal. 2334.
484 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata feugo.
485 Present Aktif Imperatif
486 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata dioko.
487 Present Aktif Imperatif
488 Ibid, lihat kata dikaiosyne.
489 Mounce, Hal. 354.
490 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 172.
491 Knight, Hal. 262.
492 Friberg, Friberg & Miller, kata hypomone.
493 Arichea & Hatton, Hal. 153.
494 Mounce, Hal. 354.
495 Ibid, Hal. 355.
496 Present Medium Imperatif
497 Arichea & Hatton, Hal. 154. Dalam Friberg, Friberg & Miller, kata epilambanomai, mereka tentukan 1 Tim 6:12 sebagai contoh di mana kata ini seharusnya diterjemahkan mengalami. Lihat Stott juga, Hal. 157.
498 MacArthur, Hal. 1871
499 Aoris Medium Imperatif
500 Mounce, Hal. 356.
501 Aoris Pasif Indikatif
502 Aoris Aktif Indikatif
503 Arichea & Hatton, Hal. 155.
504 Friberg, Friberg & Miller, kata zoogoneo.
505 Stott, Hal. 158.
506 Present Aktif Partisip
507 Mounce, Hal. 357.
508 Knight, Hal. 266.
509 Arichea & Hatton, Hal. 156.
510 Knight, Hal. 266.
511 Friberg, Friberg & Miller, kata tereo.
512 Aoris Aktif Infinitif
513 Mounce, Hal. 359.
514 Friberg, Friberg & Miller, kata epifaneia.
515 Mounce, Hal. 360.
516 Friberg, Friberg & Miller, kata deiknymi.
517 Future Aktif Indikatif
518 Mounce, Hal. 361.
519 Arichea & Hatton, Hal. 158.
520 Guthrie, Hal. 131.
521 Friberg, Friberg & Miller, kata kyrios.
522 Knight, Hal. 269.
523 Friberg, Friberg & Miller, kata oikeo.
524 Walaupun berkaitan dengan Kristus dalam kemuliaan-Nya, ayat ini memberi contoh saja, bahwa cahaya kemuliaan Allah membuat manusia, bahkan manusia yang paling kudus, mau pingsan.
525 Aoris Aktif Indikatif
526 Knight, Hal. 270.
527 Present Pasif Indikatif
528 Knight, Hal. 271.
529 Friberg, Friberg & Miller, kata time.
530 Mounce, Hal. 363.
531 Knight, Hal. 271.
532 Mounce, Hal. 366.
533 Present Aktif Imperatif
534 Mounce, Hal. 366.
535 Knight, Hal. 272.
536 Present Aktif Infinitif
537 Perfek Aktif Infinitif
538 Friberg, Friberg & Miller, kata adelotes.
539 Knight, Hal. 272-273.
540 Friberg, Friberg & Miller, kata parekho.
541 Present Aktif Partisip
542 Knight, Hal. 273.
543 Friberg, Friberg & Miller, kata apolausis.
544 Mounce, Hal. 367.
545 Friberg, Friberg & Miller, kata agathoergeo.
546 Present Aktif Infinitif
547 Present Aktif Infinitif
548 Present Aktif Infinitif
549 Friberg, Friberg & Miller, kata eumetadotos.
550 Knight, Hal. 274.
551 Friberg, Friberg & Miller, kata apothesaurizo.
552 Arichea & Hatton, Hal. 162.
553 Knight, Hal. 276.
554 Arichea & Hatton, Hal. 163.
555 Aoris Aktif Imperatif
556 Robertson, di 1 Tim 6:20.
557 Knight, Hal. 276.
558 Friberg, Friberg & Miller, kata paratheke.
559 Mounce, Hal. 371. Knight, Hal. 276.
560 Present Medium Partisip
561 Friberg, Friberg & Miller, kata bebelos.
562 Ibid, kata antithesis.
563 Friberg, Friberg & Miller, kata pseudonymos.
564 Mounce, Hal. 372.
565 Friberg, Friberg & Miller, kata epanggellomai.
566 Mounce, Hal. 372.
567 Artikel tidak ada dalam bahasa Indonesia, tetapi fungsinya agak seperti ini/itu yang menandai sesuatu tertentu.
568 Arichea & Hatton, Hal. 165.
569 Friberg, Friberg & Miller, kata astokheo.
570 Aoris Aktif Indikatif
571 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat 1 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 1 Timotius
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Di...
GALILAH
Surat 1 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 1 Timotius
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Bung Kecil
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu persiapan pelajaran/khotbah ataupun penerjemahan Firman Tuhan.Harap tidak dibacakan di ibadah jemaat, karena bahan ini dimaksudkan menjadi bahan penelitian, bukan khotbah/pelajaran.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan harfiah yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, atau pun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan harfiah ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab berkaitan dengan peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengertiKonteks Sejarah. Langkah ini meliputi: meneliti budaya setempat, penanggalan kitab, peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Salah pengertian paling sering terjadi kalau orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini juga mengakibatkan banyak salah paham, bahkan salah doktrin, kalau berkaitan dengan penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurutKonteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti sebuah ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, tetapi Dia juga ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus adaPenerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah dan tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan 1 Timotius
Surat 1 Timotius adalah surat pertama dari kumpulan surat yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dari 1...
Pendahuluan 1 Timotius
Surat 1 Timotius adalah surat pertama dari kumpulan surat yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dari 1 & 2 Timotius dan Titus. Surat-surat ini agak berbeda sifatnya dari surat-surat lain yang Paulus tulis kepada jemaat-jemaat. Dari segi bahasa dan topik-topik yang muncul, jelas bahwa surat ini bersifat sangat praktis, berkaitan dengan pengaturan jemaat dan juga terkesan sangat akrab karena Paulus bicara dengan dua orang yang dia anggap sebagai anak bimbing rohani dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2Tit 1:4). Surat-surat ini juga tidak terlalu membahas tentang topik keselamatan, seperti yang lain, karena ditujukan kepada orang yang sudah lama melayani bersama rasul Paulus, dan dengan jelas mengerti Injil dan ajaran dasar. Perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan apakah memang Paulus yang menulisnya, pada tahun 1800an. Menurut penelitian akan argumentasi ‘ahli-ahli’ yang menganut pendapat tersebut, ‘bukti-bukti’ yang dipakai sangat lemah dan bersumber dalam falsafah suatu gerakan yang pada waktu itu meragukan keaslian dari banyak kitab. Sangat jelas dari sejarah bahwa memang Paulus yang menulisnya. Sampai abad yang kesembilan belas Masehi, tidak ada yang meragukan fakta ini. Jadi kurang masuk akal kalau orang mulai meragukannya 1800 tahun kemudian. Bahasa yang digunakan di surat ini adalah bahasa yang dipakai pada abad pertama dan sebelumnya di LXX (PL Bahasa Yunani). Doktrin yang dikritik sesuai juga dengan apa yang dialami pada masa itu dan keakrabannya sesuai dengan hubungan yang jelas ada di antara Paulus dengan Timotius dan Titus. Jadi orang yang meragukan bahwa Paulus yang menulis surat ini, menolak sejarah yang tertulis di dalam Alkitab, menolak sejarah mengenai anggapan dari tokoh-tokoh sejarah gereja mula-mula dan juga mengabaikan bukti-bukti dari segi bahasa, yang jelas sesuai dengan masa itu.1
Oleh karena peristiwa-peristiwa yang tercatat di dalam 1 Timotius tidak ada di Kisah Para Rasul, yaitu tidak dikatakan bahwa nantinya Paulus datang ke Makedonia lagi, ataupun mengutus Timotius ke Efesus (1 Tim 1:3), ahli-ahli Alkitab menganggap bahwa surat ini ditulis oleh Paulus sesudah dia dibebaskan dari penjara pada tahun 62 Masehi.2 Menurut sejarah, sesudah dia dilepaskan, Paulus melayani dengan bebas selama beberapa tahun, baru dipenjarakan lagi di bawah pemerintahan kaisar Nero, lalu dibunuh beberapa waktu kemudian di sekitar tahun 64-67 Masehi.3 1 Timotius dan Titus ditulis pada waktu Paulus masih bebas, lalu 2 Timotius ditulis ketika dia sudah di penjarah, dan kali itu, rupanya dia sudah tahu bahwa dia tidak lama lagi akan menjadi martir (2 Tim 4:6-8).
Paulus menulis kepada Timotius, yang sering disebut sebagai letnannya4 dan oleh Paulus sendiri dianggap sebagai anak sungguh yang kekasih dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2). Supaya jelas, ada baiknya kalau kita melihat riwayat hidup Timotius di bagan waktu. Umur Timotius diperkirakan menurut 1 Tim 4:12, di mana dia disebut muda. Sebutan tersebut boleh dipakai sampai orang genap 30an tahun, jadi ahli-ahli Alkitab menganggap bahwa umurnya kira-kira 35 tahun pada waktu itu, yaitu 62-63 Masehi. Memang sulit meneliti sejarah yang sudah ribuan tahun berlalu, jadi ada kemungkinan juga bahwa dia sedikit lebih muda.
Tahun | Umur | Peristiwa | Ayat |
45-46 | 18-19 | Menjadi percaya | Kis 14:6-23, 1Ti 1:2 |
49-51 | 22-24 | Bergabung dengan tim misi | Kis 16:1-3 |
50 | 23 | Diutus ke Tesalonika | 1Tes 3:1-6 |
53-55 | 26-28 | Diutus ke Korintus | 1Kor 4:17, 16:10-11 |
55 | 28 | Bersama Paulus dan Silas. | 2Kor 1:19 |
57 | 30 | Dengan Paulus lagi | Roma 16:21 |
62-63 | 35-36 | Pelayanan di Efesus | Filipi 1:1, 2:19-24, 1Tim 1:2-3 |
65-67 | 38-40 | Mengalami pergumulan | 2 Tim 1:6-7 |
69 | 42 | Dilepaskan dari penjara | Ib 13:23 |
97 | 70 | Dibunuh | Tradisi mengatakan bahwa Timotius dibunuh di Efesus waktu dia menantang orang-orang yang buat persembahan pada berhala. |
Kita lihat di Kisah Para Rasul bahwa ibunya Timotius adalah orang Yahudi, sedangkan ayahnya orang Yunani (Kis 16:1). Belum jelas apakah bapanya masih hidup pada waktu Timotius percaya, karena tidak disebut, tetapi ibunya dan neneknya berperan besar dalam pembentukannya, karena mengajar Perjanjian Lama kepadanya dan juga membawa Timotius menjadi percaya Kristus (2 Tim 1:5, 3:15).
Timotius sering dianggap sebagai seorang penakut, hanya karena apa yang dikatakan Paulus kepadanya di 2 Tim 1:6-7. Sebenarnya, kalau melihat riwayat pelayanannya, anggapan ini sangat salah. Timotius ini, kemungkinan besar, menjadi percaya pada waktu Paulus pertama kali datang ke Listra, dalam perjalanan misi pertamanya (Kis 14:6-23). Lalu hanya beberapa tahun kemudian dia bersedia bergabung dengan tim misi, yang dalam perjalanan pertamanya, sudah dianiaya berulang-ulang (13:8, 45, 50, 14:5), sampai dilempari dengan batu (14:19). Apakah ini tindakan seorang penakut? Lalu ketika dia masih sangat muda, dia siap diutus untuk menguatkan jemaat di Tesalonika dan tidak lama kemudian ke Korintus juga, yang tentu sangat sulit. Tugasnya di Efesus adalah untuk menentang para pengajar sesat. Paulus yang mempercayakan tugas yang amat sulit ini kepadanya, dan Paulus bukan orang yang mudah percaya orang lain, kalau mereka tidak berkomitmen (Kis 15:37-41). Kalau kita membaca di Ibrani, kita lihat bahwa Timotius dipenjarakan, tentu karena kesaksiannya. Dan menurut sejarah gereja, dia dilempari dengan batu sampai mati, karena dia berani menginjili sekelompok orang yang menyembah dewi Diana di Efesus.5 Timotius bukan seorang penakut!6 Kita lebih baik menganggap bahwa perkataan di 2 Timotius itu, berkaitan dengan kelelahan/kejenuhan yang dialaminya, karena dia bertahun-tahun mengalami berbagai “benturan” dan “hempasan” dalam pelayanan yang demikian berat dan secara khusus banyak berjuang menghadapi dan menangani pengajar-pengajar sesat di Efesus.
Seperti kita lihat, Timotius didesak Paulus, supaya tetap di Efesus dan menyuruh pengajar sesat untuk berhenti dari kelakuan mereka (1 Tim 1:3). Memang bukan Paulus yang menanam gereja di Efesus, melainkan Priskila dan Akwila, yang dia antar ke sana.( Kis 18:18-21) Hal ini terjadi di perjalanan misi yang kedua. Waktu Paulus kembali, pada perjalanan misi berikut, dia menetap di Efesus selama tiga tahun.( Kis 20:31) Hal ini terjadi pada tahun 52-55 Masehi.7 Jelas di Kisah Para Rasul sembilan belas bahwa Paulus, konsisten dengan kebiasaannya, mulai pelayanannya di rumah ibadat Yahudi dulu (Kis 19:8), tetapi oleh karena ada penganiayaan di sana, dia ke luar dan berpusat di Rumah Kuliah Tiranus.8 Di situ dia bersedia mengajar setiap hari sampai “semua penduduk Asia mendengar Firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.”( Kis 19:10) Jadi rupanya sebelum kedatangan Paulus, Priskila dan Akwila masih bergabung di rumah ibadat Yahudi, serta orang-orang percaya lain, tetapi karena Paulus bicara dengan begitu berani, penolakan orang ikut menjadi semakin keras, sehingga orang percaya tidak lagi bebas beribadah di antara teman-teman sebangsa.
Jelas juga bahwa pelayanan Paulus ini sangat luas pengaruhnya, sehingga “semua penduduk Asia mendengar” (Kis 19:10). Jadi walaupun Paulus tetap di Efesus, orang yang dia muridkan memberitakan Injil di seluruh Asia.
Menarik untuk dicermati, Lukas mengatakan bahwa Paulus melayani di Efesus selama dua tahun di pasal sembilan belas (19:10) lalu mengutip perkataan Paulus di pasal dua puluh bahwa masa itu berlangsung tiga tahun (20:31). Dalam hal ini harus disadari bahwa penulis-penulis Alkitab sering menggunakan perhitungan kasar.9 Jadi kalau dua tahun tersebut berkaitan dengan ketika di Rumah Kuliah Tiranus dan bicara mengenai waktu yang sedikit lebih, lalu dihitung tiga bulan di mana Paulus melayani di rumah ibadat Yahudi, lalu menambah “beberapa lama” dari Kis 19:22, perhitungan kasar boleh sampai di tiga tahun.10 Jadi boleh disimpulkan bahwa Paulus menjadi sangat akrab dengan jemaat ini dan pelayanannya di sana membawa perubahan besar, baik dari segi lokasi dan gaya beribadah, maupun dari segi penyebar-luasan Injil di Asia.
Sebelum dipenjarakan dan dibawa ke Roma, Paulus bertemu dengan para penatua dari Efesus dan, antara lain, memperingati bahwa tentu akan ada penyesat-penyesat yang masuk ke dalam gereja mereka, bahkan akan ada yang muncul dari dalam (Kis 20:29-30). Rupanya hal ini yang kemudian terjadi, sehingga Timotius diperlukan di sana.
Memang gereja ini mempunyai posisi yang sangat istimewa dibanding dengan gereja-gereja lain: Mereka dilayani oleh dua rasul, yaitu Paulus dan nanti Yohanes11 dan juga dibantu oleh empat tokoh Perjanjian Baru yang cukup menonjol, yaitu Timotius, Apolos (Kis 18:24-26), Priskila dan Akwila (Kis 18:19). Mereka menerima satu surat dan juga surat Satu Korintus ditulis di sana. Akan tetapi, walaupun mereka menerima begitu banyak pelayanan yang bermutu, mereka ditegur dengan berat di kitab Wahyu, bahkan diancam oleh Kristus karena mereka “meninggalkan kasih…yang semula”. (Wahyu 2:1-7) Hal ini perlu menjadi pelajaran untuk kita. Walaupun menerima pelajaran dan pengajar bermutu, hal lain yang tak kalah penting adalah bagaimana orang setempat meresponinya.
Jerusalem: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Tiga surat Paulus -- jang terachir -- biasanja disebut surat-surat
penggembalaan, sebab hamp...
SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Tiga surat Paulus -- jang terachir -- biasanja disebut surat-surat penggembalaan, sebab hampir melulu berisi petundjuk-petundjuk bagaimana dua wakilnja harus "menggembalakan", jaitu memimpin umat-umat dan menjusun badan pimpinan bagi tiap-tiap umat. Ketiga surat itu ialah I Tim.; Tit. dan 11 Tim.
Walaupun dialamatkan kepada tokoh-tokoh pribadi, namun tentu dimaksudkan untuk disimpan dan mendjadi pedoman jang lebih umum. Memang pada achir abad pertama dan diawal abad kedua telah tersiar sampai di Roma dan Siria. Ketiga Surat ini merupakan sekelompok tersendiri diantara surat-surat Paulus, mengenai isi dan bahasanja. Sebab isinja terdiri dari ketentuan-ketentuan mengenai tata- tertib dari pemimpinan umat-umat, jaitu bersifat hukum Geredja, maka dengan sendirinja gaja bahasa tenang dan sederhana. Bahan-bahan baru pula menimbulkan dan membutuhkan istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan baru, sehingga sudah sewadjarnja, bahwa dalam surat-surat ini kita bertemu dengan banjak perkataan dan ungkapan, jang tidak pernah digunakan Paulus dalam surat-surat perdjuangan, atu jang ditulis dalam tahanan di Roma. Untuk mengerti baik surat-surat ini perlu kita mengetahui waktu dan keadaan, dalam mana surat-surat ini ditulis. Pasti ditulis sesudah Paulus dibebaskan dari tahanan jang pertama.
Tentang riwajat hidup Paulus sesudah pembebasannja itu hanja sedikit jang kita ketahui, dan itu sebagian berdasarkan dugaan pula.
B.S. Klemens dari Roma menulis kira-kira dalam tahun 95, bahwa Paulus telah menjiarkan Indjil sampai keudjung Barat. Dari itu dapat diduga bahwa sesudah dibebaskan dalam tahun 63, Paulus dahulu pergi ke Spanjol, menurut rentjana jang diutjapkannja dalam Rom. 15:24. Untuk mendapat suatu pandangan atas hidupnja selandjutnja kita punjai hanja satu sumber, ialah ketiga surat tersebut. Dan didalamnja terdapat hanja beberapa pegangan jang pasti, jang harus ditambah dan dihubungkan dengan dugaan pula.
Agak pasti bahwa ia datang ke Asia-Ketjil (Efesus) dalam tahun 64, mengundjungi umat-umat disitu, lalu umat-umat di Masedonia dan Achaja sampai ke Korintus. Waktu itu atau barangkali sudah lebib dahulu ia pergi kepulau Kreta djuga, dan disana ditinggalkannja Titus untuk melandjutkan pekerdjaannja dipulau itu. Sekembali di Efesus ditinggalkannja Timoteus sebagai wakilnja disitu, dan ia sendiri pergi melalui Korintus dan Masedonia sampai di Nikopolis dalam wilajah Epirus. Pada perdjalanan ini, barangkali di Korintus, ia menulis surat kepada Titus, dan minta supaja. ia datang ke Nikopolis; dan satu surat lain lagi kepada Timoteus ke Efesus, jaitu I Tim. Selama musim dingin Paulus menetap di Nikopolis, jaitu rupanja pergi melalui Masedonia ke Efesus kembali dan mengundjungi sekurang-kurangnja Miletus dan Troas. Diduga bahwa di Efesus ia ditangkap lalu dibawa ke Roma. Dalam tahanan jang kedua di Roma itu, jang djauh lebih berat daripada jang pertama, dan berachir dengan mati martir, ia menulis 11 Tim., dan dalam surat itu ia minta supaja Timoteus datang ke Roma selekas mungkin.
Nilai-nilai ketiga surat penggembalaan ini besar bagi seluruh Geredja. Dalam ligkungan sedjarah Geredja dia merupakan dokumen-dokumen jang resmi tentang perkembangan hidup keagamaan dan susunan hierarki di Geredja purba. Tetapi nilai-nilai jang terutama ialah, bahwa dia mendjadi suatu pedoman jang rapat berdasarkan asas-asas Indjil, serta diilhamkan oleh Roh Kudus, bagi pemimpin Geredja umum, dan bagi masing-masing gembala. djiwa suatu tjermin untuk mengudji sifat-sifat kegembalaan dirinja sendiri dan pekerdjaannja. Dan bagi pembatja pribadi faedahnja tidak sedikit djuga. Ia melihat adjaran-adjaran Indjil dalam hubungan-hubungan baru, dan sebab itu segi-segi baru padanja, jang memberi pengertian dan adjakan-adjakan baru untuk praktek hidup. Lagipula djiwa dan semangat kerasulan Paulus jang tidak mengendur sampai pada achir hidupnia, seperti kelihatan dalam surat-surat ini, dan memuntjak dalam utjapannja dalam Il Tim. 4:6-8, tentu sadja berkesan pada tiap-tiap pembatja sampai memperkuat dan menghidupkan semangat keagamaannja.
Tentang pribadi Timoteus
Pertemuan pertama Paulus dengan Timoteus diberitakan dalam Kis. Ras. 16:2-3. la segera mengikuti Paulus pada perdjalanannja jang kedua. Tentu sebagai muridnja, tetapi pada perdjalanan ini, di Masedonia, ia djuga sudah tampil sebagai pembantu. Pada waktu Paulus terpaksa meninggalkan Masedonia, Timoteus dan Silas tinggal disitu dan kemudian dikirim kembali ke Masedonia, Timoteus chususnja ke Tesalonika (Kis. Ras. 16:40; 17:14; 1 Tes. 3:1). Dari tahun 53 sampai 56 ia tinggal bersama dengan Paulus di Efesus. Dari sana ia diutus ke Masedonia (Kis. Ras.19:22), lalu ia ke Korintus (I Kor. 4:17 dan 16:10 sld.). Kemudian ia bersama dengan Paulus di Masedonia Pula (II Kor. 1:1). Lalu di Korintus kembali (Rom. 16:21). Ia menemani Paulus pada perdjalanan ke Jerusalem dan dalam tahanan Paulus jang pertama di Roma. Dari sana Paulus bermaksud mengutusnja ke Pilipi (Pil. 2:19). Menurut Ibr. 13:23 iapun untuk sementara dipendjarakan di Roma. Barangkali dalam tahanan bersama dengan Paulus. Sesudah pembebasan Paulus di Roma Timoteus mengikutinja ke Timur, dan pada perkundjungan Paulus di Efesus, ia tinggalkan Timoteus sebagai wakilnja disitu.
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Membela Kebenaran (1 Timotius 6:4)
Jika kita tetap setia kepada Firman Allah, kontroversi tidak selalu dapat dihindari. Terkadang kesalahan harus diu...
Membela Kebenaran (1 Timotius 6:4)
Jika kita tetap setia kepada Firman Allah, kontroversi tidak selalu dapat dihindari. Terkadang kesalahan harus diungkap dan kebenaran dibela (2 Tim. 4:1-5). Ini tidak menuntut, bagaimanapun, bahwa pembelaan semacam itu harus menjadi fokus utama bagi pemberitaan dan pengajaran kita. Penekanannya harus pada pelbagai kebenaran positif yang memberi makan jiwa (1 Pet. 2:2; lihat 1 Tim. 4:6). Diet terus-menerus terhadap pemberitaan negatif akan menghasilkan orang Kristen yang kerdil dan tidak dewasa.
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) "Dalam Segala Sesuatu, Kasih" (1 Timotius 6:4)
Sebuah moto dari masa lalu menasihati, "Dalam masalah iman, kesatuan; dalam masalah pen...
"Dalam Segala Sesuatu, Kasih" (1 Timotius 6:4)
Sebuah moto dari masa lalu menasihati, "Dalam masalah iman, kesatuan; dalam masalah pendapat, kebebasan; dan dalam segala masalah, kemurahan hati (atau kasih)." "Masalah iman" adalah masalah di mana Allah telah bicara di dalam Firman-Nya, sementara "masalah pendapat" adalah situasi yang untuknya tidak ada wahyu terilham.
Tidak selalu mudah untuk membedakan keduanya, tapi beberapa kata paling pedas yang pernah saya dengar dari kalangan saudara-saudara adalah yang menyangkut masalah yang kedua pihak akan akui sebagai masalah pendapat. Pendapat memang penting, tapi kita harus jangan pernah memecah gereja atas masalah penilaian.168
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) MENUNJUKKAN PELBAGAI PERSOALAN DAN PRIORITAS (1 Timotius 6:3-21)
" Memang ibadah [kesalehan] itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan b...
MENUNJUKKAN PELBAGAI PERSOALAN DAN PRIORITAS (1 Timotius 6:3-21)
" Memang ibadah [kesalehan] itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar" (1Timotius 6:6).
Seraya Paulus mengakhiri suratnya yang pertama kepada Timotius, ia merasa prihatin terhadap adanya pelbagai doktrin campuran buatan manusia, pelbagai pandangan tentang kekayaan materi, dan pelbagai prioritas. Ia memperingatkan Timotius tentang guru-guru palsu (6:3-5) dan mengingatkan dia bahwa kesalehan atau ibadah merupakan nilai yang lebih besar daripada kekayaan (6:6-11a). Ia menasihati Timotius (6:11b-16) dan bicara tentang kekayaan (6:17-19) dan diakhiri dengan himbauan tambahan untuk anaknya yang kekasih dalam iman (6:20, 21).
TFTWMS: 1 Timotius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Sehat (Yun.: hugiaino)-menjadi "sehat, bagus … menjadi baik, bebas dari kesalahan …t entang doktrin, yaitu benar, murni, ...
Catatan Akhir:
- 1 Sehat (Yun.: hugiaino)-menjadi "sehat, bagus … menjadi baik, bebas dari kesalahan …t entang doktrin, yaitu benar, murni, tidak tercemar" (Edward Robinson, A Greek & English Lexicon of the New Testament [New York: Harper & Brothers, 1863], 627).
- 2 Kesalehan (Yun.: eusebeia)-"… kealiman, penghormatan, … diarahkan kepada Allah; … perasaan hati … rencana injil" (Robinson, 307).
- 3 Berlagak tahu (Yun.: tuphoo, passive)-bersikap "sombong … dibutakan oleh kebanggaan atau kecongkakan, membuat bodoh atau dungu" (C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph H. Thayer [Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark, 1901; reprint ed., Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977], 633).
- 4 Tidak waras (Yun.: nosso)-"menjadi sakit; … tentang penyakit pikiran apa saja … dibuat tertarik sedemikian rupa terhadap suatu benda sehingga menimbulkan penyakit, memiliki kesenangan yang tidak wajar terhadap sesuatu" (Thayer, 429).
- 5 Bersilat kata (Yun.: logomachia)-"… perang kata-kata, atau tentang hal-hal yang sepele dan hampa" (Thayer, 380).
- 6 Webster's Students Dictionary , 1945 ed., s.v. "envy."
- 7 Persilisihan (Yun.: eris )- "perbantahan, pertikaian … pertengkaran" (Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 2d ed., rev. William F. Arndt and F. Wilbur Gingrich [Chicago: University of Chicago Press, 1957], 309).
- 8 Bahasa yang kasar (Yun.: blasphemia )-"… mencerca … umpatan, pengacauan, perkataan yang melukai nama baik orang lain: … secara khusus, perkataan jahat dan penuh celaan yang melukai keagungan ilahi" (Thayer, 102-3).
- 9 Kecurigaan yang jahat (Yun.: huponoia)- "sangkaan" (Robinson, 750); "gagasan yang tersembunyi, Kisah 25:18; 27:27" (Marvin R. Vincent, Word Studies of the New Testament, vol. 4 [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1957], 274).
- 10 William Hendriksen, A Commentary on 1 & 2 Timothy & Titus (London: The Banner of Truth Trust, 1964), 197.
- 11 Ibid., 197.
- 12 Tidak lagi berpikiran sehat (Yun.: diaphtheiro)-"… berubah menjadi lebih buruk, mencemarkan pikiran, moral … menghancurkan, meruntuhkan … memakan, … membunuh" (Thayer, 143).
- 13 Kehilangan (Yun.: apostereo)-"menggelapkan, merampas, menghancurkan, .…" (Thayer, 68). 14Vincent, 275.
- 15 William Barclay meringkas ayat-ayat ini dengan perkataan, "(i) Sifat pertama [guru palsu] adalah congkak. Tujuan utamanya adalah memamerkan diri. Keinginan dia bukan untuk memperlihatkan Kristus, tetapi memamerkan dirinya sendiri. Masih ada banyak pemberita injil dan guru yang lebih peduli untuk memperoleh pengikut untuk diri mereka sendiri daripada untuk Yesus Kristus. Mereka lebih peduli menekankan pandangan mereka sendiri ke atas manusia daripada membawa firman Allah kepada manusia .…(ii) Kepedulian dia adalah spekulasi [yang membingungkan]. Ada jenis agama Kristen yang lebih mempedulikan argumentasi daripada kehidupan .…J. S. Whale dalam bukunya Christian Doctrine [menulis], '… Daripada melepaskan sepatu dari kaki kita sebab tempat di mana kita berdiri adalah tanah yang suci, dari pelbagai sudut kita malahan mengambil beberapa foto yang baik dari Semak Duri Terbakar: kita bicara banyak tentang pelbagai teori Penebusan Dosa dengan duduk santai didepan tungku, ketimbang berlutut di hadapan luka-luka Kristus.' … (iii). Guru palsu adalah pengganggu perdamaian. Secara naluri ia bersikap bersaing; ia curiga kepada semua orang yang tidak sejalan dengan dia; ketika ia tidak bisa memenangkan suatu argumentasi maka ia akan mulai melemparkan cercaan kepada posisi teologis lawannya, dan bahkan terhadap karakternya; dalam argumentasi apa saja, tekanan suaranya adalah kepahitan dan bukannya kasih; dan pembahasan selalu mengambang atau jatuh ke dalam pertengkaran .… (iv) Guru palsu memperdagangkan agama. Ia tampil untuk mendapat keuntungan. Ia menganggap pengajaran dan pemberitaannya bukan sebagai pekerjaan, tetapi sebagai karir. Ia masuk ke dalam bisnis, bukan untuk melayani orang lain, tetapi untuk memajukan dirinya sendiri" (Disadur dari William Barclay, The Letters to Timothy, Titus and Philemon, The Daily Study Bible Series, rev. ed. [Philadelphia: Westminster Press, 1960], 146-48).
- 16 Ibid., 149.
- 17 Godaan (Yun.: peirasmos )-"suatu bujukan untuk melakukan dosa … timbul dari keinginan atau dari lingkungan luar" (Thayer, 498-99).
- 18 Jerat (Yun.: pagis)-sebuah "jebakan, jerat … apa saja yang menimbulkan bahaya, kehilangan, kehancuran: tentang bahaya kematian yang tiba-tiba dan tidak terduga … tentang daya tarik atau bujukan dosa" (Thayer, 472).
- 19 Menenggelamkan (Yun.: buthizosin )-"loncat ke dalam air; tenggelam" (Thayer, 106). Bentuk present, indicative, active menunjukkan bahwa tindakan itu terus-menerus terjadi ketika orang yang tenggelam itu menemui kehancuran.
- 20 Keruntuhan (Yun.: olethros)-"… penghancuran, kematian … untuk kehancuran daging, dikatakan tentang penyakit dan persoalan yang terus-menerus yang dengannya nafsu daging ditaklukkan dan dihancurkan … hilangnya kehidupan bahagia setelah kematian, kesengsaraan masa depan" (Thayer, 443).
- 21 Kebinasaan (Yun.: apoleia)-"… kehancuran total … pembuangan … pemusnahan, … dengan gagasan kesengsaraan tercakup di dalamnya … kehilangan hidup kekal, kesengsaraan kekal, … bagian orang-orang yang tidak termasuk dalam kerajaan Allah" (Thayer, 70-71).
- 22 Kesedihan (Yun.: odune)- "kesedihan yang hebat … sakit" (Thayer, 438); "… tentang sakit mental … hatiku terus-menerus berduka, Rom. 9:2; … penyesalan hati nurani … kepedihan yang banyak" (Arndt and Gingrich, 557).
- 23 Jauhilah (Yun.: pheuge)-"melarikan diri, menghilang, tiba-tiba … menyelamatkan diri … menghindar, mengelak" (Robinson, 759-60).
- 24 Mengejar (Yun.: dioko)-"berlari kencang sekali dengan maksud untuk menangkap beberapa orang atau benda; mengejar … menekankan: [kiasan] tentang orang yang dalam pertandingan berlari dengan cepat sekali untuk mencapai tujuan" (Thayer, 153).
- 25 Kebenaran (Yun.: dikaiosune)-"… keadaan seseorang yang sedemikian rupa sebagaimana seharusnya dia … kondisi yang berkenan kepada Allah … integritas, kebajikan, kemurnian hidup … ketepatan dalam berpikir, perasaan dan tindakan" (Thayer, 149).
- 26 Iman (Yun.: pistis)-suatu "keyakinan tentang Kebenaran apa saja … keyakinan atau kepercayaan yang berkaitan dengan hubungan manusia kepada Allah dan hal-hal ilahi, pada umumnya mencakup gagasan tentang kepercayaan dan semangat suci yang lahir dari iman dan bersatu dengan iman" (Thayer, 512).
- 27 Kasih (Yun.: agape)-"… kasih sayang, kehendak baik, … kebajikan … kasih manusia kepada manusia [khususnya] tentang kasih orang Kristen terhadap orang Kristen yang diarahkan dan didorong oleh agama mereka, terlepas apakah kasih itu dipandang sebagai dalam jiwa atau sebagai dibicarakan … kasih manusia kepada Allah … kasih Allah kepada manusia … kasih Allah kepada Kristus … kasih Kristus kepada manusia (Thayer, 4).
- 28 Ketekunan (Yun.: hupomone)-kebajikan tentang "ketabahan, keteguhan, ketahanan … karakter seseorang yang tidak goyah dari tujuannya yang terencana dan kesetiaannya kepada iman dan kesalehan bahkan oleh pencobaan dan penderitaan yang paling besar" (Thayer, 644).
- 29 Bertandinglah (Yun.: agonizomai)-"ikut kontes … bersaing dengan musuh, … berjuang dengan pelbagai kesulitan dan bahaya [yang mengancam] injil … berusaha dengan semangat berapi-api, berjuang, untuk mendapatkan sesuatu" (Thayer, 10).
- 30 Tidak bercela (Yun.: anepileptos)-"tidak bisa dicengkeram; … tidak terbuka terhadap sensor [kritikan, dan kesalahan (Thayer, 44).
- 31 Mengikrarkan (Yun.: martureo)-"menegaskan bahwa seseorang telah melihat atau mendengar atau mengalami sesuatu … memutuskan atau meneguhkan dengan kesaksian .…" (Thayer, 390-91).
- 32 Tinggi hati (Yun.: hupselophronein )-menjadi "bangga, angkuh, sombong" (Robinson, 754).
- 33 Albert M. Wells, Inspiring Quotations (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1988), 135.
- 34 Baik (Gk.: agathoergein)-dari akar kata agathos, yang artinya "dibedakan atas sifat-sifat yang baik dan ulung, karakter … perbuatan yang baik, mengerjakan dengan baik, berguna, bermanfaat, menguntungkan … manfaat-manfaat, berkat-berkat .…" (Robinson, 3).
- 35 Menjadi kaya dalam kebajikan (Yun.: plouteo)-menjadi seperti "Tuhan, yang kaya (dan murah hati) kepada semua manusia, yaitu, yang memberikan hartanya secara berlimpah kepada semua orang" (Arndt and Gingrich, 679).
- 36 Memberi dan menolong (Yun.: koinonikos )-bersikap "sosial, suka bergaul, siap dan tangkas membentuk dan mempertahankan kerukunan dan persekutuan … cenderung membuat orang lain ikut berbagi dalam kepemilikan seseorang, cenderung memberi, memberi dengan banyak, royal" (Thayer, 352).
- 37 Dijaga (Yun.: phulasso)-"menjaga … melindungi … berjaga-jaga agar tidak dirampas, 1Tim 6:20; 2Tim 1:14 … menjaga agar tidak hilang atau lenyap" (Thayer, 659-60).
- 38 Suatu simpanan ( paratheke )-"suatu deposit, kepercayaan atau benda yang diserahkan ke dalam penjagaan seseorang yang setia … dipakai tentang pengetahuan yang tepat dan doktrin injil yang murni, untuk dipegang dengan teguh dan dengan setia, dan untuk disampaikan kepada orang lain dengan sungguh-sungguh" (Thayer, 482).
- 39 Mengajarkan (Yun.: epaggelomenoi)- Bentuk middle voice artinya berdasarkan kemauan mereka sendiri. Istilah itu artinya "… mengumumkan … menjanjikan … mengumumkan bahwa seseorang hampir melakukan atau menyerahkan sesuatu … menyatakan" (Thayer, 227).
- 40 Menyimpang (Yun.: astocheo)-"tidak mengenai sasaran … salah, mengelak dari" (Robinson, 103). 41 Meskipun epistle ini secara jelas dialamatkan kepada satu orang, Timotius, namun bentuk kata penutup "kamu" (Yun.: humon) adalah genitive plural. Timotius sudah tentu mengerti: "Nak, aku ingin engkau membagi dengan banyak orang apa yang aku sudah tulis." Paulus ingin kaum pria dan wanita mengetahui bagaimana mereka harus hidup (2:8-3:15), dan ia ingin mereka semua menjadi penerima kasih karunia Allah sambil mereka pergi melakukan kehendak Bapak!
- 42 Jimmy Wood, "First Timothy," Messages of the Books of the New Testament (Ft. Worth, Tex.: Fort Worth Christian College, 1962), 227.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) 1 TIMOTIUS 6
KATA-KATA TERAKHIR PAULUS
Dalam bagian terakhir 1 Timotius, Paulus berfokus pada perbedaan kelompok-kelompok di dalam gereja. Pertama,...
1 TIMOTIUS 6
KATA-KATA TERAKHIR PAULUS
Dalam bagian terakhir 1 Timotius, Paulus berfokus pada perbedaan kelompok-kelompok di dalam gereja. Pertama, ia memberi instruksi tentang para janda (5:3-16) dan arahan tentang para penatua (5:17-25). Kemudian, ia mengalihkan diskusi itu kepada para hamba (6:1, 2) dan guru-guru palsu (6:3-5a). Setelah berkomentar tentang keserakahan (6:5b-10), Paulus lalu menyampaikan beberapa kata penutup (6:11-16) dan pelajaran tambahan untuk orang kaya (6:17-19) dan untuk Timotius (6:20, 21).
PERTANYAAN TENTANG 6:1, 2
Pertanyaan Pertama
Sebelum melihat kata-kata Paulus dalam 6:1, 2 secara lebih dekat, kita perlu mempertimbangkan tiga pertanyaan. Yang pertama berkaitan dengan mengapa ayat-ayat ini ada di dalam surat itu: Mengapakah Paulus memasukkan instruksi kepada para budak [TB: hamba]? Jawabannya sederhana: Karena pengajaran itu dibutuhkan.
Dimasukkannya peraturan bagi para budak mungkin aneh bagi kita, tapi di zaman Paulus hal itu akan sudah dianggap lazim. Beberapa sejarawan memperkirakan bahwa setengah populasi Kekaisaran Romawi terdiri dari para budak.1Para budak melakukan sebagian besar pekerjaan, dari tugas paling kasar hingga manajemen perkebunan dan mengajar anak-anak. Para budak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari banyak rumah tangga. Lebih tepatnya, dalam rata-rata jemaat, para budak membentuk persentasi keanggotaan yang besar.2Paulus tidak dapat mengabaikan segmen persaudaraan ini. Pelbagai tantangan khusus mereka perlu ditangani.
Ketika Paulus memberikan instruksi kepada para budak, ia biasanya menyertakan instruksi untuk para tuan. Dalam Efesus 6, setelah bicara kepada para budak, ia menambahkan, "Dan kamu tuan-tuan, perbuatlah demikian juga [yaitu, bersikap adil dan benar] terhadap mereka [budak-budakmu] dan jauhkanlah ancaman. Ingatlah, bahwa Tuhan mereka dan Tuhan kamu ada di sorga dan Ia tidak memandang muka" (Efe. 6:9). Dalam Kolose 4:1, Paulus menulis, "Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap [budakmu; NASB]; ingatlah, kamu juga mempunyai tuan di sorga." Dalam 1 Timotius 6:1, 2, bagaimanapun, kita hanya memiliki petunjuk untuk para budak. Mungkin kita harus memahami bahwa kata-kata Paulus kepada orang kaya (6:17-19; lihat 6:9, 103) ditujukan untuk para tuan bersama dengan yang lainnya. Apakah itu benar atau tidak, jelasnya ada kebutuhan khusus berupa nasihat kepada para budak Kristen di Efesus.4
Pertanyaan Kedua
Ini membawa kita kepada pertanyaan kedua, isu sampingan tapi merupakan teka-teki di dalam pikiran orang-orang Kristen zaman kini: Mengapakah Allah tidak menghapuskan perbudakan atau setidaknya mengeluarkan peringatan keras yang menentang perbudakan? Di masa lalu, beberapa orang menggunakan nas seperti 1 Timotius 6:1, 2 sebagai "bukti" Allah menyetujui perbudakan; mereka menyimpulkan bahwa perbudakan itu sendiri tidak salah—yang salah hanya penyalahgunaannya. Sekarang ini, kita menalar bahwa banyak kejahatan sudah dapat dihindari jika Allah secara jelas mengatakan bahwa perbudakan bertentangan dengan kehendak-Nya.
Kita tidak dapat memastikan mengapa Allah menoleransi perbudakan seperti yang Ia lakukan (lihat Yes. 55:8, 9), namun beberapa faktor yang memungkinkan telah diketengahkan. Dari waktu ke waktu, Allah membolehkan (untuk waktu yang terbatas) munculnya pelbagai situasi meski Ia tidak menyetujui situasi itu (lihat Mat. 19:8; Kisah 17:30). Cara Allah untuk mempengaruhi masyarakat biasanya tidak melalui revolusi, tapi melalui "evolusi" (perubahan)—bukan dengan kekerasan, tapi dengan efek peragian berupa pengajaran terilham. Juga, pada zaman itu, penghapusan perbudakan secara mendadak akan menyebabkan keruntuhan masyarakat. Kita harus ingat bahwa budak dianggap sebagai alat—alat yang bernafas, hidup. Seperti apakah rasanya jika setiap alat dalam dunia sekarang ini tiba-tiba dihancurkan, dari alat berkebun yang paling sederhana hingga komputer yang paling canggih? Konsekuensinya tak dapat dibayangkan! Lebih jauh lagi, membebaskan manusia dari dosa adalah prioritas yang jauh lebih tinggi bagi para penginjil Kristen daripada membebaskan manusia dari perbudakan. James Burton Coffman berkomentar, "Jika menjadi orang Kristen sudah disamakan dengan emansipasi, [maka] gereja-gereja akan sudah dibanjiri dengan gelombang manusia berdosa, tidak untuk mencari Kristus atau kekudusan, tapi kebebasan dari belenggu mereka.…"5
Meski praktik perbudakan tidak secara langsung dikecam di dalam Alkitab, tapi banyak prinsip Alkitab yang bertentangan dengan konsep perbudakan—termasuk Peraturan Emas (Mat. 7:12) dan perintah utama yang kedua (Mat. 22:39). Pada awal surat ini, Paulus mengecam para pedagang budak.6Seiring waktu, ajaran-ajaran Alkitab seperti tentang martabat manusia dan nilai individu mengakhiri perbudakan di sebagian besar belahan dunia. Memang memalukan bahwa itu perlu waktu yang sangat lama, tapi kita bersukacita bahwa perbudakan akhirnya dibuat ilegal di kebanyakan tempat.
Paulus, bagaimanapun, tidak peduli dengan apa yang harusnya terjadi atau apa yang akan terjadi, melainkan dengan apa yang terjadi waktu itu. Perbudakan adalah fakta, banyak orang Kristen menjadi budak, dan budak-budak Kristen di Efesus secara jelas butuh arahan khusus. Oleh karena itu ia menulis 1 Timotius 6:1, 2.
Pertanyaan Ketiga
Sebuah pertanyaan terakhir dapat ditanyakan: Karena kebanyakan orang tidak hidup di mana perbudakan adalah hal yang normal, nilai apakah yang ayat-ayat ini miliki untuk kita? Sebuah penerapan yang jelas adalah untuk para pekerja. Sebagian besar dari kita menghabiskan lebih banyak waktu untuk memberi makan diri kita sendiri dan tanggungan kita daripada yang kita habiskan dalam ibadah. Selanjutnya, banyak dari kita bekerja untuk seseorang daripada mempekerjakan orang lain untuk kita, jadi ada kesamaan antara diri kita dan para budak abad pertama. Kita harus peduli tentang bagaimana agama Kristen kita mempengaruhi cara kita berperilaku dalam kehidupan kita sehari-hari. Apakah perilaku kita mencerminkan sikap yang menguntungkan atau merugikan kepentingan Tuhan?
Alkitab penuh dengan prinsip yang berkaitan dengan pekerjaan kita. Kita harus jujur dalam urusan kita. "Timbangan dan neraca yang betul adalah kepunyaan TUHAN" (Ams. 16:11; NIV). Kita harus menjadi pekerja yang cermat. "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga" (Pkh. 9:10). Pepatah terkenal dari masa muda saya adalah "Bekerjalah dengan jujur untuk upah yang jujur juga." Teks favorit saya tentang bekerja untuk orang lain adalah Kolose 3:23: "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." Dalam 1 Timotius 6:1, 2, kita memiliki wawasan tambahan mengenai harus mengerjakan dan menjadi apakah seorang pekerja Kristen.
TFTWMS: 1 Timotius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Alkitab KJV menulis "hamba-hamba," namun teks Yunaninya menulis bentuk jamak douvloß (doulos), yang biasanya diterjemah...
Catatan Akhir:
- 1 Alkitab KJV menulis "hamba-hamba," namun teks Yunaninya menulis bentuk jamak douvloß (doulos), yang biasanya diterjemahkan "budak." "Para budak" adalah terjemahan dari bentuk jamak dari doulos. Untuk informasi tentang kata ini, lihat komentar tentang 2 Tim. 2:24.
- 2 Ini tercermin dalam Perjanjian Baru (misalnya 1 Kor. 12:13) dan dikonfirmasi oleh para penulis awal. Para budak adalah salah satu dari "apa yang bodoh," "apa yang lemah," dan "apa yang tidak terpandang" yang dipilih oleh Allah (1 Kor. 1:27-29).
- 3 Ayat 9 dan 10 ditujukan kepada guru-guru palsu, namun dapat dibuat penerapan umum.
- 4 Petunjuk Paulus yang paling khas untuk para budak adalah bahwa semuanya ditujukan ke wilayah yang sama (Efesus dan Kolose di dekatnya). Mungkin muncul beberapa masalah yang mengganggu yang berkaitan dengan para budak Kristen di wilayah itu.
- 5 James Burton Coffman, Commentary on 1 & 2 Thessalonians, 1 & 2 Timothy, Titus & Philemon (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1978), 218.
- 6 Lihat komentar tentang 1 Tim. 1:10.
- 7 Gambaran tentang kuk juga digunakan dengan cara lain di dalam Alkitab (misalnya, Mat. 11:29, 30; 2 Kor. 6:14).
- 8 Diadaptasi dari David Brion Davis, The Problem of Slavery in Western Culture (Ithaca, N.Y.: Cornell University Press, 1966), 31
- 9 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 395.
- 10 Contoh-contoh yang mengikuti kadang-kadang menggunakan bentuk kata benda "kehormatan" ( τιμή, timē) dan kadang-kadang bentuk kata kerja ( τιμάω, timaō).
- 11 "Hamba-hamba" berasal dari kata untuk "pelayan rumah" ( οἰκέτης, oiketēs) yang mencakup pelayan apa saja di rumah itu, baik budak atau orang merdeka.
- 12 Teks Yunani hanya menulis "doktrin." Alkitab KJV menulis "doktrinnya," sementara Alkitab NASB menulis "doktrin kita." Acuannya adalah kepada doktrin Allah yang diungkapkan oleh juru bicara-Nya yang terilham.
- 13 C. K. Barrett berpendapat bahwa 1 Timotius 6:1, 2 "tidak ditujukan kepada para budakk pada umumnya … tetapi secara khusus kepada para penatua yang [dulunya] adalah para budak" (C. K. Barrett, The Pastoral Epistles, The New Clarendon Bible [Oxford: Clarendon Press, 1963], 82).
- 14 William Barclay, The Letters to Timothy, Titus, and Philemon, rev. ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 121.
- 15 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 259.
- 16 Vine, Unger, and White, 62.
- 17 Bauer, 405.
- 18 Beberapa orang yakin bahwa "[mereka] yang menerima berkat pelayanan" mengacu kepada para tuan dan para budak mereka, dengan kedua kelompok itu menerima manfaat rohani yang sama-namun konteksnya mendukung gagasan para tuan menerima berkat dari pelayanan para budak.
- 19 Pengecualian terhadap pernyataan ini ditemukan di dalam catatan akhir pada akhir surat (6:20, 21).
- 20 Lihat NRSV; COTOK; REB; NJB; NCV; CEV; NLT; CJB; ESV; NIV.
- 21 Robert Jamieson, A. R. Fausset, and David Brown, Commentary on the Whole Bible, rev. ed. (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1961), 1369.
- 22 John R. W. Stott, Guard the Truth: The Message of 1 Timothy & Titus, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1996), 146.
- 23 Vine, Unger, and White, 108.
- 24 "Sesuai dengan" adalah dari kata (kata, "menurut").
- 25 Bauer, 412.
- 26 Walter W. Wessel and George W. Knight III, Notes on 1 and 2 Timothy, The NIV Study Bible, ed. Kenneth Barker (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1985), 1837.
- 27 Para penatua harus jangan "sombong" (tuphoō). Lihat 3:6.
- 28 J. W. Roberts, Letters to Timothy, The Living Word (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1964), 64.
- 29 Bauer, 678-79.
- 30 Ibid., 428-29.
- 31 Ibid., 598; Vine, Unger, and White, 175.
- 32 Dalam Galatia 3:16, Paulus mendasarkan sebuah kebenaran teologis penting pada satu kata dari nubuat Perjanjian Lama.
- 33 Ini adalah kata yang sama yang digunakan dalam Titus 3:9.
- 34 Bentuk kata sifat dan bentuk kata kerja "penghujatan" ditemukan dalam 1:13, 20.
- 35 Paulus bicara tentang "orang jahat [ ponhro÷ß, ponēros]" dalam 2 Timotius 3:13.
- 36 Bauer, 1040.
- 37 Berbeda dengan ini, kasih "selalu siap untuk mempercayai yang terbaik dari setiap orang" (1 Kor. 13:7; AB).
- 38 Bauer, 235.
- 39 "Pikiran" ( nouvß, nous) disebutkan dalam Titus 1:15.
- 40 Vine, Unger, and White, 130; Bauer, 239.
- 41 Vine, Unger, and White, 155; Bauer, 121.
- 42 Alētheia adalah juga kata yang diterjemahkan "kebenaran" dalam 2:4.
- 43 Bauer, 412.
- 44 Philip E. Hughes, Notes on 2 Corinthians, The NIV Study Bible, ed. Kenneth Barker (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1985), 1774.
- 45 "Pada dasarnya" ditambahkan oleh para penerjemah untuk menguatkan perbedaan.
- 46 Bauer, 152; Vine, Unger, and White, 25-26.
- 47 Bagi beberapa orang, pesan ini datang melalui iklan; bagi orang lain, itu mungkin datang dari keluarga, teman, dan rekan-rekan lainnya.
- 48 Bauer, 927.
- 49 Peirasmos juga dapat diterjemahkan "ujian."
- 50 Bauer, 747.
- 51 Ibid., 372. Kata ini sering diterjemahkan "nafsu" (misalnya, dalam 2 Tim. 2:22).
- 52 Kata "bodoh" (anoētos) muncul lagi dalam Titus 3:3.
- 53 Vine, Unger, and White, 315.
- 54 Ibid., 185; Bauer, 185.
- 55 Ungkapan "cinta uang" adalah dari kata majemuk Yunani, filarguri÷a (philarguria), yang menggabungkan filew (phileō, "cinta") dengan ar¡guroß (arguros, "perak," "uang").
- 56 Jamieson, Fausset, and Brown, 1369.
- 57 John R. W. Stott menulis, "Kata sandang pasti Yunani memang tidak diharuskan agar kata 'the' diterjemahkan, [tetapi] secara alami kata sandang pasti itu memang diharapkan" (Stott, 152).
- 58 Bauer, 721; Vine, Unger, and White, 162.
- 59 Dalam bahasa Yunani, middle voice menunjukkan apa yang dilakukan seseorang kepada atau untuk dirinya sendiri.
- 60 Vine, Unger, and White, 471.
- 61 "Pemanggang" ini adalah tusuk sate runcing yang padanya daging ditusuk untuk dipanggang atau dibakar.
- 62 Bauer, 803.
- 63 Terminologi ini telah dipinjam dari Titus 1:5.
- 64 Alkitab NASB menghilangkan kata seru emosional "O." Alkitab NKJV memberikan terjemahan yang lebih harfiah di sini: "Tapi kamu, O manusia Allah." Kata seru "O" juga muncul dalam 6:20, di mana kata itu diterjemahkan oleh NASB.
- 65 "Fugitive [Ind.: pelarian]" berasal dari kata Latin fugio, yang berkaitan dengan kata Yunani pheugō.
- 66 Kata yang diterjemahkan "manusia" dalam "manusia Allah" adalah a¡nqrwpoß (anthropos), yang istilah umum yang mencakup baik laki-laki maupun perempuan.
- 67 Bauer, 254.
- 68 "Benar" ( di÷kaioß, dikaios) adalah gambaran yang digunakan dalam 1:9.
- 69 "Kesalehan" pertama kali disebutkan dalam kitab itu dalam 2:2.
- 70 Bauer, 818.
- 71 Untuk kata "iman" dan "kasih," lihat komentar tentang 1:5.
- 72 Vine, Unger, and White, 462-63.
- 73 Bauer, 1039.
- 74 Barclay, 135.
- 75 Bauer, 861.
- 76 Friedrich Hauck and Siegfried Schulz, " prau÷oeß," in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich, trans. And abr. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 929.
- 77 Karena 1:18 merupakan referensi militer, beberapa orang percaya bahwa 6:12 juga harus dipahami dalam pengertian militer.
- 78 Bauer, 17.
- 79 Paulus menggunakan agōnizomai untuk menggambarkan upaya sendiri untuk Tuhan (lihat 4:10).
- 80 Vine, Unger, and White, 235.
- 81 "Pertandingan yang baik [ kalo֧, kalos]" juga disebutkan dalam 1:18.
- 82 Mengenai "hidup yang kekal" dan "selama-lamanya," lihat komentar tentang 1:16, 17.
- 83 Dalam 6:19, Paulus menyebutnya "hidup yang sebenarnya."
- 84 Archibald Thomas Robertson, Word Pictures in the New Testament, vol. 4, The Epistles of Paul (New York: Harper & Brothers, 1931), 594.
- 85 Ungkapan "pengakuan umum" muncul dalam 3:16 (NASB).
- 86 Bauer, 708-9.
- 87 Donald Guthrie, The Pastoral Epistles, rev. ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1990), 127.
- 88 Selain menyebutkan pengakuan dalam teks ini, lihat Yoh. 09:22; 00:42; 2 Kor. 09:13; Dia b. 3: 1; 10:23.
- 89 Beberapa terjemahan (seperti NASB) memiliki bendahara pengakuan di kurung; lain memasukkannya ke dalam catatan kaki.
- 90 Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, 2nd ed. (Stuttgart, Germany: German Bible Society, 1994), 315.
- 91 Vine, Unger, and White, 274.
- 92 Bauer, 504.
- 93 Barclay, 133.
- 94 William Hendriksen, Exposition of The Pastoral Epistles, New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1965), 202.
- 95 Lihat Kisah Para Rasul 14:6-23.
- 96 Don DeWelt, Paul's Letters to Timothy and Titus, Bible Study Textbook (Joplin, Mo.: College Press, 1961), 122.
- 97 Dalam surat ini, ini adalah kata-kata penutup Paulus kepada Timotius secara pribadi, lain daripada catatan tambahan dalam ayat 20 dan 21.
- 98 Bauer, 367. Barclay menerjemahkan epi sebagai "pada zaman" (Barclay, 133).
- 99 Dalam kasus ini dan yang serupa, epi berfungsi sebagai "penanda keterlibatan dalam sebuah persidangan resmi" dan berarti "di hadapan" (Bauer, 363-64). Kebanyakan terjemahan menulis "di hadapan Pilatus."
- 100 Istilah "Kristus" ("Orang Yang Diurapi") digunakan dalam Yudaisme untuk seorang raja.
- 101 Teladan Yesus menunjukkan bahwa salah satu cara kita dapat membuat pengakuan yang baik adalah dengan menjawab 'Ya' ketika ditanya apakah kita percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.
- 102 Ia juga menyatakan bahwa kerajaan-Nya "bukan dari dunia ini" (Yoh. 18:36) dan karena itu bukan ancaman politik bagi Kaisar. Lihat Luke, rev. ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1995), 347-49.
- 103 Vine, Unger, and White, 340; Bauer, 1002.
- 104 Vine, Unger, and White, 596.
- 105 Bauer, 144.
- 106 Istilah yang diterjemahkan "tanpa cacat" juga muncul dalam 3:2 dan 5:7 (NASB).
- 107 "Epiphany" digunakan sekarang ini dalam kalimat seperti "Saya mendapat epiphany kemarin malam," menunjukkan bahwa pembicara itu memiliki kilatan pengertian yang bersifat intuitif yang menjelaskan sesuatu dalam pikirannya.
- 108 Vine, Unger, and White, 31-32.
- 109 Bauer, 385-86.
- 110 Sebuah istilah Yunani yang lebih umum yang digunakan untuk kedatangan kedua adalah parousi÷a (parousia).
- 111 Teks itu secara harfiah mengatakan "pada zamannya sendiri" (lihat Tit. 1:3). Terminologi yang sama digunakan dalam 2:6.
- 112 Beberapa penulis berkeras bahwa Paulus "meminjam" kata-katanya dari luar sumber luar, termasuk Perjanjian Lama dan ungkapan Yunani. Paulus memiliki gelar yang setara dengan gelar Doktor dalam Perjanjian Lama (Kisah 22:3) dan bepergian secara luas di dunia yang dipenuhi dengan budaya Helenistik. Semua ini pastinya meningkatkan kosa katanya. Lebih lanjut, ia diilhami oleh Allah (1 Kor. 2:3; lihat 1 Tim. 4:1): Ia tidak harus "meminjam" dari orang lain.
- 113 "Doksologi" berasal dari kata Yunani yang menggabungkan lo÷goß (logos, "kata") dan do÷xa (doxa, "pujian," "kehormatan", "kemuliaan"); itu adalah "kata pujian." Bandingkan doksologi dalam 6:15b, 16 dengan yang terdapat dalam 1:17.
- 114 Hendriksen, 206.
- 115 Keempat sifat itu (masing-masing diawali dengan huruf "i" [dalam bahasa Inggris]) diambil dari Stott, 159.
- 116 Bauer, 610-11.
- 117 Ini adalah kata yang darinya "dinasti" berasal.
- 118 Vine, Unger, and White, 46; Bauer, 263.
- 119 Vine, Unger, and White, 320; Bauer, 23.
- 120 Hal ini berlaku bagi "ke-Allahan" secara keseluruhan, sehingga itu juga berlaku untuk Kristus dan Roh Kudus. Lihat Roberts, 69.
- 121 Beberapa penulis berpendapat bahwa "terang yang tak terhampiri" ini mewakili kekudusan Allah, menunjukkan bahwa tidak ada orang berdosa yang tidak bertobat yang dapat mendekati Dia.
- 122 Kata yang diterjemahkan "kekal" adalah aijw÷nioß (aiōnios). Kata yang terkait aijw÷n (aiōn) muncul dalam 1:17.
- 123 Bauer, 565.
- 124 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary: New Testament, vol. 2 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 237.
- 125 Penggunaan "akhirnya" oleh Paulus dibahas secara lebih rinci mengenai Filipi 3:1 dan 4:8 dalam Jay Lockhart and David L. Roper, Ephesians and Philippians, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2009), 481-82, 551.
- 126 Gary W. Demarest, 1, 2 Thessalonians, 1, 2 Timothy, Titus, The Communicator's Commentary, vol. 9 (Waco, Tex.: Word Books, 1984), 225.
- 127 Seorang perempuan Kristen yang kaya berkata bahwa ia diselamatkan oleh huruf "m": yaitu perbedaan antara " not many (tidak banyak)" dengan " not any (tidak ada)."
- 128 Misalnya, Kisah 19:31 menyebutkan pejabat penting di Efesus ("beberapa pembesar yang berasal dari Asia") yang adalah teman-teman Paulus.
- 129 Stott, 161.
- 130 Parangellō muncul lima kali dalam 1 Timotius (1:3; 4:11; 5:7; 6:13, 17).
- 131 Bauer, 831.
- 132 Dalam teks Yunani, "dunia ini" secara harfiah "zaman sekarang ini."
- 133 Vine, Unger, and White, 304, 628.
- 134 Bauer, 319. Ungkapan yang sama digunakan untuk kata ini dalam 4:10.
- 135 Bruce B. Barton, David R. Veerman, and Neil Wilson, 1 Timothy, 2 Timothy, Titus, Life Application Bible Commentary (Wheaton, Ill.: Tyndale House Publishers, 1993), 138.
- 136 Lihat komentar tentang 5:6.
- 137 Ada kemungkinan bahwa Paulus secara halus sedang mencela pendekatan asket beberapa guru palsu yang mengajarkan bahwa daging sepenuhnya jahat dan apa saja yang menimbulkan kenikmatan harus disangkal (lihat komentar pada 4:3).
- 138 Perintah itu diberikan hanya dalam kasus-kasus ekstrim-misalnya, penguasa muda yang kaya (Mrk. 10:21). Perintah tersebut harus dipahami sebagai operasi rohani secara radikal.
- 139 Vine, Unger, and White, 273, 275.
- 140 Barclay, 137.
- 141 Paulus bicara tentang "dasar teguh [ qemelioß, themelios] yang diletakkan Allah" dalam 2 Timotius 2:19.
- 142 Beberapa naskah yang belakangan menulis "hidup yang kekal" di sini (lihat KJV; NKJV).
- 143 Ontōs, yang diterjemahkan "sebenarnya" dalam ayat ini, ditemukan tiga kali dalam pasal sebelumnya sebagai "benar-benar" (5:3, 5, 16).
- 144 Untuk contoh lain penggunaan kata seru ini oleh Paulus, lihat 6:11; Rom. 2:1, 3; 9:20; Gal. 3:1 dalam Alkitab KJV.
- 145 Bentuk phulassō diterjemahkan "camkanlah" dalam 5:21.
- 146 Bauer, 764. Pelbagai bentuk istilah Yunani ini juga digunakan dalam 2 Timotius 1:12, 14.
- 147 Salah satu cara ia akan melakukan itu adalah dengan mempercayakan mereka kepada orang-orang yang setia (2 Tim. 2:2).
- 148 Bebēlos diterjemahkan "yang tak beragama" dalam 1:9 dan "duniawi" dalam 4:7 (NASB).
- 149 Bauer, 539.
- 150 Vine, Unger, and White, 48.
- 151 Alih-alih "pengetahuan," Alkitab KJV menulis "ilmu pengetahuan," dari kata Latin untuk "pengetahuan."
- 152 Bauer, 88.
- 153 Vine, Unger, and White, 449.
- 154 Mereka yang berkeras pada tanggal abad kedua untuk penulisan 1 Timotius menekankan kata-kata antitesis dan gnōsis . Gnōsis adalah akar kata "Gnostikisme," dan seorang guru Gnostik menulis sebuah buku berjudul "Antitesis." Namun begitu, "hal-hal penting untuk ajaran bidat Gnostik … benar-benar tidak ditemukan dalam 1 Timotius" (Gordon D. Fee, 1 and 2 Timothy, Titus, A Good News Commentary [San Francisco: Harper & Row, 1984], 119).
- 155 Carl Spain, The Letters of Paul to Timothy and Titus, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1970), 105.
- 156 Vine, Unger, and White, 647.
- 157 Bauer, 311.
- 158 Kata bahasa Inggris "profess (Ind.: "menyatakan")" dan "confess (Ind.: "mengaku")" kadang-kadang digunakan secara dapat dipertukarkan, tapi kata Yunani yang diterjemahkan "menyatakan" (dari epangellō ) berbeda daripada kata yang biasanya diterjemahkan "mengaku" ( oJmologe÷w, homologeō). Kata benda "pengakuan" ( oJmologi÷an) muncul dalam 6:12, 13.
- 159 Bauer, 356. Kata benda "klaim" dalam 2:10 (NASB) diterjemahkan dari bentuk epangellomai .
- 160 Satu bentuk astocheō diterjemahkan "tidak sampai pada tujuan" dalam 1:6.
- 161 "Iman itu" adalah isi ajaran yang berpusat dalam iman kepada Yesus (lihat 3:9).
- 162 Satu-satunya surat lain yang Paulus akhirnya tanpa salam ini adalah suratnya kepada gereja Galatia.
- 163 Fee, 118.
- 164 Paulus mengakhiri setiap surat kepada Timotius dan Titus dengan cara yang sama.
- 165 Alkitab KJV menambahkan "Amin" di akhir surat itu. Kata itu ditemukan dalam beberapa naskah yang belakangan.
- 166 Pengecualian terhadap ini adalah jika seorang majikan meminta kita untuk melakukan sesuatu yang ilegal atau tidak bermoral (lihat Kisah 5:29).
- 167 Wayne E. Shaw, Pastoral Epistles, Solid Foundation Sermon Starters (Cincinnati: Standard Publishing Co., 1999), 27.
- 168 Sebuah diskusi yang lebih luas mengenai hal ini disertakan dalam beberapa komentar tentang Roma 14 dalam David L. Roper, Romans 8-16: A Doctrinal Study, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2014), 333-81.
- 169 The American Heritage Dictionary , 5th ed. (2012), s.v. "hireling."
- 170 Beberapa orang yang tuli tidak dapat bicara secara verbal.
- 171 Matius 10:32 adalah nas umum tentang mengakui Kristus dan tidak terbatas pada "pengakuan yang benar" sebelum baptisan, tetapi kebenaran umum dari nas ini berlaku bagi pengakuan kapan saja itu terjadi-sebelum baptisan atau ketika menjalani kehidupan Kristen.
- 172 Pernyataan ini mengasumsikan bahwa acuan itu adalah kepada penegasan Yesus kepada Pilatus. Pengakuan di hadapan Pilatus itu dibahas dalam hubungannya dengan 6:13. Ada kemungkinan bahwa orang lain hadir, tetapi hanya Pilatus yang disebutkan.
- 173 Ada kemungkinan, bahkan kemungkinan besar, pejabat penting itu sedang bepergian dengan sekelompok orang; tetapi hanya Filipus yang disebutkan hadir untuk pengakuan itu.
- 174 Misalnya, kita harus dibaptis untuk diselamatkan (Mrk. 16:16), tetapi "dibaptis" adalah ungkapan pasif. Artinya, itu bukan sesuatu yang kita lakukan, tetapi sesuatu yang dilakukan kepada kita. Oleh karena itu harus ada seprang pembaptis.
- 175 Yohanes Pembaptis menyuruh orang-orang itu mengakui dosa-dosa mereka sebelum ia membaptis mereka, tapi kita tidak memiliki catatan praktik ini sehubungan dengan baptisan Amanat Agung (lihat Mat. 28:18-20; Mrk. 16:15, 16). Kita, pada dasarnya, mengakui bahwa kita adalah orang berdosa ketika kita meminta untuk dibaptis; tapi itu bukan "pengakuan dengan mulut."
- 176 Bahkan jika kata-kata ini tidak terdapat dalam naskah asli Kisah Para Rasul, mereka secara tepat mencerminkan praktik gereja awal tentang apa yang diperlukan sebelum baptisan.
- 177 "Yesus" secara harfiah berarti "Allah menyelamatkan."
- 178 Dale Hartman, "Stewardship," khotbah ini dikhotbahkan di gereja Kristus Eastside, Midwest City, Oklahoma, 11 November 2012.
- 179 Guthrie, 130.
- 180 Coffman, 238.
- 181 Ibid., 237.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2018 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Timotius adalah seorang Kristen yang masih muda di Asia Kecil, yang telah
menjadi kawan dan pemb
SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Timotius adalah seorang Kristen yang masih muda di Asia Kecil, yang telah menjadi kawan dan pembantu Paulus dalam pekerjaan Paulus. Ayah Timotius seorang Yunani dan ibunya Yahudi. Dalam Surat Paulus Yang Pertama \\Kepada Timotius\\, dibentangkan tiga hal yang ada sangkut pautnya satu sama lain.
Pertama-tama ialah peringatan kepada Timotius terhadap ajaran-ajaran salah yang terdapat di dalam jemaat. Ajaran-ajaran itu merupakan campuran faham Yahudi dan faham bukan Yahudi berdasarkan kepercayaan bahwa semesta alam sudah jahat, dan keselamatan hanya dapat diperoleh kalau orang mempunyai pengetahuan tentang rahasia tertentu, dan mentaati peraturan- peraturan seperti misalnya peraturan tidak boleh kawin, pantang makanan- makanan tertentu dan lain sebagainya.
Kedua, ialah petunjuk-petunjuk kepada Timotius mengenai pengurusan jemaat dan mengenai ibadat. Dijelaskan baginya sifat-sifat orang yang boleh menjadi penilik dan pembantu jemaat. Akhirnya Timotius diajar mengenai bagaimana ia dapat menjadi seorang hamba Yesus Kristus yang baik dan mengenai tanggung jawabnya terhadap setiap golongan orang yang menjadi anggota jemaat.
Isi
- Pendahuluan
1Tim 1:1-2 - Petunjuk-petunjuk mengenai jemaat dan para pengurusnya
1Tim 1:3-3:16 - Petunjuk-petunjuk kepada Timotius mengenai pekerjaannya
1Tim 4:1-6:21
Ajaran: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti isi Kitab I Timotius dan melakukan kebenaran
Firman Tuhan dalam kehidupan mereka.
Pendahuluan
Penulis
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti isi Kitab I Timotius dan melakukan kebenaran Firman Tuhan dalam kehidupan mereka.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 63 Masehi.
Penerima : Seorang pendeta muda yang bernama Timotius, di kota Efesus. (Dan juga semua jemaat Kristen di dunia). Keadaan di jemaat Efesus: ada orang yang menjadi guru, tetapi tidak tahu Firman Allah. Mereka menyimpang dari ajaran Alkitab. Kehidupan rohani yang tidak bertumbuh. Juga ada persoalan-persoalan pribadi dan persoalan kepemimpinan dalam ibadah jemaat.
Isi Kitab: Kitab I Timotius terbagi atas 6 pasal. Kitab ini ditulis untuk meminta Timotius tetap tinggal di Efesus, agar Timotius menasehati orang-orang tertentu yang mengajarkan ajaran lain, dan membicarakan dongeng-dongeng yang justru membawa masalah bagi jemaat (/TB 1Tim
1:3-4). Tujuan khusus, ialah Paulus hendak menguatkan iman Timotius karena mungkin banyak orang tidak mau mendengarkan Timotius. Mereka itu adalah orang-orang yang mau menjadi pemimpin tetapi sebenarnya tidak mengenal Firman Allah.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Timotius
Pasal 1 (1Tim 1:1-20).
Pengajaran tentang tugas seorang pendeta jemaat setempat
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 1:1-2. _Tanyakan_: Siapakah yang memerintahkan Rasul Paulus untuk memberitakan Injil? Siapakah yang memerintahkan saudara untuk memberitakan Injil?
- Bacalah pasal 1Tim 1:3-10. _Tanyakan_: Apakah yang harus dikerjakan oleh Timotius (tugas- tugas yang harus ia laksanakan)? Apakah saudara seorang pendeta? Bagaimanakah caranya Timotius menghadapi pengajar-pengajar sesat? Bagaimanakah caranya saudara menghadapi pengajaran-pengajaran yang sesat?
Pasal 2 (1Tim 2:1-15).
Pengajaran tentang ibadah jemaat dan sikap di dalam beribadah
Dalam bagian ini dijelaskan mengenai isi doa anggota jemaat dan bagaimana sikap laki-laki ketika beribadah dan bagaimana sikap seorang perempuan di dalam ibadah.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 2:1-7. _Tanyakan_: Apakah yang dikehendaki. Allah dari doa anggota jemaat? Apakah isi doa jemaat yang diperintahkan dalam ayat-ayat itu?
- Bacalah pasal 1Tim 2:8-15. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap seorang laki-laki ketika beribadah kepada Allah? Bagaimanakah sikap seorang wanita ketika beribadah dalam kebaktian? Apakah perhiasan yang indah di hadapan Tuhan?
Pasal 3 (1Tim 3:1-16).
Pengajaran tentang syarat-syarat pekerja-pekerja gereja (Penatua/diaken)
Dalam bagian ini Rasul Paulus memberikan syarat-syarat seseorang yang akan dipilih menjadi pekerja-pekerja gereja, penatua, dan diaken. Tetapi walaupun demikian syarat-syarat ini juga merupakan pembuktian kedewasaan rohani setiap orang Kristen.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 3:1-7. _Tanyakan_: Sebutkanlah dengan lengkap semua syarat seorang penilik jemaat dan apakah hal itu ada pada saudara.
- Bacalah pasal 1Tim 3:8-13. _Tanyakan_: Sebutkanlah dengan lengkap semua syarat untuk menjadi seorang diaken dan apakah hal itu sudah ada pada saudara.
Pasal 4-6 (1Tim 4:1-6:21).
Pengajaran tentang kehidupan seorang hamba Tuhan dan setiap orang Kristen
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa seorang hamba Tuhan haruslah menjadi seorang hamba Tuhan Yesus Kristus yang baik, yaitu tekun dalam mengajar dan setia kepada kebenaran Firman Allah. Dan kehidupannya haruslah dapat menjadi teladan setiap orang, khususnya dalam pergaulannya dengan semua anggota jemaat.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 4:1-16. _Tanyakan_: Apakah yang dikatakan oleh Roh Kudus pada hari kemudian? Lihat ayat 1-4 (1Tim 4:1-4). Apakah yang diperintahkan dalam ayat 11-12? (1Tim 4:11-12) Apakah hal itu sudah saudara lakukan?
- Bacalah pasal 1Tim 5:1-16. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap terhadap seorang janda?
- Bacalah pasal 1Tim 5:17-24. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap terhadap penatua-penatua yang baik? (lihat ayat 17; 1Tim 5:17) Bagaimanakah sikap terhadap tuduhan yang dijatuhkan orang lain kepada seorang penatua?
- Bacalah pasal 1Tim 6:2-10. _Tanyakan_: Apakah nasehat tentang bersilat lidah? Apakah akibat daripada memburu uang? (lihat ayat 10; 1Tim 6:10).
- Apakah akhir kitab ini? (Bacakan pasal 1Tim 6:19-20).
II. Kesimpulan
Dalam I Timotius diajarkan dengan jelas akan kehidupan dari setiap orang Kristen dalam melayani jemaat atau Gereja, baik ia seorang pendeta, penatua, maupun anggota jemaat biasa. Ada empat hal penting yang Rasul Paulus ingatkan kepada Timotius:
- _Larilah_ dari pertengkaran/pertentangan dan cinta akan uang.
- _Carilah_ buah-buah Roh.
- _Lawanlah_ ajaran sesat dengan iman yang teguh.
- _Peliharalah_ Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus, denga melaksanakannya dalam sukacita.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab I Timotius?
- Apakah jabatan Timotius?
- Bagaimanakah keadaan jemaat saudara? Apakah jemaat saudara suda menuruti Firman Allah yang ada dalam I Timotius?
- Sudahkah saudara mengajarkan/berusaha melakukan syarat-syarat atau tanda tanda orang Kristen yang dewasa dalam rohani? (lihat pasal 1Tim 3:1-13).
Intisari: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Buku pegangan untuk para pemimpin Kristen
SURAT PENGGEMBALAAN.Tiga pucuk surat, I dan II Timotius serta Titus, dikenal sebagai surat penggembalaan, s
Buku pegangan untuk para pemimpin Kristen
SURAT PENGGEMBALAAN.
Tiga pucuk surat, I dan II Timotius serta Titus, dikenal sebagai surat penggembalaan, sebab sebagian besar isinya merupakan nasihat yang diberikan oleh seorang gembala yang dewasa kepada orang-orang yang lebih muda yang untuk gilir berikutnya akan membimbing orang-orang lain untuk memikul tugas penggembalaan jemaat.
TIMOTIUS.
Ayah Timotius adalah seorang Yunani, tetapi ibunya seorang Yahudi. Ia bertobat pada usia kurang lebih lima belas tahun, ketika Rasul Paulus mengunjungi kota asalnya, Listra (Kis 16:1-3; 1Tim 1:2). Tujuh tahun kemudian ia ikut dalam pelayanan penginjilan Paulus dan terjalinlah hubungan persahabatan yang sangat erat antara Paulus yang saat itu sudah berumur kira-kira tujuh puluh tahun dengan rekannya yang lebih muda. Setelah pemenjaraan Paulus yang pertama, ia mengunjungi beberapa tempat antara lain Efesus, dan karena tidak dapat lama berada di sana ia meninggalkan Timotius untuk memikul pelayanan di sana. Ketika ditinggal sendirian Timotius mendapatkan ujian yang sangat berat, karena sebelumnya ia sangat bergantung kepada nasihat Paulus. Sifatnya agak pemalu dan peka. Paulus menulis surat kepadanya dari Korintus untuk mendorong dia dan memberikan beberapa nasihat. Ayat kunci kitab ini adalah 1Ti 3:15. Paulus sangat ingin melihat anak rohaninya memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin Kristen. Ia berkeinginan supaya dalam segala hal Timotius dapat memberi teladan kepada jemaat yang mengharapkan kepemimpinannya (1Tim 4:12).
CIRI-CIRI KHUSUS.
Ada beberapa kata dan frasa yang hanya terdapat dalam surat-surat penggembalaan, seperti 'Allah Juruselamatku' (1Tim 1:1; 2:3; 4:10; Tit 1:3; 2:10, 13; 3:4) dan petunjuk-petunjuk pada 'peribahasa' yang perlu mendapat perhatian khusus (1Tim 1:15; 3:1; 4:9, 10; 2Tim 2:11-13; Tit 3:8). Surat-surat penggembalaan ini senantiasa menjadi sumber pembangkit semangat dan nasihat praktis bagi para pekerja Kristen.
Pesan dan Penerapan
1. Gereja harus diperingatkan terhadap ajaran sesat.o Ajaran sesat sudah merupakan ancaman sejak permulaan (13-7) dan seringkali
sangat erat hubungannya dengan tingkah laku yang salah. 1Ti 1:8-11
o Kehidupan yang diubahkan oleh kasih karunia Allah merupakan jawaban yang
paling efektif. 1Ti 1:12-17
o Guru-guru palsu perlu didisiplin. 1Ti 1:20
2. Pentingnya doa.
o Doa harus melibatkan semua orang. 1Ti 2:1
o Doa untuk para penguasa merupakan prioritas. 1Ti 2:2
o Doa harus didukung dengan hidup yang sesuai. 1Ti 2:8-10
3. Petunjuk-petunjuk untuk para penilik jemaat.
o Penilik jemaat harus orang yang tak bercacat dalam masyarakat dan kehidupan
keluarganya terhormat. 1Ti 3:1-7
o Para diaken harus memiliki moral yang tak bercela dan memenuhi persyaratan
rohani. 1Ti 3:8-13
4. Seorang pendeta harus...
o Memiliki kearifan rohani. 1Ti 4:1-5
o Memberi petunjuk yang jelas tentang ajaran sesat. 1Ti 4:6, 7
o Memperhatikan nilai kesalehan. 1Ti 4:8-10
o Menjadi teladan bagi jemaat. 1Ti 4:11-15
o Mengatur prioritas yang tepat. 1Ti 4:16
o Berhati-hati memperlakukan orang lain.1Ti 5:1-22
o Menyiagakan kesehatan yang baik. 1Ti 5:23
5. Pesan terakhir.
o Praktislah dalam pengajaran. 1Ti 6:1, 2
o Jauhilah ketamakan akan harta. 1Ti 6:6-10
o Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar. 1Ti 6:12
o Bertekunlah dalam panggilan. 1Ti 6:20
Tema-tema Kunci
1. Ajaran sesat.
Perjanjian Baru penuh dengan peringatan terhadap ajaran sesat. Dunia dewasa ini sedang ditantang oleh berbagai macam 'isme' dan 'ideologi'. Dalam zaman yang mudah bertoleransi ini, peringatan para rasul perlu mendapatkan perhatian yang serius. Ketulusan saja tidak cukup: kita harus 'menguji roh-roh itu' (1 Yoh. 4:1). Perhatikan berbagai petunjuk dalam Perjanjian Baru tentang guru-guru palsu - (misalnya, Kis 20:28-30; Mat 24:4, 5, 23, 24; 2Yoh 1:7-11). Kegagalan untuk mengerti siapa dan apa yang dilakukan oleh Kristus merupakan akar dari hampir semua ajaran palsu - mengenai hal ini - lihat 1Timotius 3:16.
2. Doa.
Seringkali doa-doa kita hanya terbatas untuk lingkungan keluarga dekat saja, tetapi di sini kita didorong untuk berdoa jauh lebih luas lagi. Para penguasa harus mendapat tempat yang istimewa dalam doa-doa kita. Perlu juga diingat bahwa penguasa pada masa itu adalah Kaisar Nero! Di dalam doa kita berhubungan langsung dengan Allah, tetapi jika doa-doa kita ingin berhasil maka doa-doa itu harus didukung dengan kehidupan yang 98 sepadan. Tangan yang kita angkat untuk berdoa haruslah 'tangan-tangan yang kudus'. Perhatikanlah sikap praktis dan cara-cara untuk memastikan bahwa doa-doa kita tidak menjadi picik. Kapan kita terakhir berdoa untuk para pemimpin pemerintah kita?
3. Kepemimpinan.
Jika gereja ingin memuliakan Allah, maka gereja itu harus mempunyai pola kepemimpinan yang benar. Perhatikan persyaratan rohani dan moral yang ditekankan oleh Rasul Paulus. Perhatikan juga bahaya mengangkat petobat baru untuk menduduki posisi yang menuntut tanggung jawab (1Tim 3:6). Bandingkan persyaratan bagi para penatua dan diaken. Perhatikan penekanan pada kehidupan rumah tangga yang baik dan juga pada reputasi pemimpin itu dalam dunia sekuler. Apakah kelemahan gereja merupakan sebagian pencerminan dari kepemimpinannya? Apakah kita cukup berhati-hati dalam memastikan bahwa para pemimpin itu memenuhi persyaratan yang dituntut dalam Perjanjian Baru? Apakah metode pengangkatan pemimpin gereja kita cukup mampu untuk menetapkan orang-orang yang tepat?
Garis Besar Intisari: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) [1] PERLUNYA PENGAJARAN YANG BENAR 1Ti 1:1-20
1Ti 1:1-2Salam
1Ti 1:3-11Peringatan yang tepat waktu
1Ti 1:12-17Kesaksian pribadi
1Ti 1:18-20Tug
[1] PERLUNYA PENGAJARAN YANG BENAR 1Ti 1:1-20
1Ti 1:1-2 | Salam |
1Ti 1:3-11 | Peringatan yang tepat waktu |
1Ti 1:12-17 | Kesaksian pribadi |
1Ti 1:18-20 | Tugas yang serius |
[2] PERLUNYA DOA 1Ti 2:1-15
1Ti 2:1-8 | Orang Kristen yang berdoa |
1Ti 2:9-15 | Pelayanan kaum wanita |
[3] PERLUNYA KEPEMIMPINAN YANG BAIK 1Ti 3:1-16
Syarat-syarat yang diperlukan dari seorang pemimpin Kristen.
[4] PERLUNYA KEARIFAN ROHANI 1Ti 4:1-16
1Ti 4:1-6 | Untuk memberi peringatan kepada orang lain |
1Ti 4:7-16 | Untuk melatih disiplin diri |
[5] PERLUNYA PETUNJUK-PETUNJUK PRAKTIS 1Ti 5:1-25
Bagaimana menghadapi berbagai kelompok yang berbeda.
[6] PERLUNYA SIKAP-SIKAP YANG BENAR 1Ti 6:1-21
1Ti 6:1, 2 | Di pihak hamba |
1Ti 6:3-21 | Berbagai petunjuk |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi